Ilmu Kesejahteraan Sosial: Seni Dalam Membantu Orang Lain

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM. Sejatinya Ilmu kesejahteraan sosial dan pekerja sosial (peksos) memiliki keterkaitan khusus dengan konsep keagamaan, yaitu semangat tolong menolong (charity philantropy). Peksos sebagai profesi bergerak dalam memberikan bantuan (helping profession), pada dasarnya menjadikan agama sebagai fondasi untuk menumbuhkan jiwa kepedulian, rasa empati, cinta kasih dan sayang sebagai hal yang utama dalam praktik pelayanannya.

Agama merupakan ruh bagi seluruh umat manusia, karena pada dasarnya agama selalu mengajarkan kebaikan kepada umatnya, baik hubungan manusia dengan Tuhan, maupun hubungan manusia dengan sesama manusia. Islam juga mengatur hal sedemikian, dijelaskan dalam Al-Qur’an, At-Taubah ayat 71 :

“Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar, melaksanakan sholat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah SWT. Sungguh, Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.

Dijelaskan pada ayat diatas bahwa umat islam diperintahkan oleh Allah SWT untuk menjadi penolong bagi orang lain, dan Allah SWT menjanjikan rahmatNya kepada manusia yang menjalankan segala perintahNya, sungguh Allah SWT Maha Perkasa dan Maha Bijaksana.

Bersyukurlah sebagai seorang pekerja sosial yang selalu disibukkan dengan kegiatan tolong menolong dan pemecahan masalah dari klien, jadikan hal tersebut sebagai ajang dalam berlomba-lomba untuk mendapatkan RidhaNya. Senantiasa bersabar dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah pada klien, karena sesungguhnya itu bagian dari ujian bagi Peksos, serta menjadikan profesi tersebut sebagai jihad (perjuangan dengan sungguh) dijalan Allah SWT dalam bentuk praktik pelayanan sosial dan pengabdian di masyarakat.

Allah SWT berfirman, Artinya: “Dan sungguh, Kami benar-benar akan menguji kamu sehingga Kami mengetahui orang-orang yang benar-benar berjihad dan bersabar di antara kamu, dan akan Kami uji perihal kamu”.(QS. Muhammad 47: Ayat 31)

Sesungguhnya hidup ini bisa jadi merupakan suatu ujian kepada manusia, yang kadangkala manusia melupakan hal itu, dimana kondisi saat ini banyak dari manusia hanya ingat bahwa hidup merupakan ujian ketika ia mendapatkan suatu masalah saja, namun ketika ia tidak diberi suatu masalah, ia tidak menganggap itu merupakan suatu ujian, padahal bisa jadi disetiap kesenangan yang Allah SWT berikan, itu merupakan ujian yang sesungguhnya.

“……….boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”. (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 216).

Untuk semua hal yang terjadi dalam hidup manusia, Allah SWT maha mengetahui mana yang terbaik, sedangkan manusia tidak mengetahui. Bisa jadi Allah Swt menjadikan seorang Klien sebagai perantara untuk menguji kapasitas, keprofesionalan kerja, kesabaran serta usaha pekerja sosial apakah mampu untuk menyelesaikan masalah sebagaimana prinsip pekerja sosial, atau sebaliknya mengeluh dan lupa bersyukur atas nikmat yang diberi melalui klien tersebut. Semua hal tersebut kembali lagi kepada perspektif setiap individu, apabila hati dan fikirannya di isi dengan hal positif maka positiflah hasilnya. Jika dasarnya negatif, maka negatif pula yang ia dapat.

“dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya,”
(QS. An-Najm 53: Ayat 39)

Hal yang perlu di ingat bahwa kesejahteraan sosial dan pekerja sosial merupakan seni dalam membantu orang lain. Seni akan terlihat indah jika sang penikmat seni dapat memahaminya dengan baik, profesi pekerja sosial akan sangat menyenangkan dan indah, jika ia dapat memahami setiap proses kegiatan membantu orang lain dengan selalu melibatkan Tuhan didalamnya. Yakinlah bahwa Allah Swt maha mengetahui segala sesuatu dan Allah Swt sudah mempersiapkan sesuatu yang indah untuk manusia yang taat kepadaNya dihari kemudian kelak.

Jadikan praktik profesi pekerja sosial sebagai upaya membantu sesama manusia yang merupakan tugas dan tanggung jawab sesuai bidang keahlian yang dimiliki, serta niatkan pula semata mata untuk mendapatkan RidhaNya, Man jadda wajada (barangsiapa bersungguh sungguh, maka ia akan berhasil), fastabiqul khairat (berlombalah dalam berbuat kebaikan). Opini Medan, Ahmad Maherdika Hsb

Penulis adalah Mahasiswa Ilmu Kesejahteraan Sosial UMSU

- Advertisement -

Berita Terkini