Golongan Orang-Orang yang Tak Akan Merugi

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Jika kita baca dan renungkan firman Allah Swt. yang disebutkan dalam Al-Qur’an Surah ke 103 (Al ‘Ashr) ayat pertama sampai ayat ketiga, maka kita akan menemukan suatu pelajaran yang sangat berharga. Di mana di dalam firman Allah tersebut, disebutkan bahwasanya dalam suatu masa kehidupan ini manusia dalam keadaan yang sangat merugi, kebinasaan dan dalam suatu kehancuran. Akan tetapi, ada beberapa golongan yang Allah kecualikan bahwa golongan tersebut tidak masuk dalam manusia yang merugi.

Golongan-golongan yang dimasudkan oleh Allah Swt. itu adalah, pertama, golongan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih. Kedua, golongan yang sering nasihat-menasihati, ingat-mengingatkan supaya supaya terus menaati kebenaran. Yang terakhir, ketiga, golongan yang saling nasihat-menasihati juga supaya menetapi kesabaran.

Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan maksud dari pada firman Allah Swt. atau maksud dari pada golongan-golongan yang dikecualikan tersebut sebagai berkut:

Demi Masa (ayat 1). Maksud dari Al ‘Ashr (demi masa) itu adalah waktu yang padanya terjadi seluruh gerak-gerik anam Adam, yang baik maupun yang buruk. Malik dari Zaid bin Aslam berkata: “Maksudnya adalah waktu Ashar.” Pendapat yang masyur adalah pendapat yang pertama.

Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian (ayat 2). Maksudnya, dengan masa itu Allah bersumpah bahwa manusia benar-benar dalam kerugiaan atau kebinasaan dan kehancuran.

Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih (ayat 3). Di sini Allah memberi pengecualiaan dari kerugian, yaitu kepada orang-orang yang beriman dengan hari mereka, kemudiaan keimanan itu diuangkapkan dengan perbuatan-perbuatan baik (amal shalih). Dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran (sambungan ayat 3). Maksudnya, menasihati dalam rangka melaksanakan perintah Allah serta meninggalkan larangan dari Allah Swt. dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran (sambungan ayat 3). Maksudnya adalah ketika menghadapi berbagai macam musibah, takdir, serta bersabar bagi mereka yang disakiti saat melakukan amar ma’ruf nahi munkar.

Jika kita perhatikan di dalam tafsir Al Azhar yang disusun oleh Buya Hamka mengatakan bahwa, “Sesungguhnya manusia itu adalah di dalam kerugian” (ayat 2), bermaksud, di dalam masa yang dilalui itu nyatalah bahwa manusia hanya rugi selalu. Dalam hidup melalui masa itu tidak ada keuntungan sama sekali. Hanya rugi jua yang didapati. Sehari mulai lahir ke dunia, di hari dan sehari itu usia sudah berkurang satu hari. Setiap hari dilalui, sampai hitungan bulan dan tahun, dari muda ke tua, hanya kerugian jua yang dihadapi.

Di waktu kecil senanglah badan dalam pangkuan ibu, itupun rugi karena belum merasai arti hidup. Setelah mulai dewasa bolehlah berdiri sendiri, beristeri atau bersuami. Namun kerugianpun telah ada. Sebab hidup mulai bergantung kepada tenaga dan kegiatan sendiri, tidak lagi ditanggung orang lain. Dan berlanjut kepada tahap selanjutnya sampai kita mati. Kerugianlah seluruh masa hidup itu.

“Kecuali orang-orang yang beriman” (Pangkal ayat 3). Maksudnya, yang tidak merasakan kerugiaan dalam masa hanyalah orang-orang yang beriman. Orang-orang yang mempunyai kepercayaan bahwa hidupnya ini adalah atas kehendak Yang Maha Kuasa. Manusia datang ke dunia ini sementara waktu. Namun masa yang sementara itu dapat diisi dengan baik karena ada kepercayaan, ada tempat berlindung. Iman menyebabkan manusia menyebabkan insyaf dari mana ia datangnya. Iman menimbulkan keinsyafan guna apa dia hidup di dunia ini, yaitu untuk berbakti kepada Maha Pencipta dan kepada sesama manusia. Iman menimbulkan keyakinan bahwasanya sesudah hidup yang sekarang ini ada lagi hidup. Itulah hidup yang sebenarnya, hidup yang baqa. Di sana kelak segala sesuatu yang kita lakukan semasa hidup di dunia akan diberi nilainya oleh Allah.“dan beramal shalih”, bekerja yang bauk dan berfaedah. Sebab hidup itu adalah suatu kenyataan dan matipun suatu kenyataan pula, dan manusia yang dikeliling kita pun suatu kenyataan pula. Yang baik terpuji di sini, yang buruk adalah merugikan diri sendiri dan merugikan orang lain. Sinar iman yang tumbuh dalam jiwa itu dan telah menjadi keyakinan, dengan sendirinya menimbulkan perbuatan yang baik.

“Dan nasihat-menasihati dengan kebenaran,” karena nyatalah bahwa hidup yang bahagia itu adalah hidup bermasyarakat. Hidup nafsi-nafsi (individual-pen) adalah hidup yang sangat rugi. Maka hubungkanlah tali kasih-sayang dengan sesama manusia, beri-memberi ingat apa yang benar. Supaya yang benar itu dapat dijunjung tinggi bersama. Ingat-memperingatkan pula mana yang salah, supaya yang salah itu sama-sama dijauhi.

“Dan nasihat-menasihati dengan kesabaran” (ujung ayat 3). Tidaklah cukup kalau hanya pesan-memesan atau nasihat-menasihati tentang nilai-nilai kebenaran. Sebab hidup di dunia ini itu bukanlah jalan yang datar saja. Kerap kali kaki ini terantuk duri dan teracung kerikil. Cobaan, musibah dan ujian selalu ada. Kesusahan kadang-kadang sama banyaknya dengan kemudahan. Banyaklah orang-orang yang merugi karena tidak tahan menempuh kesukaran dan halangan hidup. Dia rugi sebab dia mundur. Atau dia rugi sebab dia tidak berani maju. Dia berhenti di tengah perjalanan. Padahal berhenti artinya mundur. Sedang umur berkurang juga. Maka kebaran adalah kunci kekuatan dan menjadi motivasi kehidupan, bahwasanya Allah bersama orang-orang yang sabar.

Di dalam Al-Qur’an banyak diterangkan bahwa kesabaran hanya dapat dicapai oleh orang-orang yang kuat jiwanya. (QS. Fushshilat; 41;35).

Maka dari pengecualiaan yang dimaksudkan itu, golongan orang-orang yang beriman yang beramal shalih, nasehat-menasihati dalam kebenaran dan nasehat-menasehati untuk dalam kesabaran, kerugian yang mengancam masa hidup ini pastilah dapat dielakkan. Kiranya kita termasuk golongan orang-orang yang dimaksudkan firman Allah tersebut. Isnya Allah. Renungan Jumat, Ibnu Arsib

Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Hukum UISU Medan dan Instruktur HMI Cabang Medan.

- Advertisement -

Berita Terkini