Penyebab Kriminalitas Anak : Kurang Kasih Sayang dan Pengakuan Sosial

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Solusinya berdasarkan pendekatan pemahaman Q.S. at-Tahrim [66] Ayat 6. “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu ……..”.

Dari makna ayat diatas, dapat kita pahami beberapa solusi untuk pemecahan masalah tersebut:

  • Orangtua harus lebih banyak meluangkan waktunya bersama anak, sehingga anak mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang lebih dari orangtuanya. Hal tersebut dapat mengurangi potensi anak-anak melakukan suatu tindakan Kriminal.
  • Orangtua harus mengajarkan anak-anaknya norma-norma agama dan aturan-aturan hidup bermasyarakat, sehingga anak mengetahui hal-hal yang tidak patut dilakukan.
  • Orangtua juga harus menjadi contoh atau tauladan yang baik untuk anak-anaknya.
  • Orangtua harus bersikap tegas ketika seorang anak telah melakukan suatu penyimpangan.

Artikel Penyebab Kriminalitas Anak : Kurang Kasih Sayang dan Pengakuan Sosial.

Penyebab anak melakukan kriminalitas dilatarbelakangi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut terbagi 2, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari keluarga. Contoh kasusnya : WA (15), perempuan remaja asal Jambi, harus menerima kenyataan pahit divonis enam bulan penjara oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Muara Bulian, Batanghari Jambi, karena perkara aborsi.

WA, korban perkosaan kakak kandungnya sendiri, AA (18), ditangkap Polres Batanghari setelah warga menemukan mayat bayi perempuan di kebun sawit pada Rabu (30/05/2018).

Vonis terhadap WA sontak memancing polemik. Selain korban perkosaan, usia WA masih di bawah umur. Terlebih lagi, aborsi yang dilakukan WA atas sepengetahuan ibunya, AD, yang memberikan WA jamu tradisional serta memijat perutnya.

Dari kasus di atas dapat kita ketahui, bahwa kedua anak tersebut tidak mendapatkan perhatian khusus atau kasih sayang dari keluarganya. Sehingga, mereka melakukan suatu penyimpangan sosial. Tidak adanya pengendalian diri yang kuat, juga merupakan salah satu pemicu mereka berani melakukan tindakan kriminalitas tersebut.

Seperti sekarang ini, banyak kita lihat para orangtua lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bekerja daripada berkumpul bersama anak-anak dan keluarganya. Para orangtua seringkali pergi bekerja di kala anaknya belum bangun, dan pulang kerja ketika si anak telah tertidur. Anak-anak yang berada dalam kondisi seperti itu, mencari kebahagiaan dengan cara yang salah. Berikut beberapa contohnya, anak-anak yang banyak menghabiskan waktunya untuk menonton lewat sosial media dan internet yang di dalamnya menayangkan konten-konten pornografi. Anak-anak tersebut secara tidak sadar menganggap perilaku yang mereka lakukan adalah suatu hal yang normal. Anak-anak tersebut juga banyak yang terjerumus ke dalam pergaulan bebas dan narkoba. seringkali mereka juga terlibat dalam balap liar dan tawuran.

Dari kasus-kasus di atas, dapat disimpulkan bahwa orangtua atau keluarga berperan penting dalam mendidik anak. Unsur pertama pembentuk karakter anak adalah keluarga terdekatnya, yaitu kedua orangtua. Jadi, kriminalitas yang dilakukan anak-anak di bawah umur itu terjadi karena kurangnya peran orangtua dalam mendidik dan memberi kasih sayang kepada anak.

Penulis: Rahmah Zuhriyah dan Salsabila Ananda

- Advertisement -

Berita Terkini