Mudanews,com Surakarta – Research Group (RG) Sains Education Sustainable Development (SESD) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta melaksanakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (P2M) yang dilangsungkan pada hari Kamis, (10/7/25) di Aula SMP Negeri 4 Kota Surakarta. Pengabdian Masyarakat oleh Research Group (RG) Sains Education Sustainable Development (SESD) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengusung tema “Pemberdayaan Guru IPA dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran Berbasis Education Sustainable Development (ESD) Bagi Guru MGMP IPA Kota Surakarta”, kegiatan ini dihadiri oleh 30 guru MGMP IPA Surakarta, yang merupakan agen perubahan untuk menciptakan pendidikan masa depan yang berkelanjutan. RG SESD UNS Surakarta dihadiri oleh Dr. Bramastia, S.Pd., M.Pd, Dr. Kadek Dwi Hendratma Gunawan, S.Pd., M.Pd, Dr. Budi Utami, S.Pd., M.Pd., Tiara Hasna, Endah Febri Setiya Rini dan Hendra Ramadhan.
Acara dimulai pukul 08.00 WIB dengan sesi registrasi peserta yang disambut hangat oleh panitia. Endah Febri Setiya Rini bertindak sebagai Master of Ceremony (MC), memandu rangkaian acara. Kegiatan resmi dibuka dengan sambutan dari perwakilan dari tuan rumah SMPN 4 Kota Surakarta yakni Ibu Pontjowati, S.Pd., M.Si., yang menyampaikan apresiasi kerjasama MGMP IPA SMP Surakarta dengan UNS dan menyampaikan harapan agar kegiatan pengabdian masyarakat ini berjalan dengan lancar dan berterimakasih atas diselenggarakannya kegiatan yang positif ini dalam membantu guru MGMP IPA dalam menyusun perangkat pembelajaran. “Semoga dengan adanya kegiatan ini, dapat mencerahkan kami guru MGMP IPA Surakarta dalam menyusun perangkat pembelajaran yang mampu untuk melayani peserta didik sehingga apa yang diharapkan dari kurikulum nasional dapat dipahami dengan baik sehingga dapat menerapkannya dalam proses pembelajaran.” terang beliau.
Sambutan berikutnya disampaikan oleh Ketua Pelaksana RG SESD UNS, Dr. Bramastia, S.Pd., M.Pd., yang sekaligus membuka acara secara resmi. Beliau menekankan bahwa kegiatan pengabdian ini merupakan bentuk aktualisasi urgensi Education Sustainable Development. Bahkan dijelaskan bahwa pendidikan pasca Covid ini mengalami perubahan yang sangat signifikan termasuk guru harus adaptif dengan wilayah yang teknis. Hal inilah yang melatarbelakangi ESD adalah adanya perkembangan-perkembangan yang sangat drastis. Sebagai pengantar, sekarang ini ada tantangan misalnya perubahan-perubahan kebijakan yang membuat guru terkadang sedikit pusing. Namun, adanya kebijakan mengharuskan kita untuk siap dalam perubahan. Latar belakang pendidikan berkelanjutan, sekarang itu dihadapkan dengan persoalan-persoalan yang mana orang IPA juga harus bisa mengatasi persoalan-persoalan yang rumit. Hal ini membawa perkembangan pendidikan berkelanjutan, maka dari itu kita mendukung pembangunan yang berkualitas yaitu pendidikan yang memberikan kesadaran dan kemampuan kepada semua orang terutama terhadap perkembangan dan peradaban oleh sebab itu pendidikan disebut long life time learning.
Sambutan berikutnya disampaikan oleh Amin Wahyu Setyadi, S.Pd. selaku Ketua MGMP IPA Kota Surakarta. Beliau menyampaikan apresiasi kerjasama MGMP IPA Surakarta dengan UNS, apresiasi anggota MGMP yang berkenan hadir di sela kesibukannya “Alhamdulillah RG SESD UNS sudah dapat hadir disini, untuk kerjasama MGMP IPA Surakarta dengan UNS, kami dari MGMP IPA sendiri sangat terbuka dan sangat senang serta berharap kerjasama ini dapat berlangsung lama. Terkait materi, saat ini terdapat regulasi terbaru dari Kementrian saat ini adalah deep learning, STEM, ESD dan lainnya. Kami juga sangat mengharapkan karena dari kami terus terang UNS lebih cepat memberikan informasi atau lebih mumpuni sehingga kami siap untuk menerima.” tutur Ketua MGMP IPA Kota Surakarta.
Agen Perubahan
Setelah sesi pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi utama dengan dimoderatori oleh Hendra Ramadhan. Materi pertama disampaikan oleh Dr. Bramastia, M.Pd., yang membawakan topik “Implementasi Pembelajaran IPA berbasis Education for Sustainable Development (ESD)”. Dalam penyampaiannya, Dr. Bramastia, M.Pd. menjelaskan bahwa ESD merupakan kunci ketika kita mau mengambil satu posisi dalam menawarkan solusi. Pada saat ini, banyak sekali persoalan yang tidak seimbang, seringkali kita lebih sering memanfaatkan dibanding mengembangkan dan memberikan solusi. Oleh karena itu, ESD merupakan pembelajaran berkelanjutan yang penting untuk dapat kita implementasikan. Dari pemaparan Dr. Bramastia, implementasi pembelajaran IPA berbasis ESD menuntut guru tidak hanya menyampaikan konten sains, tetapi juga menanamkan kesadaran akan keberlanjutan, tanggung jawab lingkungan, dan dampak sosial dari ilmu yang dipelajari. Pendekatan ini menekankan keterpaduan antara pengetahuan, keterampilan berpikir kritis, dan sikap peduli terhadap masa depan bumi. Guru berperan penting sebagai fasilitator yang mampu mengaitkan pembelajaran IPA dengan isu-isu nyata di sekitar peserta didik.
Sesi kedua dilanjutkan oleh Dr. Kadek Dwi Hendratma Gunawan, S.Pd., M.Pd. yang membahas topik “Penggunaan Media Pembelajaran IPA berbasis Education for Sustainable Development (ESD)”. Media pembelajaran IPA berbasis Education for Sustainable Development (ESD) menekankan pentingnya pemilihan dan pemanfaatan media yang mampu menyalurkan pesan pembelajaran secara efektif, baik dalam bentuk visual, audio, audiovisual, digital/interaktif, maupun fisik. ESD sendiri berfokus pada pendidikan yang mengajarkan isu-isu pembangunan berkelanjutan seperti perubahan iklim, keanekaragaman hayati, sehingga peserta didik dibekali pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai keberlanjutan. Integrasi ESD dalam pembelajaran IPA dapat dilakukan melalui penggunaan media yang relevan dengan isu lingkungan dan sosial, serta mendorong keterlibatan aktif siswa. Kecerdasan Artifisial (KA) juga dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran, misalnya untuk membuat ilustrasi, video, latihan debat, kalkulator scientific, visualisasi, animasi virtual lab, hingga pengembangan game edukasi. Salah satu contoh penerapan konkret adalah proyek IoT tempat sampah otomatis yang menggabungkan pembelajaran IPA, teknologi, dan nilai keberlanjutan, sehingga mendorong kreativitas serta keterampilan abad 21 pada peserta didik.
Sesi ketiga dilanjutkan oleh Dr. Budi Utami, S.Pd., M.Pd, yang membahas topik “Penilaian pembelajaran IPA berbasis Education for Sustainable Development (ESD).” Pembelajaran IPA berbasis SDGs menekankan pentingnya pembelajaran mendalam yang berpusat pada peserta didik melalui pembelajaran seperti Problem-Based Learning, Flipped Classroom, dan sebagainya. Penilaian Formatif juga sangat penting, oleh karenanya kerangka kerja pembelajaran mendalam ini membentuk profil lulusan yang tidak hanya menguasai pengetahuan esensial, tetapi juga memiliki keimanan, kemandirian, kreativitas, kolaborasi, penalaran kritis, komunikasi, dan lainnya. Proses pembelajaran didesain agar berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan, dengan pengalaman belajar yang meliputi pemahaman, aplikasi, dan refleksi. Lingkungan pembelajaran diintegrasikan antara ruang fisik, virtual, dan budaya belajar untuk mendukung kolaborasi dan eksplorasi. Praktik pedagogis menekankan pengalaman belajar autentik dan kolaboratif, sementara pemanfaatan teknologi digital menjadi katalisator pembelajaran yang interaktif dan kontekstual. Beliau juga memberikan fasilitas contoh perangkat pembelajaran berupa modul ajar IPA berbasis ESD beserta penilaiannya.
Setelah sesi materi, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi interaktif dan sesi tanya jawab. Dalam sesi diskusi, Bapak Dwi mengajukan pertanyaan tentang contoh implementasi pembelajaran IPA berbasis Education for Sustainable Development (ESD), contoh membuat media pembelajaran menggunakan KA, dan penyampaian lebih lanjut terkait penyusunan rubrik penilaian. Beliau mewakili guru-guru menyampaikan bahwa “Kami tidak menampilkan aspek penilaian berpikir kritis, aspek berpikir kolaborasi, sehingga misalnya langsung membuat rubrik kreatif tanpa memperhatikan indikator atau aspek penting didalamnya”.
Dr. Bramastia, M.Pd. memberikan jawaban terkait kebingungan guru terhadap apakah sebenarnya yang dilakukan guru/sekolah masing-masing merupakan contoh implementasi pembelajaran IPA berbasis ESD. Beliau menyampaikan bahwa itu termasuk implementasi ESD karena ESD merupakan bagian dari SDGs maka dalam konteks yang disebutkan Bapak Dwi menyentuh contoh pembelajaran ESD.
Dr. Kadek Dwi Hendratma Gunawan, S.Pd., M.Pd. memberikan informasi kepada Bapak/Ibu Guru terkait contoh pembuatan media pembelajaran menggunakan Blackbox AI, Pictory dan Copilot AI dalam membuat media pembelajaran seperti kalkulator ilmiah, video pembelajaran, simulasi/virtual lab sederhana, dan pembelajaran berbasis game.
Dr. Budi Utami, S.Pd., M.Pd. menyampaikan informasi bahwa kesalahan guru yang sering kali terjadi dalam menilai berpikir kritis siswa, berpikir kreatif siswa itu dengan membuat rubrik sesuai dengan jawaban dari soal yang ditanyakan. Padahal terdapat aspek indikator dari berpikir kritis ataupun berpikir kreatif yang harus diperhatikan dan menjadi kunci utama dalam menilai keterampilan siswa tersebut. Seperti misalnya ada indikator ahli seperti Facione dll yang harus diperhatikan.
Para guru tertarik dengan diskusi dan pemaparan yang telah disampaikan terutama terutama terkait pembuatan media IPA berbasis ESD, namun waktunya terlalu singkat sehingga para guru berharap ada kelanjutan pelatihan atau diklat dalam membuat media tersebut untuk program selanjutnya.
Kegiatan ditutup dengan penyampaian kesimpulan oleh MC serta ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah terlibat. Kegiatan pengabdian ini bukan hanya sebagai ajang pemberdayaan semata, tetapi juga menjadi ruang diskusi antar dosen ataupun praktisi dalam menciptakan pembelajaran yang mendukung kebijakan Kementrian dan mendorong pendidikan berkelanjutan tanpa melupakan teknologi yang sedang berkembang. Diharapkan, program ini dapat menjadi model sinergi antara perguruan tinggi dan sekolah menengah pertama dalam membangun pendidikan yang berkelanjutan. Bahwa RG SESD UNS berkomitmen untuk terus menghadirkan kegiatan serupa di berbagai satuan pendidikan sebagai kontribusi nyata dalam pengetahuan yang berorientasi masa depan.***(Red)