MUDANEWS.COM, Asahan – Puluhan mahasiswa Universitas Asahan (UNA) yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa UNA menggelar unjukrasa di depan Gedung Rektorat UNA, Senin (10/02). Mereka menyampaikan aspirasi kepada pihak kampus mengenai kebijakan-kebijakan yang mempersulit mahasiswa, terkhusus mengenai Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang terindikasi masuknya kepentingan politik praktis menuju Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 Kabupaten Asahan.
Menurut Koordinator Aksi Alwi, kebijakan-kebijakan kampus UNA hari ini banyak tidak pro pada mahasiswa bahkan dibuatnya sistem yang sangat mempersulit mahasiswa. Dan UNA baginya sedang tidak baik-baik saja.
“Kami selaku mahasiswa UNA memiliki hak untuk menyampaikan aspirasi kami, yaitu kami selaku mahasiswa merasa kampus kami tidak sedang baik-baik saja, dikarnakan adanya permasalahan permasalahan yang ada di kampus Universitas Asahan saat ini,” tegas Alwi dalam orasinya.
Puluhan mahasiswa itu pun mengkritisi KKN yang pelepasanya akan dilaksanakan di halaman Kantor Bupati Asahan dan langsung di lepas oleh Bupati Kabupaten Asahan, penuh dengan indikasi politik mengingat Pilkada 2020 tidak lama lagi.
Mereka menolak karena menurut mereka halaman kampus masih mampu menampung seluruh mahasiswa di acara pelepasan KKN Mahasiswa UNA tahun ini. Walaupun kampus telah mengklarifikasi Surat Pengumuman sebelumnya KKN akan dilepas di Halaman Kantor Bupati Kabupaten Asahan oleh pihak kampus, akan tetapi mereka masih menolak karena suratnya ada kesalahan waktu pelepasan KKN.
“Pada tahun sebelumnya, kegiatan pelepasan KKN diadakan di halaman Kampus UNA, dan KKN-nya juga berada di luar dari Kabupaten Asahan. Sekarang sudah berubah, mengapa kegiatan KKN pelepasannya diadakan di Kantor Bupati Asahan dan KKN-nya hanya di Kabupaten Asahan. Apakah ini dipolitisir untuk kepentingan politik Pilkada 2020?,” pungkasnya.
Massa aksi pun membakar ban di depan Kantor Rektorat UNA karena merasa kecewa tidak ada tanggapan dari pihak kampus. Para massa aksi membubarkan diri dengan catatan akan turun lagi pada esok harinya.
Setelah massa membubarkan diri, malamnya mereka melaksanakan konsolidasi kembali untuk turun pada Selasa (11/02). Hasil aksi hari ini pun tidak juga mendapat titik terang. Pihak kampus belum juga menanggapi aspirasi mereka.
Pesal selau Korlap aksi hari kedua ini mengatakan pada karena itu, massa aksi pun memasang tenda dan akan menginap di depan Kantor Rektorat sampai tuntutan mereka ditanggapi dan diterima.
“Kami akan memasang tenda untuk menginap sampai ada tanggapan. Dan kami akan terus mengajak mahasiswa supaya ikut turun mengingat hak-hak mahasiswa di UNA tidak kami dapatkan. Kebijakan-kebijakan kampus pun tidak pro mahasiswa. Dan kami melihat kampus UNA pun dipolitisir untuk kepentingan politik Pilkada 2020 di Asahan. Lihatlah buktinya dengan Pelepasan KKN dan tempat KKN yang berubah,” kata Pesal selaku Korlap aksi kedua ini.
Ada pun poin-poin tuntutan mereka yaitu:
1. Menolak keras jika pelepasan kegiatan KKN tersebut diadakan di halaman kantor Bupati Asahan, karena UNA masih memiliki kampus yang luas dan juga memiliki fasilitas
2. Klarifikasi persoalan KKN yang kami duga menjadi ajang politik
3. Mempertanyakan fasilitas KKN
4. Mempertanyakan perubahan Lokasi KKN yang awalnya terdiri dari tiga kabupaten menjadi satu kabupaten yang terdiri atas enam kecamatan
5. Mempertanyakan prosedur perguruan tinggi (UNA) untuk melaksanakan KKN. [Ib]