Suara Literasi Menggema di Deli Serdang: Membaca Bukan Sekadar Kata, Tapi Suara Jiwa

Breaking News
- Advertisement -

Mudanews -Deli Serdang  |  Festival Literasi: Lomba Membaca Nyaring yang digelar Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Deli Serdang berlangsung dengan penuh semangat. Bukan sekadar perlombaan, kegiatan ini menjadi ruang ekspresi bagi para pecinta literasi dari berbagai kalangan: orang tua, guru TK dan SD, pengelola perpustakaan, hingga Taman Bacaan Masyarakat (TBM).

Para peserta membacakan cerita dengan penghayatan yang kuat. Intonasi, mimik, hingga jeda terasa hidup, seolah tokoh dan suasana dalam cerita hadir di ruangan. Membaca nyaring tidak hanya soal mengeluarkan suara, tetapi tentang menyampaikan rasa dan makna kepada pendengar.

“Melalui lomba ini, kami ingin menumbuhkan kembali kegemaran membaca di tengah masyarakat. Membaca nyaring mengajarkan empati, kepekaan, dan kemampuan berkomunikasi, yang sangat penting di era digital,” ujar Bunda Literasi Deli Serdang, dr. Hj. Jelita Asri Ludin Tambunan.

Dari ajang tersebut, terpilih sejumlah peserta yang berhasil memikat juri dan penonton:

Desi Wahyuni Sembiring – SDN 104237 Dalu Sepuluh B

Mawardah – TBM Rute Cerdas

Desi Yani Harahap – Kategori Umum

Roy Iskandar, S.Pd., Gr. – UPT SPF SDN 104215 Sudirejo

Yoyon Pratama, S.Pd. – Rumah Edukasi Nusantara

Pramono – SD IT Al Washliyah Klambir Lima

Prestasi yang diraih para peserta bukan hanya soal gelar juara, tetapi menjadi penanda bahwa semangat literasi terus tumbuh di Deli Serdang.

Founder Rumah Edukasi Nusantara, Miss Amel, turut menyampaikan pandangannya. “Membaca nyaring bukan hanya melatih suara, tapi juga kepekaan hati. Saat kita membacakan cerita, kita sedang menanamkan nilai, imajinasi, dan cara memandang kehidupan. Literasi bukan sekadar bisa membaca dan menulis, tetapi memahami makna. Kegiatan seperti ini penting untuk menumbuhkan karakter dan empati,” ujarnya.

Melalui festival ini, Dinas Perpustakaan dan Arsip Deli Serdang berharap semangat membaca terus mengalir di rumah, sekolah, dan ruang-ruang belajar masyarakat. Karena setiap suara yang membaca adalah langkah kecil menuju masyarakat yang lebih peka, berpengetahuan, dan berbudaya.

[Red]

Berita Terkini