Analisis Struktur Genetik dan Aspek Pedagogis Dalam Kumpulan Cerpen Surat Dari Praha Karya Yusri Fajar

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Ach. Jazuli
Bidang Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Islam Malang
Email: 22102071005@unisma.ac.id

Abstrak

Karya sastra dilahirkan tidak hanya melalui imajinasi yang dilakukan oleh pengarang, tetapi dapat juga dari hasil pengalaman batin pengarang. Pengalaman batin pengarang tersebut berupa peristiwa atau problem dunia yang menarik sehingga muncul gagasan dan imajinasi yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2015: 5) menyatakan bahwa sesuai dengan namanya, cerpen secara harfiah novella berarti, sebuah barang baru yang kecil kemudian diartikan sebagai cerita pendek. Jika dibaca, jalan peristiwanya lebih padat, sedangkan latar maupun kilas baliknya disinggung sambil lalu saja.

Di dalam cerpen hanya ditemukan sebuah peristiwa yang didukung oleh peristiwa-peristiwa kecil lainnya. Cerita pendek juga memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi. Kumpulan cerpen surat dari praha karya Yusri Fajar adalah cerpen yang menceritakan tentang kisah Larasati (Julie Estelle), sosok diri yang terpaksa memenuhi wasiat ibunya, Sulastri (Widyawati), untuk mengantarkan sebuah kotak dan sepucuk surat untuk Jaya (Tio Pakusadewo) di Praha.

Dibesarkan di tengah kehidupan keluarga yang tidak harmonis, hubungan Larasati dan ibunya tidak pernah benar-benar baik. Jaya, mantan tunangan ibunya, gagal memenuhi janji untuk kembali puluhan tahun silam akibat perubahan situasi politik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek-aspek pedagoogis dalam kumpulan cerpen surat dari praha yang meliputi 1) aspek pendidikan, 2) aspek moral, 3) aspek estetis, 4) aspek sosial, 5) aspek budaya.

Kata kunci: Struktur Genetik, Aspek Pedagogis, Cerpen Surat Dari Praha

Pendahuluan

Karya sastra dilahirkan tidak hanya melalui imajinasi yang dilakukan oleh pengarang, tetapi dapat juga dari hasil pengalaman batin pengarang. Pengalaman batin pengarang tersebut berupa peristiwa atau problem dunia yang menarik sehingga muncul gagasan dan imajinasi yang dituangkan dalam bentuk tulisan.

Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2015: 5) menyatakan bahwa sesuai dengan namanya, cerpen secara harfiah novella berarti, sebuah barang baru yang kecil kemudian diartikan sebagai cerita pendek. Jika dibaca, jalan peristiwanya lebih padat, sedangkan latar maupun kilas baliknya disinggung sambil lalu saja. Di dalam cerpen hanya ditemukan sebuah peristiwa yang didukung oleh peristiwa-peristiwa kecil lainnya. Cerita pendek juga memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi.

Cerita pendek (atau disingkat menjadi cerpen) merupakan karya fiksi yang bersifat rekaan, naratif atau penceritaan yang serba ringkas (jalan ceritanya padat, sedangkan latar maupun kilas baliknya disinggung sambil lalu saja). Selain itu, dibangun oleh dua unsur, yaitu unsur intrinsik (tokoh, alur, setting, dan penokohan) dan unsur ekstrinsik (psikologi pengarang, psikologi pembaca, keadaan lingkungan seperti ekonomi, sosial, dan politik).

Pedagogis pada dasarnya adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik. Pedagogis merupakan kompetensi khas yang akan membedakan guru dengan profesi lainnya dan akan keberhasilan pembelajaran peserta didiknya. Aspek pedagogis merupakan kajian pendidikan. Secara etimologi berasal dari kata yunani “Peados” yang berarti anak laki-laki dan “Egogos” artinya memandu, jadi pedagogis secara harafiah berarti pembantu anak laki-laki pada pekerjaanya majikannya ke sekolah. Secara kiasan, pedagogis adalah seorang ahli, yang membimbing anak ke arah tujuan tertentu yatu supaya kelak ia “mampu secara mandiri menyelesaikan tugas hidupnya”.

Jadi pedagogis adalah ilmu pendidikan anak. Langveld (1980) membedakan istilah “pedagogis” dengan istilah “pedagogi”. Pedagogis diartikan dengan ilmu pendidikan, lebih menitikberatkan kepada pemikiran, perenungan tentang pendidikan. Suatu pemikiran kita memandu anak dan mendidik anak. Sedangkan istilah pedagogi berarti pendidikan, yang lebih kepada praktek menyangkut kegiatan mendidik, kegiatan pendampingan anak.

Pedagogis merupakan suatu teori yang teliti, kritis dan objektif mengembangkan konsep-konsepnya mengenai hakekat manusia, hakekat anak, hakekat tujuan pendidikan serta hakekat proses pendidikan. Kata “anak” mengandung makna manusia yang masih kecil yang membutuhkan pembinaan dari orang tua kearah kedewasaannya.

Ki Hajar Dewantara mengatakan mendidik ialah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang tinggi-tinggi. Dari uraian di atas, pedagogis pembahasannya terbatas pada anak. Jadi yang menjadi objek kajian pedagogis adalah pergaulan pendidikan antara orang dewasa dengan anak yang belum dewasa jadi proses pendidikan menurut pedagogis berlangsung sejak anak lahir sampai anak mencapai dewasa. Dalam aspek ini para pendidik mendorong manusia sebagai binatang educandum , makluk yang memerlukan pendidikan.

Dalam kaitanya manusia permasalahan yang diangkat dalam kumpulan cerpen surat dari praha karya Yusri Fajar dapat dipahami sebagai permasalahan analisis struktur dan aspek pedagogis dalam kumpulan cerpen surat dari praha karena hal-hal yang diungkapkan didalam cerpen tersebut merupakan permasalahan yang ada. Dengan demikian peneliti tertarik untuk menganalisis aspek pedagogis dalam kumpulan cerpen surat dari praha yang meliputi 1) aspek pendidikan, 2) aspek moral, 3) aspek estetis, 4) aspek sosial, 5) aspek budaya.
METODE

Pendekatan dan jenis penelitian yang digunakan dalam peneletian ini adalah pendekatan yang bersifat analisis deskriptif kualitatif.

Analisisnya mengarah pada pendeskripsian secara rinci dan mendalam mengenai gambaran kondisi, peristiwa tentang kehidupan masyarakat Indonesia tentang analisis struktur dan aspek pedagogis pada tokoh dalam kumpulan cerpen surat dari praha, hasil penelitian yang didapat akan dideskripsikan dalam bentuk kata-kata secara tertulis.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri. Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif yang menjadi alat utama adalah manusia, artinya melibatkan peneliti itu sendiri sebagai instrumen dengan memperhatikan beberapa hal seperti membaca, mengamati, dan memahami sehingga mengabstrasikan sebagai alat penting. Objek yang akan diteliti mengenai analisis struktur dan aspek pedagogis pada tokoh dalam kumpulan cerpen surat dari praha .

Sumber data dalam penelitian kali ini mencakup dua hal, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data atau fakta yang membahas secara langsung objek permasalahan pada penelitian ini, yaitu berupa kata-kata, kalimat, dan kutipan teks yang diamati dan mendapatkan makna yang tersirat dalam cerpen surat dari praha Yang diterbitkan oleh Aditya Media, tahun 2012, dan tebal buku 162 halaman. Sedangkan data sekunder merupakan penunjang yang dijadikan alat bantu penelitian baik berupa bacaan kepustakaan seperti buku maupun jurnal, serta buku lain penunjang penelitian sebelumnya. Fokus penelitian ini adalah mengenai analisis struktur dan aspek pedagogis pada tokoh dalam kumpulan cerpen surat dari praha karya Yusri Fajar.

Prosedur atau tehnik pengumpulan data merupakan langkah pertama. Sebuah tehnik dipakai untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam sebuah penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan tehnik baca dan catat, metode ini merupakan cara kerja yang dilakukan oleh pembaca dengan membaca secara bolak-balik dari awal sampai akhir, supaya dapat mengingat peristiwa-peristiwa di dalam teks sastra yang dibaca, dan dapat menemukan permasalahan yang akan dibahas.

Observasi teks dengan menjaring data atau paparan tulisan yang menunjukkan indikasi analisis struktur dan aspek pedagogis fokus penelitian pada tokoh dalam kumpulan cerpen surat dari praha karya Yusri Fajar. Langkah-langkah peneliti dalam pengecekan keabsahan data sebagai berikut: (1) kecukupan referensi, (2) pemeriksaan sejawat melalui diskusi, (3) triangulasi.

Di dalam tehnik analisis data, peneliti menggunakan tehnik yang dipandang sangat membantu dalam melakukan pengumpulan data penelitian, dan yang diinginkan adalah sebagai berikut: (1) metode analisis Isi, (2) metode deskriptif.

Tahapan penelitian merupakan bagian penting dalam melaksanakan penelitian. Dalam penelitian ini dilakukan dengan tiga tahap, yaitu: (1) tahap persiapan, (2) tahap pelaksanaan, dan (3) tahap penyelesaian.

Hasil dan Pembahasan

Dalam karya sastra akan tersimpan sebuah nilai atau pesan yang berisi amanat atau nasihat. Melalui aplikasi, pencipta karya sastra sedang berusaha untuk mempengaruhi pola pikir pembaca dan ikut mengkaji tentang baik dan buruk, benar mengambil pelajaran, teladan yang patut ditiru dan sebaliknya. Karya sastra dibuat bukan sekedar untuk dinikmati, akan tetapi untuk menjangkau dan diambil manfaatnya. Karya sastra tidak sekedar benda mati yang tidak berarti, tetapi didalamnya termuat suatu ajaran berupa nilai-nilai hidup dan pesan-pesan luhur yang mampu menambah wawasan manusia dalam memahami kehidupan. Dalam karya sastra, berbagai nilai hidup yang dihadirkan karena hal ini merupakan hal positif yang mampu mendidik manusia, sehingga manusia mencapai hidup yang lebih baik sebagai makhluk yang dikaruniai oleh akal, pikiran, dan perasaan.

Kumpulan cerpen surat dari praha karya Yusri Fajar adalah cerpen yang menceritakan tentang kisah Larasati (Julie Estelle), sosok diri yang terpaksa memenuhi wasiat ibunya, Sulastri (Widyawati), untuk mengantarkan sebuah kotak dan sepucuk surat untuk Jaya (Tio Pakusadewo) di Praha. Dibesarkan di tengah kehidupan keluarga yang tidak harmonis, hubungan Larasati dan ibunya tidak pernah benar-benar baik. Jaya, mantan tunangan ibunya, gagal memenuhi janji untuk kembali puluhan tahun silam akibat perubahan situasi politik.

Dengan demikian peneliti tertarik untuk menganalisis aspek pedagoogis dalam kumpulan cerpen surat dari praha yang meliputi 1) aspek pendidikan, 2) aspek moral, 3) aspek estetis, 4) aspek sosial, 5) aspek budaya.

Aspek Pendidikan

Pendidikan adalah sesuatu yang bisa kita ambil dan bisa dijadikan panutan untuk kehidupan. Menurut Kneller (dalam Suwarno, 2006:20), pendidikan memiliki arti luas dan sempit. Dalam arti luas, pendidikan diartikan sebagai tindakan atau pengalaman yang mempengaruhi perkembangan jiwa, watak atau pun kemauan fisik individu. Dalam arti sempit pendidikan adalah suatu proses mentransformasikan pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan-keterampilan dari generasi ke generasi yang dilakukan oleh masyarakat melalui lembaga pendidikan sekolah, perguruan tinggi, atau lembaga-lembaga lain. Aspek pendidikan tersebut dapat dijumpai dalam kutipan kumpulan cerpen surat dari praha karya Yusri Fajar, Seperti di bawah ini:

Ketika lulus sekolah menengah atas dan mulai mengenyam dunia perguruan tinggi upayanya makin gencar. Yang ia inginkan hanya keadilan dan kebebasan. Ia tidak rela jika identitas dan hak orang-orang Kurdi dianaktirikan. Bahasanya dianggap illegal, akses pendidikan disempitkan dan kiprah politiknya dibatasi. (SK/Bayang Istanbul Di Langit Bayern/141)

Berdasarkan bukti data di atas, dapat diambil kesimpulan adanya nilai nasionalisme sub cinta tanah air dalam indikator Mendahulukan kepentingan bangsa dibandingkan kepentingan kelompok maupun pribadi. Tokoh Attaman telah menunjukkan adanya semangat kebangsaan dalam dirinya melalui tujuan luhurnya ketika menempuh kuliah di Jerman, rasa kepedulian dan kebersamaan yang ia junjung lebih awal dari pada kepentingan pribadinya menimbulkan semangat kebangsaan.
Aspek Moral

Aspek moral sering disamakan dengan etika, yaitu suatu nilai yang menjadi ukuran patut tidaknya manusia bergaul dalam kehidupan bermasyarakat. Moral merupakan tingkah laku atau perbuatan manusia yang dipandang dari nilai individu itu berada. Sikap disiplin tidak hanya dilakukan dalam hal beribadah saja, tetapi dalam segala hal, sikap yang penuh dengan kedisiplinan akan berprestasi.Aspek moral tersebut dapat dijumpai dalam kutipan kumpulan cerpen surat dari praha karya Yusri Fajar, Seperti di bawah ini:

Marwo tiba-tiba ingat ketika upacara di sekolah ketika ia masih pelajar, dia menyanyi dan menghormat sangsaka merah putih bersama adiknya. (SK/Surat Dari Praha/71).

Diceritakan ketika visa dan paspornya dicabut paksa oleh pemerintahan Indonesia kala itu, marwo yang begitu terpukulnya bercerita kepada Pavla, Marwo bercerita mengenai keluh kesahnya sampai pada titik terendah, dia masih belum percaya bahwa kondisinya akan Indonesia akhirnya tragis. Ketika bercerita Marwo mengingat masa kecil di Indonesia, terutama ketika masa sekolah dan mengikuti upacara bendera. Hal ini membuktikan bahwa Marwo sangat memahami dan mejaga symbol Negara yang luhur meskipun dalam kondisi dirinya terpuruk.

Aspek Estetika

Penggunaan nilai estetis mengandung pengertian cara seorang pengarang menyampaikan gagasannya dengan menggunakan media bahasa yang indah dan harmonis serta mampu menuansakan makna dan suasana yang dapat mengakses daya intelektual dan emosi pembaca. Masalah estetika pada cerpen surat dari praha salah satunya dapat dijangkau melalui penggunaan bahasa. Energi bahasa digunakan sebagai kekuatan untuk mengungkapkan sesuatu secara implisit. Pemanfaatan bahasa itu terkait dengan yang menyimpan makna cukup dalam. Hal ini dapat melalui kutipan dalam kumpulan cerpen surat dari praha karya Yusri Fajar berikut ini:

“Mengapa kau seperti tak selera makan, Aditya?”

“Lama-lama bosan juga makan di Mensa terus. Kadang aku memaksakan makanan itu melewati kerongkonganku”

“Kau ingin makan apa?”

“Makan makanan khas khas yang biasa aku makan di warung kecil yang ada didalam kampusku dulu, di kota kecil di negriku” (CTA/Kampus Yang Mengalirkan Rindu/61)

Penjelasan dalam kutipan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut, diceritakan bahwa tokoh Kamu dalam kutipan percakapan tersebut sebagai mahasiswa baru dan cenderung masih beradaptasi dengan kondisi baru.. Dalam sabuah kesempatan tokoh kamu diajak makan oleh teman barunya di kampus, setelah beberapa tawaran makanan yang diperlihatkan tokoh kamu lebih mencari makanan khas Negeri asalnya yaitu Indonesia.

Aspek Sosial

Kata “sosial” berarti hal-hal yang tentang dengan masyarakat/ kepentingan umum. Aspek sosial merupakan hikmah yang dapat diambil dari perilaku sosial dan tata cara hidup sosial. Suatu kesadaran dan emosi yang relatif lestari terhadap suatu objek, gagasan, atau orang juga termasuk di di dalamnya. Karya sastra erat dengan nilai sosial, karena karya sastra dapat pula bersumber dari kenyataan-kenyataan yang terjadi di dalam masyarakat. Nilai sosial tercakup kebutuhan hidup bersama, like kasih sayang, kepercayaan, pengakuan, dan penghargaan.

Nilai sosial yang dimaksud adalah kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Nilai sosial akan menjadikan manusia sadar akan pentingnya kehidupan dalam kekeluargaan antara satu individu dengan individu lainnya tentang dengan kehidupan bersama, seperti kasih sayang, penghargaan, kerja sama, perlindungan, dan sifat-sifat yang ditujukan untuk kepentingan kemanusiaan lainnya yang merupakan yang secara turun temurun. Seperti kutipan pada kumpulan cerpen surat dari praha karya Yusri Fajar ini:

“Pulang ke Indonesia tidak lagi menjadi pilihan, karena dalam bayangan marwo kepulangannya hanya disambut pengeculian. Wajah Marwo memerah karena disapu tungku panggangan yang makin membara. Namun dia selalu tersenyum menyambut pelanggan Indonesia yang datang silih berganti sedari siang hingga malam. Mengenanag Indonesia kadang hanya akanmenyisakan rindu, amarah, dan dendam. Ia merindukan keluarga dan tanah airnya.”. (CTA/Surat Dari Praha/71).

Kutipan tersebut menjelasjkan , tokoh Marwo memiliki kekecewaan terhadap keputusan negara yang secara paksa memutus paspor dan visanya, diputusnya visa dan paspor Marwo dilatar belakangi karena Marwo menolak berpihak pada pemerintahan yang belum ia ketahui, keputusan sepihak itupun diambil karena Marwo merasa tidak dihargai lagi sebagai warga Negara. Hasilnya Marwo pun secara langsung telah kehilangan kewarganegaraan saat itu juga.

Kekecewaan Marwo didukung oleh sikap pemerintahan Indonesia saat itu yang dianggap otoriter. Namun demi menjaga nama baik bangsa dan tetap menjaga nama baik bangsanya, Marwo tetap berusaha menjalani hidup sebagai mana mestinya, hal itu terbukti ketika Marwo selalu bersikap ramah terhadap warga Indonesia yang kebetulan sedang ada di Praha dan berkunjung ke warung satenya. Hal ini membuktikan bahwa tokoh Marwo tetap bersikap baik atau kasih sayang sebagai warga Negara meskipun dirinya tengah dihianati, dengan tujuan agar nama baik bangsanya tetap baik.

Aspek Budaya

Nilai budaya merupakan tingkat yang paling abstrak dari adat, hidup dan akar dalam alam pikiran masyarakat, dan sukar diganti dengan nilai budaya lain dalam waktu singkat. Uzey (2009: 1) berpendapat tentang pemahaman tentang nilai budaya dalam kehidupan manusia diperoleh karena manusia memaknai ruang dan waktu. Makna itu akan bersifat intersubyektif karena ditumbuh-kembangkan secara individu, namun dihayati secara bersama, diterima, dan disetujui oleh masyarakat hingga menjadi latar budaya yang terpadu bagi fenomena yang digambarkan. Hal itu jelas terlihat pada kutipan kumpulan cerpen surat dari praha karya Yusri Fajar, berikut.

Aku sebenarnya berharap Seobama dan Patrick bisa saling menghargai dan rukun karena bagaimanapun mereka berasal dari benua yang sama, dan mendapat beasiswa yang sama, beasiuswa pemakmuran inggis. Tapu aku bertanya mengapa mereka sulit untuk tinggal berdampingan secara damai. (CTA/Seobama Dan Patrick/53).

Kutipan tersebut menjelaskan bahwa tokoh Aku memiliki dua teman asrama yaitu Seobama dan Patrick, keduanya berasal dari daerah yang sama yakni Afrika.meskipun berasal dari Negara yang sama namun mereka tidak pernah satu pemikiran, Seobama dan Patrick selalu bersitegang dalam segala hal. Menurut pendapat tokoh Aku seharusnya sebagai dua orang yang berasal dari negara yang sama serta juga bersama menjani kehidupan diluar negri, komunikasi yang baik sangat diperlukan untuk makin mempererat rasa persaudaraan sebagai bangsa yang satu. Tokoh Aku walaupun dengan latar belakang negara yang berbeda dengan kedua temannya tersebut, namun ia tetap berusaha menyebarkan rasa cinta tanah air kepada siapapun meskipun kepada warga negara lain.

Simpulan

Hasil berdasarkan analisis yang dilakukan peneliti pada kumpulan cerpen surat dari praha karya Yusri Fajar maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut. Aspek pedagogis yang terdapat dalam lan cerpen surat dari praha yaitu aspek moral, aspek pendidikan, aspek sosial, aspek estetika, dan aspek budaya. Semua aspek tersebut dapat ditemui dalam setiap kisah atau peristiwa yang dialami tokoh dalam cerita. Semua aspek-aspek pedagogis tersebut sangat bermanfaat dalam pembentukan kepribadian seseorang. Pembelajaran nilai-nilai luhur dalam cerpen harus diimplementasikan dalam kehidupan dan dapat dijadikan sumber belajar bagi pembaca dalam memahami dan memaknai setiap perjalanan hidup yang dilalui.

Dengan membaca karya Sastra cerpen, kita akan pengetahuan kita tentang realita yang ada dalam kehidupan manusia di dunia; seperti pembelajaran nilai-nilai pedagogis yang disungguhkan dalam cerita sehingga dapat membentuk kepribadian kita dalam hubungan dengan sesama dan menjadi teladan dalam bermasyarakat.

Daftar Rujukan
Fajar, Yusri. 2012. Surat Dari Praha. Malang: AM Phublising.
Filsafat Pendidikan. https://lms.untad.ac.id/mod/page/view.php?id=11624. Dunduh pada tanggal 21 Desember 2021.
Nurgiyantoro, Burhan. 2009. Teori Pengkajian Fiksi . Yogyakarta: Pers Universitas Gadjah Mada.

Mahasiswa Pascasarjana Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Islam Malang.
Sur-el ajhazelmazry106@gmail.com

 

- Advertisement -

Berita Terkini