Apa yang Bisa Kita Harapkan dari Seorang Pemuda? ( tulisan lawas Dari tahun 1939)

Breaking News
- Advertisement -

 

 Oleh Mansurni Abadi

Mudanews.com OPINI – Artikel ini menyadur teks pidato Dari Dr. Wang Chung hui yang termuat dalam Koran soeara tsing nien edisi november – Oktober 1939 dengan ejaan Baru.

File lengkapnya telah menjadi domain publik Yang dapat di akses di website archive

Koran Soeara tsing nien sendiri diterbitkan di Semarang Oleh komunitas tionghoa Bernama centraal hua Chiao tsing nien hui , penulis menilai perlu mengangkat kembali Khazanah penulisan lama di media – media sebelum kemerdekaan Karena banyak artikel – artikel Yang Bernas, berikut isi Dari artikel itu

Apa yang Bisa Kita Harapkan dari Seorang Pemuda?

Pidato dari Dr. Wang Chung Hui kepada Para Pemuda

Berikut ini adalah ringkasan pidato Dr. Wang Chung Hui yang ia sampaikan di hadapan ratusan pemuda di Chungking belum lama ini.

Mungkin ada di antara pembaca yang belum mengenal tokoh ini.

Maka perlu dijelaskan bahwa beliau adalah Menteri Luar Negeri dari pemerintahan kita saat ini . bukan Wang Ching Wei, si penghianat, yang riwayatnya telah dimuat dalam majalah ini bulan lalu.

Dr. Wang memulai pidatonya dengan pertanyaan:
“Apa yang bisa kita harapkan dari seorang pemuda?”

Jawabannya adalah: banyak sekali!

Pemuda sering diibaratkan seperti rebung muda yang lentur namun kelak akan tumbuh menjadi bambu yang kuat dan tegak lurus.

Bambu dikenal sebagai tanaman yang lurus, kuat, dan tumbuh dengan cepat. Sifat-sifat ini juga dimiliki oleh pemuda pada umumnya. Tidak ada pemuda sejati yang lemah atau tidak bersemangat, kecuali mereka yang kehilangan semangat hidup.

Begitu pula dengan bambu — tidak ada bambu yang bengkok atau mudah dibentuk sesuka hati, karena ia tumbuh dengan cara yang lurus dan tegas.

Di negeri kita, Tiongkok, bambu telah lama dimanfaatkan dalam berbagai aspek kehidupan.

Bahkan ada peribahasa yang mengatakan:
“Tidak ada satu pun bidang kehidupan yang tidak menggunakan bambu.”

Meskipun zaman sudah modern dan banyak hal telah berubah, bukan berarti kita tidak lagi membutuhkan bambu atau melupakan nilai-nilainya. Nilai-nilai yang terkandung dalam bambu tetap relevan, bahkan dalam kehidupan dan pemikiran modern saat ini.

Sejak awal pembangunan, bambu telah banyak digunakan—baik untuk keperluan pembangunan seperti membuat perancah agar para pekerja bisa naik dan mengangkut tanah, pasir, dan bahan lainnya, maupun untuk keperluan lain yang memanfaatkan barang-barang dari bambu.

Lihatlah, begitu besarnya manfaat bambu di tanah air kita.

Pada masa lampau, bambu bahkan dijadikan simbol keberuntungan bagi masyarakat kita. Selain karena banyak digunakan, bambu juga memiliki keistimewaan: ia tahan terhadap berbagai serangan alam.

Saat musim dingin datang, banyak tanaman yang gugur dan mati karena hujan es dan salju. Namun bambu tidak demikian. Meski diserang hawa dingin dan tertutup salju, bambu tetap tegak berdiri, tidak kehilangan kesegarannya.

Karena itulah, tidak salah jika kita mengibaratkan para pemuda kita seperti pohon bambu.

Ratusan tahun yang lalu, leluhur kita sudah menaruh nilai penting pada pohon bambu—sama seperti sekarang pemerintah kita menaruh harapan besar kepada para pemuda.

Kalian, para pemuda, adalah generasi penerus yang akan menggantikan posisi dan pekerjaan kami hari ini. Karena itu, seperti yang pernah dikatakan oleh Dr. Sun Yat Sen dalam pidatonya di hadapan para mahasiswa di Nanking, ketika beliau memangku jabatan Presiden Sementara Republik kita:

“Kami hanyalah pembuka jalan. Kalianlah yang harus melanjutkan perjuangan kami.”

Tokoh bangsa kita, Dr. Sun, sangat memahami pentingnya semangat pemuda dalam gerakan bangsa. Oleh sebab itu, ia selalu mendorong agar para pemuda dipimpin dengan benar, karena merekalah yang kelak akan memegang peranan penting di berbagai bidang dalam kehidupan berbangsa.

Orang-orang tua tidak akan selamanya bisa terus bekerja. Waktunya akan datang ketika mereka harus beristirahat.

Namun para pemuda yang sedang tumbuh dewasa justru sedang berada pada masa di mana mereka bisa mengerjakan banyak hal besar.

Gerakan pembaruan Tiongkok hingga menjadi republik seperti sekarang juga tidak lepas dari peran sekelompok pemuda yang mendukung perjuangan Dr. Sun sejak awal. Ketika masih muda, seseorang tidak hanya memiliki fisik yang kuat untuk menghadapi beban berat dan penderitaan, tetapi juga memiliki harapan dan cita-cita ideal yang tinggi.

Karena itu, baik masyarakat maupun negara menaruh harapan besar kepada para pemuda. Setiap pemuda hendaknya jangan sampai mengecewakan harapan itu.

Presiden kita, Bapak Lin Sen, pernah berkata “Pemuda adalah tiang negara.”Pernyataan ini menunjukkan betapa besarnya penghargaan beliau terhadap kalian para pemuda.

Harapan beliau kepada kaum muda didasarkan pada banyak pengalaman yang beliau alami sendiri. Sejarah bangsa kita pun menunjukkan dengan jelas bahwa jatuh bangunnya negara ini sangat berkaitan dengan gerakan para pemuda.

Lihatlah, bangkitnya Dinasti Tang dan Sung, semua diawali dari perjuangan para pemuda. Bahkan berbagai krisis yang terjadi saat itu bisa dilalui karena kekuatan generasi muda.

Kebangkitan Dinasti Ming juga dimulai dari pergerakan para pemuda. Ketika Kaisar Ming Tay Chu menggulung lengan bajunya untuk membangun kerajaan, ia masih sangat muda dan didukung oleh rekan-rekannya sesama pemuda.

Ketika insiden besar pertama terjadi di Shanghai sekitar enam atau tujuh tahun yang lalu, siapa yang pertama kali mempertahankan kota itu hingga tentara Tiongkok dipandang dunia dengan hormat?Tidak lain adalah pasukan muda kita

Dalam peristiwa yang terjadi beberapa tahun belakangan ini, terutama dalam dua atau tiga tahun terakhir, pasukan muda kita telah menunjukkan kekuatan luar biasa. Mereka berhasil membuat musuh tidak bisa begitu saja menguasai wilayah-wilayah penting.

Banyak orang memperkirakan bahwa dalam waktu tiga hari Shanghai akan menyerah, tetapi kenyataannya selama tiga bulan penuh, perlawanan tetap berlangsung di berbagai tempat. Semua ini adalah hasil dari perjuangan para pemuda.

Begitu juga dengan keadaan kita saat ini, ketika negara kita sedang menghadapi masa-masa sulit, para pemudalah yang menjadi tumpuan harapan. Di tangan mereka terletak masa depan bangsa Tionghoa—kejatuhan atau kebangkitannya.

Pemerintah kita, dengan segala daya dan upaya, tetap membangun sekolah-sekolah meskipun dalam keadaan berbahaya. Sekolah-sekolah dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi dipindahkan ke daerah-daerah yang lebih aman agar anak-anak kita tetap bisa melanjutkan pendidikannya.

Dengan pengetahuan yang diperoleh dari sekolah-sekolah itu, para pemuda dapat menyadari tanggung jawabnya sebagai anak-anak bangsa Tionghoa. Mereka bisa mengenal dan menjalankan kewajibannya, serta menjaga tanah air kita.

Tiongkok bukan milik satu orang atau sekelompok orang saja, tetapi milik kita semua. Ia adalah warisan dari leluhur kita, dan karena itu wajib kita jaga dan lindungi bersama.

Kalian, para pemuda, masing-masing punya kemampuan besar untuk berkontribusi bagi masyarakat dan negara kita. Jika kalian memiliki tenaga, gunakanlah untuk kepentingan bangsa. Jika kalian memiliki kepintaran, gunakanlah untuk kemajuan rakyat dan tanah air. Jika kalian bisa menulis, gunakanlah kemampuan itu untuk membantu organisasi dan perjuangan bangsa.

Singkatnya, gunakan semua jalan yang kalian miliki demi kepentingan bersama. Kepentingan bangsa tidak hanya satu, tapi beragam bentuk dan caranya.

Kami merasa bangga dan gembira melihat semangat kalian hari ini. Semangat kalian adalah semangat Tiongkok. Kebahagiaan kalian adalah kebahagiaan Tiongkok. Harapan kalian juga adalah harapan tanah air, karena kalianlah yang akan melanjutkan perjuangan kami di masa depan, saat kami sudah harus mengundurkan diri.

Oleh karena itu, wahai pemuda-pemudi, belajarlah dengan giat dan sungguh-sungguh. Di pundak kalian terletak tanggung jawab besar yang harus kalian tunaikan. Jadilah putra dan putri Tiongkok yang sejati. Jangan kecewakan harapan orang tua dan generasi sebelumnya.

Seperti kata pepatah kuno: “Harumkan nama orang tua, agar mereka dikenang dan dipuji oleh generasi setelahnya. Itu adalah salah satu jalan kebajikan.”

Tiongkok saat ini sedang menghadapi masa yang sangat genting. Tapi kami yakin, selama kita bersatu dan saling melindungi, krisis ini akan berlalu. Tiongkok akan tetap berdiri tegak dan benderanya akan terus berkibar dengan megah.

Maka marilah kita bekerja—melakukan apapun yang kita anggap penting bagi kepentingan bersama. Jangan pedulikan apa kata pihak lain, jangan mudah putus asa atau kehilangan harapan. Di mana ada kemauan, di situ pasti ada jalan.

Anak-anak muda, sekali lagi kami ulangi pesan dari Bapak Republik Tiongkok:
“Harapan kami ada pada kalian. Jadilah putra dan putri Tiongkok yang sejati, dengan menjalankan kewajiban masing-masing demi kepentingan bersama

Sumber : Suara Soeara Tsin Niem Oktober-November 1939

Berita Terkini