Cabai Merah Turun, Namun Rencana Kenaikan Harga Tiket Pesawat Bisa Buyarkan Target Deflasi

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Harga cabai di Sumut kembali mencatatkan penurunan. Harga cabai merah di kota Medan terpantau turun di kisaran 75 ribu hingga 80 ribu per Kg. Sejauh ini harga cabai merah terpantau yang paling mahal ada di Gunung Sitoli, yang mencapai 87.500 per Kg. Namun di banyak kota lainnya di Sumut. Harga cabai merah mengalami penurunan dalam rentang harga yang tak jauh berbeda dengan kota Medan.

“Penurunan harga cabai merah ini masih berpeluang terjadi hingga akhir bulan Agustus ini. Saya memperkirakan harga cabai merah nantinya bisa bergerak dalam rentang 50 hingga 70 ribu per Kg. Penurunan harga cabai merah ini akan memberikan sumbangsih besar terhadap pembentukan deflasi di wilayah Sumatera Utara,” kata Pengamat Ekonomi Sumatera Utara, Gunawan Benjamin, Rabu (10/8/2022).

Terlebih sebelumnya, jelas Benjamin, harga cabai rawit dan bawang merah juga mengalami penurunan. Dalam pekan ini harga daging ayam juga turun. Sejauh ini harga cabai rawit berada di kisaran 35 hingga 40 ribuan per Kg. meskipun dibeberapa kota seperti Padang Sidempuan dan Sibolga harga cabai rawit berada di kisaran 50 ribuan per Kg.

Sementara itu, lanjutnya, harga bawang merah di sidempuan maupun Sibolga berada di kisaran 43 hingga 47 ribu per Kg. Namun, di kota Medan harganya sudah mencapai 30 hingga 35 ribuan per Kg. Sudah jauh lebih baik dibandingkan dengan harga pada bulan Juli lalu. Namun TPID sepertinya belum tenang dengan realisasi penurunan harga cabai tersebut.

“Karena masih ada ancaman dari potensi kenaikan harga tiket pesawat. Ini berpeluang membuyarkan ekspektasi terciptanya deflasi di bulan agustus. Saya juga tengah mengkuatirkan hal yang sama. Yakni kenaikan harga tiket pesawat, yang pada akhirnya membuat penurunan harga pangan di Sumut tertutupi, sehingga yang muncul justru inflasi,” jelas Benjamin.

Walau demikian, kata Benjamin, sejauh ini saya memproyeksikan bahwa Sumut masih akan berpeluang untuk mencetak inflasi di tahun 2022 dalam rentang 4.6% hingga 4.9%. Belum banyak perubahan namun akan terus kita pantau dan kita lakukan evaluasi.

“Tugas pengendalian Inflasi sejauh ini masih cukup berat. Sekalipun musim panen akan datang, tetapi sepertinya semua belum seperti seuai harapan kita. Karena masih banyak masalah lain yang ditimbulkan dari kenaikan harga energy dan pangan dunia serta perang, terhadap pembentukan harga kebutuhan masyarakat di tanah air,” pungkasnya. (red)

- Advertisement -

Berita Terkini