HMI STAI UISU Pematangsiantar Luncurkan “Ruang Dialektika Hijau Hitam”

Breaking News
- Advertisement -

Mudanews.com- Pematangsiantar | Sabtu (11/10/2025) — Suasana sore di Schpinoza Coffee & Brasserie, Jalan Tombang No. 16, terasa hangat oleh diskusi dan semangat muda. Di tempat itu, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Sekolah Tinggi Agama Islam Universitas Islam Sumatera Utara (STAI UISU) Pematangsiantar resmi meluncurkan program Ruang Dialektika Hijau Hitam (RDHH), sebuah forum serial untuk memperkuat tradisi berpikir dan peran pemuda dalam membangun peradaban.

Program perdana RDHH ini mengangkat tema “Meneguhkan Kepemimpinan Berintegritas dalam Membangun Peradaban” dan menghadirkan dua narasumber, yakni Ilham Suheri Situmorang, S.I.P., Ketua Bidang Kajian Politik & Litbang MD KAHMI Simalungun sekaligus Ketua Rico Abang Awak, serta Arfan Syahputra, S.S., Koordinator BPL PB HMI Wilayah Sumatera Utara. Diskusi dipandu oleh Mora Alfajar Matondang, S.Sos., Sekretaris Umum HMI Komisariat STAI UISU Pematangsiantar.

“Sebagai manusia, kita harus bisa jadi pemimpin. Pemimpin bukan hanya bermakna sebagai pemegang jabatan, namun nilai-nilai kepemimpinan harus tertanam dalam diri,” ujar Ilham dalam penyampaiannya. Ia menegaskan bahwa seorang pemimpin sejati adalah mereka yang telah berbuat sebelum memegang jabatan, dan tidak layak menjadi pemimpin jika belum pernah melakukan perubahan.

Menurutnya, dengan menanamkan nilai-nilai integritas serta konsistensi dalam berproses, setiap tantangan zaman dapat dilalui. “Saya yakin dengan proses diskusi dan literasi yang baik, HMI STAI UISU mampu menciptakan pelaku-pelaku perubahan dan membangun peradaban yang lebih baik,” pungkas Ilham.

Sementara itu, Arfan Syahputra menjelaskan pentingnya kepemimpinan bagi mahasiswa dalam mengaktualisasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Ia menekankan bahwa kepemimpinan harus lahir dari kesadaran diri dan dibarengi kemampuan manajerial yang baik. “Dalam ilmu manajemen ada empat proses yang bisa diterapkan: planning, organizing, actuating, dan controlling. Dengan memahami keempatnya, hidup akan lebih sistematis,” ujarnya.

Kedua narasumber sepakat, mahasiswa harus memiliki integritas, kesadaran terhadap fungsi, dan nilai-nilai profetik sebagai dasar melangkah. HMI, kata mereka, bukan hanya tempat berproses, melainkan ruang pembentukan watak kepemimpinan yang berlandaskan iman dan ilmu.

Menutup kegiatan, moderator Mora Alfajar Matondang mengutip filosofi klasik René Descartes, “Aku berpikir, maka aku ada.” Ia menegaskan bahwa kesadaran berpikir adalah awal dari perubahan, dan mahasiswa harus berani memulainya dari diri sendiri. Diskusi pun berakhir khidmat tepat pukul 18.00 WIB, meninggalkan kesan mendalam bahwa di Pematangsiantar, api dialektika hijau hitam masih menyala.

[Red]

Berita Terkini