mudanews.com, Medan | Masjid Raya Kedatukan Sunggal atau sering di sebut Mesjid Badiuzzaman didirikan oleh Raja Sunggal, Datuk Badiuzzaman Surbakti, didirikan pada tahun 1885 M (1306 H) atau sekitar tahun 1630-an, bangunan sejarah tersebut sudah mengalami pemugaran pada tahun 1885 dengan menggunakan putih telur sebagai perekat karena penolakan Belanda terhadap semen.
Komisaris Subholding Pelindo Multi Terminal, Aan Rusdianto saat berkunjung ke Masjid Badiuzzaman di dampingi Urai Zulhendri serta pengurus relawan Putune Sudirman dan Persaudaraan 98, Fadly Akbar Darus, Hermansyah Putra Darus, Nugroho W, Thomas T menyampaikan kekaguman terhadap historis perjuangan mesjid Kedatukan Sunggal, sekaligus dalam rangkaian kegiatan acara pembagian paket sembako kepada masyarakat sumut dan ojol disebuah cafe di jalan Medan Binjai. Sabtu, (1/11/2025).
“Saya sangat kagum mendengar bagaimana sejarah panjang dari Masjid ini yang di sampaikan oleh seseorang pada saat berkunjung di Masjid Badiuzzaman pada hari Minggu 2 November 2025 kemarin,” ungkap Aan Rusdianto kepada media. Medan, Selasa (4/11/2025).
Lanjutnya Aan menyampaikan, menurut keterangan dan Info tersebut, Masjid tersebut berfungsi ganda sebagai tempat ibadah serta menjadi tempat pusat musyawarah untuk strategi perang melawan Belanda pada masa itu.
“Saya tidak menyangka, pada saat pembangunan dan renovasinya sangat unik, hanya menggunakan putih telur sebagai perekat dalam pembangunan karena Belanda melarang penggunaan semen,” ungkapnya dengan takjub.
Menurut keterangan dari BKM Masjid Badiuzzaman menjelaskan, bahwa fungsi dan makna Tempat ibadah tersebut sebagai tempat ibadah umat Islam di kawasan Sunggal serta menjadi pusat strategi perang melawan penjajah Belanda.
“Datuk Badiuzzaman Surbakti, Raja Sunggal VII atau nama aslinya, Datuk Sri Diraja Badiuzzaman Sri Indera Pahlawan Surbakti mendirikan Pada pada tahun 1885 M atau 1306 H dan di beri nama Masjid Raya Kedatukan Sunggal,” ucap salah satu pengurus BKM.
“Masjid ini menjadi simbol perlawanan Datuk Badiuzzaman terhadap Belanda, karena tidak mau di jajah atau di bawah perintah kolonial,” tutupnya.
Lokasi Masjid tersebut berada di Jalan PDAM Sunggal No. 1, Medan. Saat ini bangunan Masjid telah diusulkan menjadi bangunan cagar budaya Kota Medan oleh Walikota Medan, Bobby Nasution, pada November 2023 karena usianya yang sudah hampir 400 tahun.
Masjid Badiuzzaman memiliki nilai historis dan sejarah yang sangat panjang, mulai dari tempat ibadah, tempat mengaji anak-anak pada masa itu hingga menjadi tempat permusyawaratan umat Islam untuk membangun strategi melawan penjajahan Belanda.
[Red]

