Dosen Fakultas Teknik UMSU, Gelar Pelatihan Penggunaan Sensor Penunjuk Arah Kiblat

Breaking News

- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Seorang tenaga pengajar, Dosen memiliki tiga kewajiban yang harus dilaksanakan yakni Pengajaran, Penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Kewajiban tersebut diperuntukkan sebagai bentuk rasa syukur dan peduli akan kecerdasan generasi muda, sebagai bukti dari pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi dan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Sebagai dosen di Fakultas Teknik UMSU, Sudirman Lubis ST MT sebagai ketua dengan anggota peneliti Partaonan Harahap ST MT dan Faisal Irsan Pasaribu ST MT melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dan turut juga hadir Wawan Septiawan Damanik ST MT sebagai moderator acara sekaligus operator pengoperasian alat tersebut.

Beliau melakukan penelitian dan membuat alat sebagai pendeteksi arah mata angin dengan menggunakan sensor HMC 5883L terhubung ke microcontroller arduino mega sebagai processor, yang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan dan pergeseran magnet bumi.

“Dalam 10 tahun terakhir pergesaran magnet bumi semakin bertambah, tentu ini sangat berpengaruh terhadap arah dan letak sebuah posisi seperti arah kiblat yang sangat penting bagi umat muslim untuk beribadah,” jelas Sudirman, Selasa (16/6/2020).

Dia menjelaskan bahwa fenomena turunnya salju di kota Mekkah termasuk fenomena pergeseran magnet bumi. Adanya sensor ini diharapkan mampu membantu manusia dalam mendeteksi arah mata angin.

“Keuntungan menggunakan sensor ini ialah, dengan keakurasian yang tinggi hanya membutuhkan arus yang rendah 5V 1 Amper, dan dapat beroperasi tanpa adanya jaringan internet dapat menyesuaikan diri pada lokasi tempatnya berada,” jelasnya.

Pelatihan dilaksanakan di kantor LPK HIKARI dan LPK SEKAI Sumatera Utara Jalan Pancing pasar 5 Barat Medan Estate Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang.

“Setiap tahunnya Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) mengantarkan anak bangsa untuk kerja di luar negeri seperti di negara jepang,” sambungnya.

Sebagai orang yang baru di dunia kerja yang minoritas umat muslim jarang ditemukan tempat ibadah, maka muncul sebuah masalah untuk mencari posisi arah kiblat yang benar.

“Adapun telpon genggam yang ada saat ini banyak menawarkan kompas arah kiblat secara gratis tetapi membutuhkan jaringan internet untuk bisa mengaksesnya. Belum lagi dalam 3 bulan terakhir hampir semua negara di dunia merasakan dan terdampak dari pandemi COVID-19 yang mengharuskan pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan dan peraturan mengenai kegiatan sosial di luar ruangan dan didalam ruangan termasuk dalam urusan ibadah yang semestinya dapat dilaksanakan secara berjamaah di sebuah masjid, karena adanya wabah ini masyarakat dilarang berkerumun dan dapat beribadah dirumah masing-masing.

“Maka harapan dari terwujudnya penelitian ini dan hasilnya akan di sosialisasikan kepada masyarakat Indonesia khususnya yang membutuhkan dan akan dibuat sebuah pelatihan cara penggunaannya,” tegas dosen Fakultas Teknik UMSU, Sudirman Lubis ST MT.

Dalam kesempatan itu, Sudirman menawarkan kepada peserta yang hadir, jika ada rumah ibadah yang ingin diukur kembali arah kiblatnya, kami siap mendampingi dalam proses pengukuran tersebut tegasnya. “Terima kasih kepada pengurusan LPK yang hadir dan banyak membantu hingga terlaksananya kegiatan tersebut dengan lancar,” ucapnya. Berita Medan, red

Berita Terkini