Laporan: Dian Rahmad
MUDANews.com, Medan (Sumut) – Menjadi penolong bagi orang yang sedang mengalami kesusahan adalah perbuatan yang mulia, dan si penolong pastinya menyimpan rasa bangga sudah berguna bagi orang lain. Bahkan, beberapa penelitian mengatakan, sering menolong orang bisa membuat umur jadi lebih panjang.
Salah satu cerita tentang menjadi penolong, dan yang sering kita jumpai adalah penambal ban. Menolong orang disaat ban kenderaan setiap orang bocor, dengan ongkos tambalnya yang biasanya dalam kisaran Rp 8 ribu sampai Rp 10 ribu.
Tim MUDANews mendatangi seorang yang sehari-harinya bekerja sebagai penambal ban yang membuka bengkel tambal ban di jalan lintas Medan-Berastagi, Wak Haji sebutannya. Ia juga dikenal banyak orang memiliki hati mulia dalam menjalani pekerjaanya itu.
“Udah 5 tahunan saya buka di sini. Ya gitu lah dek, jadi tukang tambal, tunggu ada yang bocor dulu baru saya ada kerja,” ujar pria yang sering disapa Wak Haji ini.
Wak Haji mengaku, setiap harinya ada saja yang mengalami ban bocor, apalagi kalau hari libur. Di hari libur, ‘pasien’ tambal ban Wak Haji bertambah, 2 kali lipat dari hari biasa.
“Itu lah tandanya ada Tuhan, rezeki kita semua udah ada yang ngatur, Alhamdulillah ada aja rezeki saya tiap harinya dan bisa mencukupi kebutuhan sehari hari, yang penting mau berusaha dan ikhlas,” ujar wak Haji.
Ketika ditanyai tentang kenakalan penambal ban yang sering meletakkan paku di tengah jalan agar ban kendaraan yang melintas menjadi bocor, Wak Haji mengatakan bahwa hal tersebut sangat tidak baik dalam upaya mencari rezeki.
“Walau terkadang suatu hari sedikit kali yang menambal ban, saya tidak mau buat seperti itu. Itu kan namanya dosa, gak baik cari rezeki, kasih makan anak istri dengan hal yang seperti itu,” ungkapnya.
Dengan hati mulianya, Wak Haji selalu menyarankan kepada para pengguna jasanya agar memeriksa kondisi kelayakan ban kendaraannya sebelum berkendara.[am]