Bisik-Bisik Politik Masyarakat Sumut

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Ramadan sedang dalam “pelukan” ummat Islam saat ini. Di Indonesia, ummat Islam mulai menjalankan ibadah Shiyam atau Shoum: 1 Ramadan 1438 H-tepat pada 27 Mei 2017. Di bulan ini, ummat Islam terlihat begitu bergembira dan berterimakasih kepada Allah SWT. karena masih diberikan nikmat kesempatan, nikmat kesehatan dan nikmat rejeki sehingga dapat beribadah di bulan suci Ramadan. Kegembiraan itu dapat dibuktikan dengan berbagai macam tradisi kebudayaan yang dilakukan ummat Islam di Indonesia dalam rangka menyambut Ramadan.

Dalam kesehari-harian, Masjid-masjid, alhamdulillah terlihat begitu banyak jamaahnya, shaf-shaf terlihat begitu padat dari anak-anak hingga kakek-kakek. Dakwah-dakwah ke-Islam-an pun semakin tinggi intensitasnya, baik terdengar dari “corong-corong” masjid atau pun terdengar lewat TV. Dalam rangka mengisi aktivitas di bulan Ramadan, ummat Islam di Indonesia tidak hanya mengisi secara religiusitasnya. Tapi, ada juga aktivitas kebudayaan, aktivitas ekonomi: perdagangan. Aktivitas sosial dan bahkan adanya aktivitas politik: mobilisasi massa. Dan juga pembicaraan politik oleh masyarakat awam. Di bulan ini, kita tidak hanya mendengar pembicaraan religi: ceramah-ceramah sang Ustaz. Tidak hanya mendengar suara tadarusan Al-Qur’an . akan tetapi, pembicaraan yang lain pun terdengar di mana-mana. Bisik-bisik tentang ini dan itu, banyak kita dengar.

Bisik-Bisik Politik Masyarakat

Ada satu hal yang sangat menarik menurut saya-mungkin juga menurut Anda untuk dibicarakan dan ditanggapi dari masyarakat kita: masyarakat Sumatera Utara. Ketika sehabis shalat Ashar berjamaah di salah satu masjid Taqwa yang ada di kota Medan. Saya sempat mendengar pembicaraan dua orang bapak-bapak jamaah masjid tersebut. Di tengah-tengah nikmatnya pembicaraan tentang agama di bulan ini dan di tengah-tengah panasnya pembicaraan ledakan bom di Kampung Melayu-Jakarta. Kedua bapak-bapak tersebut sedang menikmati pembahasan politik: terkait Pemilihan Umum Kepala Daerah Sumatera Utara (Pemilukada Sumut) tahun 2018 nanti.

Pembicaraan yang mereka lakukan terdengar seperti berbisik-bisik. Saya tidak tahu pasti kenapa suara mereka seperti berbisik-bisik. Apa karena menghormati ada jamaah yang masih sedang shalat atau mereka terdengar berbisik karena peta politik Sumut untuk 2018 belum terbuka. Atau mereka takut dicurigai mengkampanyekan atau juga pendukung salah satu tokoh-tokoh yang mereka sebutkan, tokoh-tokoh yang masih ragu mencalonkan atau tidak.

“Bang…, abang Bagus ya?”, tanya si Bapak yang berpeci kepada si Bapak yang berkacamata. “Maksudnya, bagus gimana”, si Bapak berkacamata bingung dan balik bertanya. “ Abang pro Bagus. Bang Gus Irawan?” si Bapak berpeci memperjelas. “Gak ah… Belum tahu siapa. Kan masih banyak yang akan bermunculan”, Bapak yang berkacamata menjawab. “Banyak ini calon bang. Abang hitung sendiri, tokoh-tokoh mulai bermunculan. Ada itu tadi BaGus, ada PaTen, ada Edi, ada tokoh dari Langkat, ada Romo Syafi’i dan banyak lagi lah”, si Bapak berpeci menjelaskan. “Ya sudah, kita lihat saja nanti. Nama-nama siapa yang bermunculan. Banyak kali kutengok spanduk-spanduk yang akan mencalonkan”, tutup si Bapak yang berkacamata.

Dari percakapan yang sempat saya dengar itu. Dapat kita tarik pelajaran atau penilaian positif. Masyarakat kita: masyarakat Sumut, sudah mulai tanggap dengan perkembangan-perkembangan informasi politik. Apalagi masyarakat Sumut di tahun 2018 nanti akan melaksanakan Pemilukada untuk menentukan siapa Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut periode 2018-2023. Nah, yang menentukannya adalah masyarakat Sumut sendiri.

Sebelum menuju pemilihan umum, ada baiknya masyarakat Sumut sudah mengetahui terlebih dahulu informasi-informasi politik pemilu Sumut 2018. Mulai dari masyarakat kota hingga masyarakat pelosok desa yang ada di Sumut. Gunanya adalah untuk melancarkan proses demokrasi. Informasi-informasi yang disampaikan oleh penyelenggara pemilu atau aktivis sosial-politik, pengamat politik dan tokoh-tokoh masyarakat sangat mempengaruhi psikologis-politiknya masyarakat. Karena itu bagian dari pendidikan politik yang harus ditingkatkan intensitasnya. Sosialisasi-sosialisasi terkait calon-calon pun harus didapatkan masyarakat agar tidak salah pilih nantinya. Masyarakat Sumut harus tahu latar belakang dan visi-misi yang ditawarkan oleh calon-calon kepada masyarakat Sumut. Jangan terulang lagi, sehabis terpilih salah satu dari calon, ternyata terjeremus kasus hukum.

Saya yakin sekali. Sembari menjalankan ibadah-ibadah di bulan Ramadan ini, masyarakat kita, melakukan “Bisik-bisik politik Sumut 2018”. Menurut saya itu sangat penting. Tidak haram hukumnya membahas politik, karena “dunia” politik juga bagian dari “dunia” ummat Islam. Jadi, jangan sampai ada yang bias dan phobi dari masyarakat kita terkatai politik, atau sampai menjatuhkan fatwa haram.

Pembicaraan terkait politik Pemilukada Sumut 2018, memang belum terdengar arus kencang dan memanas. Akan tetapi, secara bisik-bisik itu sudah terdengar. Mungkin kita belum menemukan spanduk-spanduk atau pamflet-pamflet dari tokoh-tokoh Sumut yang menyatakan dirinya Calon Gubernur Sumut atau Balon Gubernur Sumut 2018-2023. Semuanya masih terlihat normatif saja. Hanya ada ucapan-ucapan terkait Ramadan dan gambarnya terlihat besar dipajang. Sebetulnya masyarakat awam pun sudah tahu maksud dan tujuannya.

Yang terpenting adalah masyarakat kita harus pintar, cerdas dan tanggap terkait masalah ini: politik. Kepedulian masyarakat kita untuk mensukseskan demokrasi Sumut adalah kunci utamanya. Dalam sistem politik-demokratik, rakyat adalah pemegang kunci dan pemegang tampuk kekuasaan yang akan diserahkannya kepada orang yang mereka percayai. Sekali lagi masyarakat tidak boleh anti dengan politik. Politik bukanlah tujuan, tapi itu cara. Demokrasi bukan pula tujuan, tapi demokrasi adalah “anak tangga” menuju kemakmuran, keadilan, keamanan dan untuk kesejahteraan bersama. Opini Sumut, Ibnu Arsib Ritonga

Penulis adalah Kader HMI Cabang Medan

- Advertisement -

Berita Terkini