Adu Kuat Dua Pembohong Munarman Haikal Hassan Lawan Polisi dan Negara

Breaking News

- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Bukan tukang bohong kalau bukan kalangan kadrun. Kadrun bisa ngomong apa saja. Karena merasa kuat. Karena ada backing politik. Karena ketidaktegasan aparat. Dan, karena duit. Catatan Munarman dan Haikal Hassan hanyalah soal duit. Bukan membela agama sama sekali. Mereka bukan ustad. Ulama bukan.

Bukan siapa-siapa. Cuma bergaya pakaian ala kaum Arab. Daster Arabia. Dan, ubel-ubel kepala. Sudah merasa surga milik mereka. Dengan cara itu Munarman dan Haikal Hassan mengeruk pundi-pundi. Dengan corong Muhammad Rizieq Shihab (MRS) dan FPI. Juga HTI yang sudah 80% menguasai BUMN.

Kalau ulama ya seperti Gus Mus, Mbah Mun, Said Aqil Shiradj yang punya ilmu agama. Santun. Teman Munarman dan Haikal Hasan ya Amien Rais. Ratna Sarumpaet. Dengan buzzer resmi digaji negara Fadli Zon. Caranya? Nyinyir. Setelah Haikal dan Munarman, menunggu giliran mendapatkan surat cinta dari polisi Rizal Kobar. Tinggal minta bukti-bukti dan saksi.

Karena nyinyir tak pernah mendapatkan hukuman, maka Munarman menjadi seperti di atas hukum. Perlindungan dari rezim Chaplin, Cikeas, Cendana dan dukungan logistik kuat membuat mereka menjadi agen kisruh. Munarman ini pernah terlibat kerusuhan Cikeusik. Pernah menjadi pesakitan terkait dugaan kepemilikan senjata api. Merasa paling kuat.

Maka ketika polisi menembak 6 teroris di jalan tol, Munarman tampil di muka membuat berita bohong. Dengan data yang dia buat, dengan kesaksian palsu ala Edy Mulyadi, dia mengadakan konferensi pers. Tujuannya agar terbangun fakta awal.

Publik digiring dengan berita bohong Munarman: penculikan. Enam laskar FPI hilang. Menyembunyikan MRS dengan dalih pengajian subuh. Lalu, serta-merta mengeluarkan statement: enam teroris FPI tersebut tidak membawa senjata. Kunci untuk membuat publik gerah.

Aparat kepolisian yang bekerja cermat dibuat kalang kabut. Bukan oleh data dan fakta. Namun, seolah polisi harus membuat alternative fact. Jebakan top ala Munarman. Pembohong yang merasa langkah dia tidak terendus.

Strategi komunikasi Munarman ini dengan mudah dipatahkan. Bahkan ketika Komnas HAM diseret. Najwa Shihab diikutkan. Tempo didorong. DPR ditekan. KAMI ikut. Fadli Zon melakukan glorifikasi terhadap 6 pencoleng yang tewas. Polisi dan publik yang waras memaparkan kebenaran. Fakta.

Dasar sudah tabiat tukang bohong. Munarman dan Haikal Hassan tetap ngotot. Rakyat disodori oleh Munarman dengan kebohongan. Teroris disebut mati sahid. Teroris hendak dijadikan pahlawan. Disandingkan dengan pahlawan revolusi. Narasi membela Islam hanyalah kedok kejahatan dan kehobongan. Agar aparat tersudut. Itulah Munarman.

Untuk membela MRS Haikal Hassan bahkan menggunakan mimpi bertemu Nabi Muhammad. Mimpi di pemakaman 6 teroris FPI yang tewas. Nabi Muhammad dibawa-bawa seakan yang mati dalam keadaan syahid. Padahal mereka mati karena melawan hukum.

Publik melaporkan Haikal Hassan dan Munarman. Dan, kini tengah terjadi adu kuat antara Munarman dan Haikal Hassan melawan Polri. Dan, Negara.

Pasal-pasal berlapis akan diterapkan kepada mereka. Bukan soal UU ITE. Namun, penyebaran berita bohong yang merusak NKRI dan mengarahkan Indonesia menjadi Suriah, harus dibabat. Hukuman maksimal 10 tahun pun menanti.

Penulis: Ninoy Karundeng

Berita Terkini