Cipayung Medan Ajak Mahasiswa Terus Menjaga Keutuhan Pancasila

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Laporan: Wahyu Panjaitan

MUDANews.com, Medan (Sumut) – Dewasa ini, sering kali terjadi gesekan antar agama, suku, ras dan juga budaya. Hal tersebut bisa terjadi karena tidak terjaga dengan utuh Pancasila sebagai landasan berbanngsa dan bernegara.

Hal ini disampaikan Cipayung Kota Medan (GMKI, HMI, GMNI) saat menggelar Konferensi Pers di Aceh Corner Komplek MMTC Jalan Slamet Kataren Kecamatan Medan Tembung Pada Kamis (12/1) sore.

“Suatu tatanan hidup yang baik tidak akan tercapai ketika kita tidak sama-sama bersuara dan bertindak untuk mengawal keutuhan pancasila sebagai landasan berbangsa dan bernegara” kata Ketua Umum Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Maman Silaban.

Maman juga menegaskan Cipayung Kota Medan akan terus berkomitmen menjaga keutuhan Pancasila dan juga mengawal semua kebijakan-kebijakan Jokowi-JK agar semua kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintahan ini terus selalu mengedepankan Pancasila

“Kita bisa duduk dan berdiskusi saat ini juga atas dasar persatuan,Keadilan dan juga rasa kepedulian kita terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana yang tertuang dalam Pancasila,”tambahnya.

Sedangkan Ketua Umum HMI Cabang Medan, Mustafa Habib mengatakan bahwa kelompok Cipayung Medan akan terus berdiri diatas kepentingan rakyat, bukan berdiri diatas kepentingan kekuasaan.

“Ketika rakyat Indonesia hari ini merasakan penderitaan maka kami akan menjadi garda terdepan untuk membela hak-hak yang seharusnya diperoleh oleh rakyat, karena kami lahir untuk rakyat,” tegasnya.

“Kalau kita terus menegakkan dan menjalankan pancasila dengan baik maka kemiskinan, pendidikan yang tidak merata, kesenjangan sosial tidak akan tinggi seperti sekarang ini. Karena lima butir pancasila itu tidak membenarkan hal-hal yang bentuknya penindasan,” sambung Ketua Umum GMKI Medan Valentino Panjaitan.

Selanjutnya Valentino juga mengatakan bahwa persoalan kebangsaan saat ini adalah bukan perbedaan agama, ras, suku dan juga budaya, namun persoalan terbesar bangsa saat ini adalah bagaimana melawan kemiskinan, melawan kebodohan dan juga melawan KKN.

“Kita sebagai kaum intelektual harus terus memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa musuh bersama kita adalah tiga hal itu, kemiskinan, kebodohan dan juga KKN,” tegasnya.[am]

- Advertisement -

Berita Terkini