Helen, Mahasiswi Farmasi USU yang Membuktikan Prestasi Datang dari Ketekunan

Breaking News
- Advertisement -

Mudanews.com, MEDAN – Tidak semua mahasiswa langsung menemukan ruang untuk berkembang sejak hari pertama kuliah. Begitu pula dengan Helen, alumni Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara (USU), yang kini dikenal sebagai sosok inspiratif berkat konsistensi dan keberaniannya keluar dari zona nyaman.

Helen mengakui, masa SMA bukanlah periode ketika ia tampil menonjol. Ia lebih banyak menghabiskan waktu di kelas, tanpa terlibat dalam kegiatan organisasi maupun aktivitas luar sekolah. Namun, perubahan besar datang saat menapaki dunia kampus.

“Dulu saya bukan anak yang aktif hanya fokus belajar. Tapi sejak kuliah, saya mulai berani mencoba banyak hal untuk menambah pengalaman dan relasi,” ujar Helen saat diwawancarai pada Jumat (21/11/2025).

Ternyata aktif itu seru. Saya jadi semangat ikut organisasi, lomba, dan volunteer supaya bisa banggain orang tua dan memberi dampak positif bagi orang lain,” sambungnya.

Memasuki Fakultas Farmasi USU menjadi awal transformasi dirinya. Lingkungan kampus yang dinamis dan kompetitif mendorong Helen untuk membuka diri. Ia mulai bergabung dengan organisasi mahasiswa, mengikuti pelatihan, dan terlibat dalam kegiatan sosial maupun akademik.

Meski pada awalnya canggung, ia memilih untuk belajar dari setiap kesempatan yang datang.

Perjalanan itu tidak tanpa hambatan. Padatnya jadwal kuliah menjadi tantangan terbesar untuk mengatur waktu. Selain itu, Helen menilai perubahan pola pikir dan ketahanan mental adalah bagian tersulit dalam prosesnya.

“Manajemen waktu itu berat, karena jurusan saya padat. Kadang susah membagi antara kuliah dan organisasi. Mental juga tantangan, harus melawan rasa malas, overthinking, dan takut gagal,” katanya.

Usaha itu perlahan membuahkan hasil. Helen dikenal sebagai mahasiswa aktif dan rajin berkontribusi. Ia beberapa kali dipercaya menjadi panitia kegiatan tingkat fakultas hingga universitas. Di tengah jadwal kuliah yang ketat, ia tetap menjaga keseimbangan antara akademik dan aktivitas organisasi.

Bagi Helen, prestasi bukan sekadar piala atau penghargaan, melainkan keberanian mengambil langkah dan bertanggung jawab atas pilihan. Perjalanannya penuh kegagalan, namun justru menjadi pijakan untuk maju.

“Saya pernah ditolak jadi asisten laboratorium tiga kali. Pernah gagal Beasiswa Djarum. Kalah puluhan kali di KTI, belum pernah menang di belasan lomba debat. Tapi sekarang saya mendapat lebih dari apa yang dulu gagal saya raih. Untuk yang sering gagal, mungkin bagianmu ada di tempat lain. Jangan berkecil hati,” ujarnya.

Setelah lulus, Helen terus memegang prinsip yang menuntunnya selama kuliah: disiplin, konsisten, dan tidak berhenti belajar. Ia percaya kesuksesan dapat diraih siapa saja yang mau berproses, tanpa memandang kapan ia mulai.

(*/Mudanews.com)

Penulis: Gina Raudhatul Jannah

Editor: Redaksi

Berita Terkini