Permintaan Turun, Harga Telur Turun, Merugi

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Ditengah pandemi corona belakangan ini, yang telah memicu terjadinya pelemahan daya beli. Muncul keluhan sejumlah peternak yang dirugikan karena harga daging ayam maupun harga terlur ayam mengalami penurunan. Saat ini keluhan yang seringsaya dengar datang dari sejumlah peternak ayam yang mengeluhkan harga telur anjlok.

“Konsumsi masyarakat untuk telur ayam mengalami penurunan. Setelah wabah corona menghantam dan membuat banyak agenda pesta dan rapat dibatalkan, hingga banyak ditutupnya usaha kuliner di tanah air. Kondisi kian memburuk setelah sejumlah wilayah juga memberlakukan PSBB. Tren konsumsi atau permintaan telur di wilayah Sumut maupun wilayah lainnya mengalami penurunan,” ujar Analis Pasar Keuangan Gunawan Benjamin di Medan, Selasa (5/5/2020).

Benjamin mengungkapkan, banyak peternak telur ayam di SUMUT yang mengeluhkan beban biaya produksi yang tinggi. Mulai dari harga bibit indukan ayam (day old chicken/DOC) yang bertahan dikisaran 12.500-an per ekor, pakan ternak yang mahal hingga penjualan yang turun. Kondisi tersebut membuat peternak mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan operasional usahanya.

“Peternakpun berharap pemerintah bisa memberikan keringanan bagi para peternak. Sejauh ini banyak peternak mandiri yang berharap ada subsidi langsung ke peternak dalam bentuk apapun. Karena tidak sedikit peternak menyatakan untuk lebih memilih menutup usahanya sementara, dibandingkan mempertahankan usahanya ditengah tekanan ekonomi saat ini.

Jika dilakukan penutupan, maka indukan ayam milik peternak akan dijual di pasar dan dijadikan sebagai ayam potong. “Pandemi corona telah memukul banyak peternak saat ini. Dan belum tahu kapan masalah pandemic ini akan berakhir dan memulihkan usaha ternak ayam di wilayah Sumut,” kata Benjamin. Berita Medan, Fahmi

- Advertisement -

Berita Terkini