Mudanews.com Boyolali — Anggota Komisi I DPRD Provinsi Jawa Tengah Fraksi PDI Perjuangan , Ribut Budi Santoso, mengajak para seniman dan masyarakat untuk menjadikan seni serta budaya lokal sebagai spirit kehidupan bangsa. Menurutnya, kearifan lokal yang lahir dari masyarakat merupakan kekuatan besar yang mampu menjaga kepribadian Indonesia di tengah derasnya arus modernisasi.
Ajakan itu disampaikan Ribut saat menghadiri pertemuan dengan Paguyuban Seniman Kecamatan Selo di Rumah Joglo Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Boyolali, pada Selasa (4/11/2025). Acara tersebut digelar dalam rangka sosialisasi peningkatan kualitas pengawasan Peraturan Daerah (Perda) sekaligus menjadi ruang dialog antara wakil rakyat dan pelaku seni di tingkat lokal.
Ketua Paguyuban Kesenian Selo, Sukardi, menyampaikan apresiasi kepada Ribut Budi Santoso yang telah memfasilitasi forum silaturahmi ini. Ia mengungkapkan bahwa pada akhir November mendatang, pihaknya akan menggelar pentas seni bersama yang melibatkan seluruh paguyuban kesenian se-Kecamatan Selo.
“Sebelum pentas, kami akan mengadakan workshop seni dengan menghadirkan narasumber dari Institut Seni Indonesia (ISI). Setiap desa akan mengirimkan minimal tiga pemuda agar regenerasi seniman tetap terjaga,” ujarnya penuh semangat.
Sementara itu, Kepala Desa Lencoh, Sutarno, berharap kegiatan seni dan budaya semacam ini dapat berlangsung berkelanjutan. Ia juga menyampaikan usulan agar ke depan pemerintah membantu pembangunan gedung serbaguna sebagai ruang ekspresi dan pertunjukan seni masyarakat.
“Kalau ada fasilitas yang memadai, kegiatan seni bisa lebih maksimal dan bermanfaat bagi warga,” katanya.
Dalam sambutannya, Ribut Budi Santoso menekankan pentingnya menjaga identitas budaya daerah.
“Selo memiliki kekayaan seni yang luar biasa. Saya berharap para seniman terus mengembangkan seni yang lahir dan tumbuh di sini, karena di situlah jati diri bangsa,” ujarnya disambut tepuk tangan hadirin.
Usai acara, Ribut menegaskan kepada awak media bahwa pengembangan seni dan budaya harus menjadi bagian dari pembangunan karakter bangsa.
“Sejalan dengan ajaran Tri Sakti Bung Karno, kita harus berkepribadian dalam kebudayaan. Seni dan budaya lokal bukan sekadar warisan, tapi juga pijakan moral untuk menegakkan kehidupan berbangsa yang berkeadaban,” tegasnya.
Di akhir acara dalam suasana kaki Gunung Merapi terasa hangat dan berfoto bersama penuh keakraban Di tengah dinginnya udara pegunungan, semangat mereka untuk menjaga dan melestarikan seni tradisi terasa membara — meneguhkan pesan bahwa budaya lokal adalah denyut kehidupan yang tak boleh padam.

