Sambut Pesparani, Bimas Katolik Bentuk LP3KN

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Jakarta – Ditjen Bimas Katolik dijadwalkan akan menggelar even Pesta Paduan Suara Gerajani (Pesparani) pada tahun 2018. Untuk keperluan tersebut, Bimas Katolik telah membentuk Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Nasional (LP3KN).

Hal ini disampaikan Dirjen Bimas Katolik Esusabius Binsasi pada Pertemuan Pembentukan Pengurus LP3K (Munas) yang diselenggarakan 13 – 16 Juni di Jakarta. Pertemuan ini dihadiri oleh unsur Pemerintah dan Gereja Katolik seluruh Indonesia.

Dalam kesempatan itu, Eusabius Binsasi menyampaikan bahwa Peraturan Menteri Agama tentang pelaksanaan Pesparani Tingkat Nasional sudah terbit.

“Payung hukum ini lahir karena kerja keras semua pihak yang saling berkoordinasi untuk mewujudkan impian umat Katolik di Indonesia,” ujarnya, Selasa (13/6).

Menurut Esusabius Binsasi, lahirnya PMA ini bukan sekadar ikut-ikutan agama lain yang sudah menyelenggarakan kegiatan sejenis pada tingkat nasional sejak dulu. Lebih dari itu, PMA ini dikeluarkan untuk mengakomodir pembinaan umat Katolik di Indonesia.

“Bahwa masyarakat Katolik sebagai bagian integral dari bangsa ini ingin menunjukkan eksistensi dirinya sebagai anak bangsa,” ujar Dirjen.

Setelah PMA Nomor 35 Tahun 2016 ditetapkan, Esusabius Binsasi mengajak umat Katolik untuk menjalin sinergi dengan pihak terkait seperti Kementerian Keuangan agar dapat mengalokasikan anggaran yang memadai.

Selain itu, kerjasama juga perlu dijalin dengan pihak Pemda Provinsi calon tuan rumah. Termasuk kerjasama dengan Gereja Katolik untuk terus membina kehidupan beragama umat Katolik.

“Dari situ, diharapkan terwujud masyarakat Katolik yang beriman, berakhlak mulia dan bermoral serta terlibat aktif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai dengan dasar negara kita Pancasila,” tuturnya.

Ketika Pesparani mulai dilaksanakan, Eusabius mengaku yakin masyarakat Katolik akan semakin terlibat aktif dalam kehidupan menggereja. Mereka akan sibuk berlatih lagu-lagu, sibuk latihan mazmur, dan sibuk latihan membaca Kitab Suci.

“Ketika umat Katolik sibuk dengan hal-hal yang mulia, maka itu akan berpengaruh pada penurunan penggunaan narkoba, parbuatan maksiat, minum mabuk atau perbuatan lainya yang mengganngu ketenteraman bersama maupun keselamatan dirinya sendiri,” tutupnya. (ka)

- Advertisement -

Berita Terkini