Mudanews.com, Banda Aceh – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Muhammad Zakiruddin, mendesak Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Kapoldasu), Irjen Pol. Whisnu Hermawan Februanto, mengusut tuntas kematian Arjuna, (21), Mahasiswa asal Simeulue yang dianiaya sekelompok pemuda di Masjid Agung Sibolga, Sumatera Utara, pada Jumat (31/11/2025) lalu.
“Saya mengecam keras tindakan pengeroyokan sekelompok muda yang menewaskan seorang mahasiswa asal Simeulue, bernama Arjuna. Dan saya mendesak Kapoldasu mengusut kejadian itu,” kata Muhammad Zakiruddin kepada Mudanews.com, via WhatsApp, Selasa, (4/11/2025).
Anggota dewan dari Fraksi Partai Aceh (PA) yang akrab dipanggil Bang Zek itu, menilai tindakan sekelompok pemuda yang telah menghilangkan nyawa seorang mahasiswa tersebut, sebagai tindakan yang biadab dan tidak berperikemanusiaan.
“Saya berharap kasus ini menjadi perhatian serius pihak Poldasu untuk segera mengusut tuntas dan memastikan para pelaku mendapat hukuman yang setimpal,” ujar Bang Zek tegas.
Tewasnya anak yatim tersebut, kata Bang Zek, tentu sangat melukai hati seluruh keluarga korban dan seluruh rakyat Aceh. Maka dari itu, lanjut Bang Zek, pihak Poldasu harus segera menindak tegas dan menyeret para pelaku ke meja hijau.
“Peristiwa tewasnya Almarhum Arjuna harus ditegakkan dan harus kita kawal sampai tuntas,” kata Bang Zek.
Ia juga berharap, kepada Pemerintah Aceh, untuk segera mengambil sikap guna mendesak pihak Poldasu segera melakukan proses hukum terhadap para pelaku dengan transparan.
“Negara harus hadir untuk menjamin keadilan bagi rakyatnya. Dan saya berharap Pemerintah Aceh segera mengambil sikap agar mendesak pihak Poldasu menuntaskan kasus ini secara adil dan terbuka,” tegas Bang Zek mengakhiri.
Kejadian tewasnya Arjuna, (21), Mahasiswa asal Simeulue itu terungkap, setelah beredar viral video seorang pria yang sedang istirahat di masjid dianiaya lima orang hingga diseret keluar masjid.
Aksi kekerasan itu terjadi di Masjid Agung Sibolga, Sumatra Utara, pada Jumat (31/10/2025) dini hari.
Korban penganiayaan bernama Arjuna Tamaraya (21) sempat dibawa ke RSUD Kota Sibolga, namun nyawanya tidak tertolong akibat luka parah di bagian kepala.
Satreskrim Polres Sibolga menangkap tiga dari lima pelaku yakni ZP alias A (57), HB (46), serta SS (40).
Dua pelaku lain masih dalam pengejaran dan kasus ini masih diselidiki.
Korban merupakan warga Simeulue, Aceh, yang sedang numpang tidur di masjid.
Para pelaku meminta korban tak tidur di masjid sehingga melakukan penganiayaan.
Paman korban, Kausar Amin, menerangkan Arjuna merupakan anak yatim dan ibunya menetap di Simeulue, Aceh.
Korban anak kedua dari empat bersaudara dan menjadi satu-satunya laki-laki di keluarga.
Selama ini korban dikenal sebagai pekerja keras serta santun.
Pihak keluarga mengetahui kabar kematian Arjuna dari media sosial Facebook pada Sabtu (1/11/2025) pagi
“Saya adik kandung dari ayah korban. Saat ini jenazah sudah kami semayamkan di Sibolga pada Sabtu kemarin.”
“Keluarga dari Simeulue tidak ada yang berangkat ke Sibolga. Jenazah korban ditangani oleh keluarga yang di sini,” ungkapnya, dikutip dari TribunMedan.com.
Ia sempat berkomunikasi dengan Arjuna yang hendak berangkat melaut.
Sepulang dari melaut, Arjuna memberi kabar ke adik perempuannya di Banda Aceh.
Namun, setelah itu Arjuna tewas dianiaya di Sibolga saat istirahat.
“Dia memang sudah lama di Sibolga. Korban sendiri sebelumnya baru saja kembali berangkat dari laut setelah dua bulan lamanya. Lalu dia rencananya akan kembali berangkat pada Sabtu paginya,” tuturnya.
Kausar mewakili keluarga korban meminta kasus ini diusut tuntas dan para pelaku dihukum setimpal.
“Kalau bisa hukuman mati. Kemarin juga kami baru kembali dari Polres setempat menanyakan kelanjutan kasus ini. Pihak polisi kini sudah ditangani dan sudah dibuat laporan,” jelasnya.
Kronoligi
Kasat Reskrim Polres Sibolga, AKP Rustam Silaban, menerangkan pelaku ZP yang pertama kali melihat korban tidur di masjid.
ZP kemudian menegur korban dan memanggil teman-temannya.
Korban yang sendirian dianiaya lima pelaku hingga tak berdaya.
“Korban dipijak dan dilempar menggunakan buah kelapa oleh salah satu pelaku hingga mengalami luka parah di bagian kepala,” ucapnya.
Korban dibiarkan tergeletak di pinggir jalan dalam kondisi terluka.
Pangurus masjid bernama Alwis Janasfin Pasaribu (23) pertama kali menemukan korban dan membawanya ke rumah sakit.
Ketua Remaja Masjid Agung Sibolga, Eki Tanoto Tanjung, menyatakan pelaku pengeroyokan bukan pengurus masjid dan hanya warga sekitar.
“Kami ingin menegaskan dan memastikan bahwa tidak ada satu pun anggota maupun pengurus Remaja Masjid Agung Sibolga yang terlibat dalam peristiwa pengeroyokan sebagaimana yang beredar di video dan informasi di masyarakat,” jelasnya. [ ]
