Covid-19 Mengganas, Harga Emas Membaik

Breaking News

- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Harga emas belakangan terus melanjutkan tren kenaikan. Harga emas berhasil menembus level $1.800 per ons troy. Atau tepatnya hari ini di kisaran harga $1.811 per ons. Ditambah dengan Rupiah yang belakangan cenderung mengalami pelemahan. Membuat harga emas kian tajam kenaikannya jika dikonversi kedalam mata uang rupiah.

“Mengacu kepada kinerja mata uang rupiah terhadap US Dolar yang pada hari ini bergerak di kisaran 14.350 per US Dolar. Maka harga emas murni saat ini dijual di kisaran harga 838 ribu per gramnya. Kinerja harga emas mengalami pemulihan seiring dengan memburuknya kabar terkait corona,” jelas Analis Pasar Keuangan Gunawan Benjamin di Medan, Kamis (9/7/2020).

Memburuknya jumlah pasien corona baik dari luar negeri maupun tanah air, menciptakan permintaan emas yang tinggi. Pelaku pasar pada dasarnya akan mencari instrumen safe haven untuk menyelamatkan asetnya dari potensi kerugian seiring dengan masalah pandemi yang memunculkan krisis multi dimensi.

“Ditambah lagi Bank Sentral AS yang terus akan menggelontorkan stimulus, maka daya tarik US dolar juga mengalami penurunan. Ditambah lagi hubungan sejumlah negara terkait dengan laut china selatan menjadi kabar yang mendorong pelaku pasar untuk lebih banyak mengkoleksi emas ketimbang US Dolar. Namun dari banyak faktor tersebut, kenaikan harga emas belakangan ini banyak didorong oleh buruknya penyebaran corona global.

Sentimen utamanya ada disitu, selama corona masih belum bisa dijinakkan. Maka, selama itu pula potensi kenaikan harga emas dunia akan terus terjadi. Emas akan diuntungkan dari ketidakstabilan ekonomi dunia yang bisa dipicu dari banyak faktor. Saat ini masalah ekonomi dipicu oleh persaingan dagang dan geo politik, dan Covid-19 yang membuat semuanya kian memperburuk keadaan.

Sementara itu, kata Gunawan, instrument keuangan seperti pasar saham maupun obligasi belakangan ini juga kurang begitu menjanjikan keuntungan. Meskipun tren kenaikan pada pasar saham pada dasarnya mengalami kenaikan, namun sisi fundamental bursa saha masih belum sepenuhnya kokoh. Masih rawan koreksi dan bisa memicu terjadinya panic selling.

Sementara dari pasar obligasi, tren suku bunga yang turun juga menekan yield dari obligasi tersebut. “Jadi imbal hasil yang ditawarkan dari obligasi juga menyusut. Sehingga emas menjadi intrumen yang paling menarik pada saat ini yang bisa memberikan keuntungan. Meski demikian, pelaku pasar harus tetap mewaspadai, potensi tekanan harga emas berpeluang terjadi saat perkembangan corona justru menunjukan progress yang positif,” kata Gunawan. Berita Medan, Fahmi

Berita Terkini