Tunggu FOMC Minutes, Pasar Keuangan Dan Harga Emas Akan Bergerak Terbatas

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Laju tekanan inflasi di AS yang sebelumnya merealisasikan angka yang lebih kecil dibandingkan dengan ekspektasi sebelumnya, akan menjadi pertimbangan Bank Sentral AS atau The FED dalam menentukan besaran suku bunga acuannya.

“Sejauh ini saya melihat The FED bisa saja tidak akan seagresif sebelumnya dalam menaikkan besaran bunga acuan,” kata Analis Pasar Keuangan Gunawan Benjamin, Minggu (14/8/2022) di Medan, Sumatera Utara.

Pekan ini, kata Benjamin, FOMC Minutes akan menjadi momen besar yang dinanti oleh pelaku pasar. Dalam FOMC Minutes tersebut The FED akan mengutarakan proyeksi terkait perekonomian AS serta bagaimana arah kebijakan suku bunga acuan.

“Nah, disaat itu baru akan terlihat bagaimana pasar merespon sejumlah rencana kebijakan Bank Sentral AS. Dan FOMC Minutes yang dijadwalkan di akhir pekan nanti akan mempengaruhi pergerakan pasar dalam jangka pendek,” ujarnya.

Sejauh ini, lanjut Benjamin, data inflasi yang sedikit melandai di AS membuat US Dolar melemah terhadap sejumlah mata uang lainnya. Termasuk terhadap mata uang Rupiah.

“Meskipun US Dolar index sendiri masih diatas 100, atau dikisaran 105. Namun posisi tersebut lebih rendah dibandingkan dengan periode bulan juli yang sempat berada di level 109,” tambahnya.

Benjamin mengatakan, jika nantinya The Fed diindikasikan tidak akan agresif menaikkan bung aacuan, dan US Dolar Index dalam tekanan. Maka BI kian berpeluang untuk tidak menaikkan besaran bunga acuannya.

“Terlebih mata uang rupiah saat ini ditransaksikan dikisaran level 14.661 per US Dolarnya. Atau menguat dibandingkan posisi saat BI justru mempertahankan besaran bunga acuan di akhir juli kemarin, yang sempat bertengger tidak jauh dari level 14.900-an,” imbuhnya.

Mata uang rupiah, ujarnya, dalam sepekan kedepan berpeuang akan bergerak dalam rentang 14.553 hingga 14.730.

Namun, kata Benjamin, tekanan Rupiah berpeluang terjadi di awal pekan ini, seiring dengan rilis data neraca perdagangan bulan Juli, yang diperkirakan akan mengalami penurunan dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Sementara IHSG secara teknikal berpeluang bergerak dalam rentang 7.000 hingga 7.193.

“Untuk harga emas sendiri saya melihatnya masih berpeluang bergerak stabil, dengan potensi bergerak dalam rentang 1.790 hingga 1.820 US Dolar per ons troynya. Pasar keuangan dan harga komoditas emas diperkirakan baru akan berfluktuasi lebar setelah FMOC Minutes nantinya. Dan sebelumnya akan bergerak stabil dan lebih dipengaruhi sentiment teknikal,” jelas Benjamin mengakhiri. (red)

- Advertisement -

Berita Terkini