Marak Pembuangan Bayi di Medan, Begini Penjelasan Psikolog Irna Minauli

Breaking News
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Maraknya pembuangan bayi di Kota Medan beberapa waktu terakhir semakin membuat warga resah.

Dari kacamata psikologi, perilaku orang tua yang tega membuang bayi dilatarbelakang oleh beberapa hal. Bisa jadi karena himpitan ekonomi. Atau bahkan karena kehadiran si jabang bayi memang tidak diinginkan.

“Bisa karena disebabkan oleh kehamilan di luar nikah atau karena faktor ekonomi sehingga mereka harus membatasi jumlah anak. Selain itu, anak yang terlahir cacat juga lebih berpeluang menjadi korban pembunuhan atau pembuangan bayi,” jelas Direktur Minauli Consulting Irna Minauli, Minggu (16/7/2017).

Apalagi, kata dia, perilaku hubungan bebas yang juga sedang marak. Hal itu juga bisa membuat anak yang dilahirkan tidak diinginkan. Wanita yang hamil di liar nikah atau married by accident, lebih cenderung memiliki keinginan membunuh bayinya.

Selain itu, pembuangan bayi juga disebabkan faktor ibu yang mengalami baby blues. Secara psikologis, orang tua yang mengalami baby blues juga berpeluang dan cenderung membunuh bayi. Baby blues adalah gangguan psikologis berupa sedih, cemas dan emosi meningkat yang dialami sekitar 50- 80% wanita setelah melahirkan.

“Secara psikologis, mereka yang mengalami baby blues lebih berpeluang untuk membunuh bayi. Mereka menjadi depresi dengan kelahiran sang bayi. Banyak di antara penderita baby blues tidak mau memelihara bayi mereka, bahkan tidak mau menyusui bayinya,” terang Irna Minauli.

Ibu yang mengalami baby blues sering khawatir dengan masa depan si bayi. Sehingga mereka berpikir, cara yang terbaik adalah mengakiri hidup bayi mereka.

Gangguan baby blues biasa diaami oleh ibu yang kurang mendapat dukungan moral dan sosial dari lingkungan ketika mengandung dan pascamelahirkan. Ditambah lagi mereka tidak mendapat dampingan suami selama kehamilan.

Pencegahan yang bisa dilakukan oleh ibu yang mengalaminya adalah dengan memberikan dukungan moral terhadap si ibu. Sehingga ada rasa nyaman dan aman terhadap ibu yang sedang mengandung.

“Dukungan dapat berupa bantuan secara langsung maupun tidak langsung. Bantuan berupa pemberian informasi, instrumental (bantuan langsung seperti menjaga anaknya), ditemani selama proses kehamilan dan persalinan serta membangkitkan semangat dan harga dirinya,” katanya.

Pada kasus kehamilan di luar nikah, si ibu hampir sama sekai tidak mendapat dukungan. Karena mereka yang hamil di luar nikah lebih memilih menyembunyikan masalah karena dianggap aib. Mereka juga cenderung dikucilkan dari keluarga karena merusak nama baik.

Untuk diketahui, beberapa pekan terakhir ada tiga kasus pembuangan bayi yang menggegerkan warga Kota Medan. Pertama, pembuangan bayi di Jalan B. Katamso Medan pada Jumat (7/7/2017). Seorang bayi laki-laki ditemukan masih hidup sekitar pukul 01.00 WIB.

Kedua, pembuangan bayi berjenis kelamin laki – laki di dekat pemakaman Jalan Karya Utama, Medan Johor pada Sabtu (8/7/2017). Namun sayang, bayi malang itu ditemukan dalam keadaan tak bernyawa lagi.

Ketiga, penemuan bayi laki-laki di tempat sampah di kawasan Jalan Malaka, Simpang Sei Kera pada Selasa (11/7/2017). Berita Medan, Yogoy

Berita Terkini