USU Menyelenggarakan Pertemuan Multi Stakeholder Membahas Geopark Kaldera Toba

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Kelompok Kerja Pariwisata Danau Toba dan Pariwisata Berkelanjutan (Pokja KK-PKDT & PB) Universitas Sumatera Utara (USU) yang diketuai oleh Nurlisa Ginting menggelar Multi-Stakeholder Meeting on Toba Caldera Tourism di Ruang IMT-GT, Lantai II Biro Pusat Administrasi USU, Rabu (7/6/2017).

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi diwakili oleh staf ahlinya Binsar Situmorang, Rektor USU Runtung Sitepu, Badan Otorita Danau Toba, Ketua Badan Pengelola Geopark Kaldera Toba (BPGKT) Alimin Ginting, sejumlah mahasiswa dari Perguruan Tinggi di Medan, Akademisi, Ahli Geologi, Budayawan, Pegiat Wisata, Pegiat Ekonomi Wisata, dan banyak lainnya.

Dalam pertemuan tersebut, Ketua BPGKT Alimin Ginting mengatakan bahwa setiap stakeholder yang terlibat sebaiknya berkerjasama dan memahami setiap masalah yang ada dalam upaya percepatan realisasi Geopark Kaldera Toba terdaftar di UNESCO.

“Pertemuan dengan isu percepatan kejadian Kaldera Toba sebagai geopark sangat positif. Hanya saja yang perlu kita tekankan bersama, apa langkah konkret yang akan dilakukan selanjutnya, untuk merealisasikan percepatan tersebut. Kita harus bekerja sama untuk mengejar deadline November,” katanya.

Senada dengan Alimin Ginting, Budayawan sekaligus mewakili lembaga Jendela Toba Irwansyah Harahap mengatakan bahwa kegiatan yang digelar oleh Pokja KK- PDT & PB USU ini merupakan momentum yang sangat baik.

“Ini suatu momentum yang baik dimana para intelektual berkumpul bersama para stakeholder dan pemerintahan untuk memproyeksikan pengusulan Geopark Caldera Toba UNESCO sekaligus pemenuhan terhadap poin rekomendasi, serta pemenuhan dan pengimplementasian di lapangan yang diminta oleh UNESCO,” ujarnya.

Sedangkan Ketua Ikatan Ahli Geologi (IAG) Sumut Gagarin Sembiring menekankan, percepatan Kaldera Toba sebagai Geopark UNESCO harus dilandasi oleh keilmuan yang terintegrasi.

“Kawasan geopark harus dilihat dengan satu kesatuan yang saling terintegrasi. Didasari oleh keilmuan, geologi, culture dan bio diversity. Karena pada dasarnya, geopark ini adalah bersifat saintifik,” tegas Gagarin.

Penegasan Gagarin tersebut dikuatkan oleh pernyataan Alimin Ginting yang menyatakan bahwa yang terpenting dari pengajuan kembali Kaldera Toba sebagai Geopark UNESCO adalah aktivasi dan pengelolaan nilai-nilai yang berkaitan dengan geology, culture, dan bio diversity.

“Ada 16 geosite yang sedang dibenahi BODT untuk diajukan kembali ke UNESCO. Yang terpenting sebenarnya bukan namanya, tapi aktivasi dan pengelolaan lapangannya. Karena itu yang akan paling berdampak kepada masyarakat dan daerah. Status akan muncul ketika aktivasi terjadi sesuai standar yang diformulasikan oleh UNESCO,” jelas Alimin.

Kegiatan tersebut juga mendapat berbagai pendapat dan pandangan dari berbagai pihak yang berhadir. Oleh karena itu, Alimin Ginting selaku Ketia BPGKT sangat mengapresiasi kegiatan yang digelar oleh Pokja KK-PDT & PB USU dan didukung oleh Rektor USU tersebut.

“Secara umum saya sangat mengapresiasi Pokja KK-PDT & PB USU yang telah menggelar kegiatan ini serta apresiasi besar juga patut kita berikan kepada Rektor USU karena telah mendukungnya. Harapannya, perhatian kepada percepatan menjadikan Kaldera Toba sebagai Geopark UNESCO tidak hanya dilakukan USU, melainkan seluruh Perguruan Tinggi yang ada di Sumatera Utara,” tandasnya. Berita Medan, Amid

- Advertisement -

Berita Terkini