Gus Lur : Kepakkan Dua Sayap Burung Garuda Di Ranah Lansek Manih

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, SIJUNJUNG – NU dan Muhammadiyah seperti dua sayap Garuda. NU sebagai sayap kanan dan Muhammadiyah sayap kirinya. Gerakan kedua sayap itu harus seirama agar Garuda bisa terbang tinggi mempersatukan Islam di Nusantara.

Hal tersebut diungkapkan Dewan Pembina GP Ansor Kabupaten Sijunjung, Fadhlur Rahman Ahsas atau yang acap disapa guslur kepada media usai menghadiri Resepsi Milad Muhammadiyah ke-109 sekaligus Pelantikan Ortom Muhammadiyah Kabupaten Sijunjung, Minggu (21/11/2021).

Oleh karena itu, katanya, NU dan Muhammadiyah harus bersatu, walaupun tidak melebur. Hentikan isu-isu pemecah belah. Sebab Garuda sehebat apapun tidak akan mampu terbang dengan sebelah sayap terluka. Ia menambahkan bahwa perbedaan keduanya sebenarnya sangat tipis sekali. “Saya di sini ingin menyampaikan pentingnya persatuan, karena keduanya seperti otak kiri dan kanan, tangan kiri dan kanan, sayap kiri dan kanan Garuda yang tidak dapat dipisahkan,” ujarnya.

Fadhlur Rahman Ahsas yang acap disapa Gus Lur sosok tokoh muda NU yang membinai GP Ansor Sijunjung menyampaikan kehadiranya membuktikan kepakan sayap Burung Garuda bersemai di Ranah Lansek Manih. Dengan bisa menghadiri undangan Milad Muhammadiyah yang ke 109 sekaligus menyaksikan Pelantikan Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Sijunjung.

“Apalagi Kabupaten Sijunjung kampung halaman atau tempat lahirnya tokoh Ormas Muhammadiyah dan menjadi negarawan pemersatu bangsa ini yakninya Buya Prof. Ahmad Syafii Maarif atau acap disapa Buya Syafii, yang senantiasa pemikiran beliau sangat ber-sahabat dengan cendikiawan atau tokoh ulama NU yakninya KH Mustofa Bisri atau Gus Mus,” ucapnya.

Sejogjanya, lanjut Guslur, Muhammadiyah dan NU bisa menjadi kekuatan keagamaan terbesar yang mampu mengalahkan kekuatan apapun.

“Yang penting Muhammadiyah kompak, NU kompak, dan masing-masing tau perannya apa bagi bangsa dan peradaban,” kata yang acap disapa Gus Lur

Gus Lur mengutip ceramah Cak Nun bahwa Muhammadiyah dan NU itu sebenarnya tidak ada bedanya, karena Muhammadiyah itu artinya berkarakter Muhammad sementara NU bermakna kebangkitan ulama.

“Jadi kalau sudah ikut Muhammadiyah, otomatis jadi NU, jadi ulama. Sebaliknya, kalau ikut NU puncaknya ya jadi Muhammadiyah, berkarakter Muhammad isi filosfi Cak Nun dalam pidatonya. Jadi ayo bareng-bareng bangun Indonesia dari Ranah Lansek Manih,” ajaknya bersemangat. (Zaki)

- Advertisement -

Berita Terkini