Motivasi Belajar Anak Dimasa Pandemi Covid-19

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Pada awal tahun 2020, dunia sedang dilanda sebuah virus yang disebut dengan corona virus (Covid-19). Penularan Covid-19 sangatlah cepat sehingga Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan virus corona atau Covid-19 ini sebagai pandemi pada tanggal 11 Maret 2020.

Pengertian karantina menurut UU Republik Indonesia Nomor 6 tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan adalah pembatasan kegiatan dan/atau pemisahan seseorang yang terpapar penyakit menular sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan meskipun belum menunjukkan gejala apapun untuk mencegah kemungkinan penyebaran ke orang di sekitarnya (UU No 6 tahun 2018).

Pemerintah Indonesia memberlakukan PSBB dalam rangka menekan penyebaran virus yang lebih luas dan memaksimalkan penyembuhan serta juga telah membatasi kegiatan diluar rumah seperti kegiatan pendidikan yang telah dilakukan melalui pembelajaran online.

Banyak siswa yang mengalami kejenuhan dalam belajar. Karena itu diperlukan pendorong untuk menggerakkan siswa agar semangat belajar sehingga dapat memiliki prestasi belajar. Motivasi belajar adalah penggerak yang membuat seseorang tertarik untuk belajar secara berangsur angsur lebih baik, motivasi yang rendah dapat menyebabkan rendahnya keberhasilan dalam belajar sehingga akan merendahkan prestasi belajar siswa.

Tantangan yang dihadapi dimasa pandemi Covid-19 memaksa masyarakat dunia mendefinisikan makna hidup, tujuan dari pembelajaran dan hakikat kemanusiaan. Jika selama ini manusia-manusia dipaksa hidup dalam situasi serba cepat, pekerjaan tanpa henti dan kejar target dalam pertumbuhan system kompetisi dan ekonomi.

Perubahan itu mengharuskan kita untuk bersiap diri, merespon dengan sikap dan tindakan sekaligus selalu belajar hal-hal baru. Indonesia tidak sendiri dalam mencari solusi bagi peserta didik agar tetap belajar dan terpenuhi hak pendidikannya, tetapi ada ganjalan ganjalan yang harus segera diperbaiki seperti :

– Ketimpangan teknologi antara sekolah di kota besar maupun desa
– Keterbatasan kompetensi guru dalam pemanfaatan aplikasi pembelajaran
– Keterbatasan sumberdaya untuk pemanfaatan teknologi seperti kuota dan internet
– Relasi guru, murid dan orang tua dalam pembelajaran daring yang belum integral.
Pemberlakuan kebijakan physical distancing yang kemudian menjadi dasar pelaksanaan belajar dari rumah, dengan pemanfaatan teknologi informasi yang berlaku secara tiba-tiba yang akhirnya membuat siap dalam kondisi seperti ini.

Bagi saya guru bimbingan konseling memiliki kesan tersen diri selama Pandemi. Saya mengasuh 192 siswa/i yang saya bagi menjadi 6 grup kelas, memiliki karakter masing-masing yang cukup unik, diawal masa belajar dirumah, masih banyak siswa yang bosan serta tidak nyaman.

Tetapi setelah aktifitas belajar dirumah memasuki bulan ketiga, situasinya mulai berubah, beberapa siswa tidak lagi merengek ingin masuk sekolah. Malahan siswa juga lebih merasa bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas.

Dengan membangun komunikasi dan memberikan pelayanan konseling, saya menjalin hubungan siswa melalui grup WhatsApp agar terfokus dalam membantu siswa untuk memahami situasi dan keadaan sekarang. guna bertujuan menjaga kestabilan mental siswa saat melakukan aktifitas dirumah, karena tidak sedikit siswa yang memiliki karakter ekstrovert dan senang bergaul.

Pelayanan bimbingan konseling yang diberikan secara maksimal asih ada keterbatasan yang saya hadapi. Setidaknya saya mampu berbagi cerita kepada siswa untuk dapat mengurangi keinginannya berinteraksi seperti dulu dan berusaha menerima pola yang baru meskipun rasa ketidak nyamanan terasa

Penulis: Rizky Wahyuni
Mahasiswa Jurusan Bimbingan Konseling Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN-SU

- Advertisement -

Berita Terkini