MUDANEWS.COM, Medan – Analis Pasar Keuangan Gunawan Benjamin mengatakan, banyak pelaku pasar yang keburu-buru dalam memberikan gambaran kemungkinan terkait dengan harga emas ke depan.
“Mengaitkan Presiden AS yang terpapar Covid-19 dengan ekspektasi kemungkinan kenaikan harga emas, saya nilai kurang tepat dilakukan. Terlebih baru-baru ini justru Presiden AS menunjukan dirinya dalam kondisi sehat. Banyak orang yang berpendapat, jika seorang Presiden bisa terpapar Covid-19, bagaimana jadinya dengan masyarakat biasa,” papar Gunawan Benjamin di Medan, Sumatera Utara, Senin (5/10/2020).
Gunawan menjelaskan, faktanya, harga emas pun tidak merespon kabar negatif dari AS tersebut. Karena di tengah resesi seperti sekarang ini, umumnya investor akan lebih melihat resiko ketimbang potensi keuntungan dari kemungkinan kenaikan harga emas tersebut. Salah satu yang bisa membuat harga emas naik adalah kebijakan stimulus super besar yang akan digelontorkan AS. Angkanya mencapai $2.2 Trilyun.
“Dengan likuiditas US Dolar yang membanjiri pasar. AS dengan sendirinya akan membuat US Dolar melemah terhadap sejumlah mata uang utama dunia termasuk terhadap emas. Akan tetapi, kondisi ini justru akan memicu pertanyaan yang tak kalah serius. Diantaranya adalah gelontoran stimulus yang dilakukan AS justru memicu kekuatiran baru bahwa AS masih berjibaku untuk keluar dari tekanan ekonomi akibat Covid-19.
Di saat seperti itu, sambung Gunawan, investor justru lebih memilih untuk memegang cash atau uang tunai dibandingkan dengan emas. Karena pelaku pasar akan melakukan upaya untuk memitigasi kemungkinan harga emas yang hanya akan berfluktuasi dengan kecenderungan naik sesaat. Harga emas sejauh ini juga masih kesulitan untuk naik diatas $1.900 per ons troy nya.
“Harga emas sejauh ini masih dikisaran $1.892 per ons troy. Tidak banyak bergerak. Justru emas berpeluang tertekan disaat salah satu kekuatiran seperti kemungkinan hilangnya pengaruh negatif Covid-19 terhadap perekonomian. Meskipun belum bisa dipastikan ada vaksin Covid-19 yang benar-benar aman 100%, namun upaya menuju kesana terus dilakukan. Dan pelaku pasar pada dasarnya sangat yakin masalah Covid-19 ini akan hilang nantinya,” imbuhnya.
Jadi sentimen jangka pendek harga emas bisa saja bergerak turun. Kalaupun menguat diperkirakan masih akan berkonsolidasi di kisaran angka $1.930 per ons troy. “Sebaiknya berhati-hati berinvestasi emas ditengah ketidakpastian seperti sekarang yang cenderung membuat emas harganya terkoreksi,” ujarnya. Berita Medan, red