AHY dan Anggiat seperti 11 dan 12

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Mencermati gejolak Partai Demokrat akhir-akhir ini mengingatkan saya pada pemilu 2009.

Pada saat itu SBY berkuasa karena memenangkan pemilu 2004, pada saat itu Partai Demokrat yang digagas dan didirikan almarhum Vence Rumangkang sebagai salah satu partai pengusung.

Pada saat pemilu 2009 media di Indonesia diwarnai oleh iklan kampanye Partai Demokrat “Katakan Tidak! Pada Korupsi”. Namun kenyataannya beberapa kader Partai Demokrat terjerat kasus korupsi.

Kemudian pada saat ramainya diperbincangkan mengenai pendiri Partai Demokrat yang diakui didirikan oleh SBY, saya coba melihat 99 nama pendiri Partai Demokrat. Ternyata dari 99 nama pendiri Partai Demokrat tidak ada nama SBY maupun keluarganya.

Terakhir atas pernyataan AHY mengenai ada seniornya di TNI yang memberikan masukan kepadanya tentang Moeldoko. Saya melihat pernyataan AHY hampir sama dengan Anggiat Pasaribu yang sempat bersoal dengan Arteria, keduanya tidak beda jauh seperti 11 dan 12. Pernyataan Anggiat mengenai anak Jenderal Bintang tiga ternyata tidak dapat dibuktikan, begitupula dengan AHY sampai saat ini belum dapat membuktikan siapa seniornya di TNI yang memberikan informasi kepadanya mengenai Moeldoko. Ungkapan dari sang senior di TNI yang disampaikan kepada publik sampai-sampai harus menodai institusi peradilan dan mencederai martabat seorang hakim.

Jangan sampai penilaian sebahagian masyarakat selama ini kepada Trio Yudhoyono sebagai pembohong semakin melekat karena pernyataan-pernyataan yang tidak dapat dibuktikan.

Andika harus turun tangan, jangan diam saja karena AHY sudah membawa-bawa nama institusi TNI yang sudah merendahkan martabat seorang hakim.

Penulis : Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando EMaS

- Advertisement -

Berita Terkini