Mudanews.com, ASAHAN – Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Serikat Petani Indonesia (SPI) Sumatera Utara (Sumut), Zubaidah, menegaskan pentingnya membangun solidaritas petani sebagai fondasi perjuangan agraria yang berkelanjutan.
Hal itu ia sampaikan saat membuka Musyawarah Cabang (Muscab) ke-3 SPI Kabupaten Asahan, di Desa Kecamatan Mandoge, pada Selasa (8/7/2025).
Dalam sambutannya, Zubaidah menyoroti kondisi petani kecil yang masih menghadapi berbagai tantangan struktural dari ketimpangan penguasaan tanah hingga akses ekonomi yang terbatas. Menurutnya, organisasi petani seperti SPI harus hadir sebagai alat perjuangan kolektif, bukan sekadar serikat formal.
“Tanah, air, dan benih harus kembali ke tangan petani. Tapi itu tidak akan terjadi jika kita tidak bersatu dan memperkuat organisasi dari bawah,” ujar Zubaidah.
Ia juga mendorong agar Muscab tidak hanya menjadi seremoni pergantian kepemimpinan, melainkan momentum strategis untuk memperdalam pendidikan politik petani dan menghidupkan kembali koperasi sebagai instrumen ekonomi yang berpihak.
Zubaidah menegaskan bahwa kedaulatan pangan hanya mungkin dicapai bila petani memiliki kontrol atas sumber-sumber produksinya.
“Gerakan kita harus berakar pada realitas desa. Petani harus menjadi subjek, bukan objek dari pembangunan,” katanya.
Muscab ke-3 SPI Asahan akhirnya menetapkan Binsar Daniel Manurung sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) yang baru. Dalam pidato perdananya, Binsar menyatakan komitmen untuk meneruskan garis perjuangan organisasi dan memperkuat basis tani.
Selain memilih kepengurusan, Muscab juga merumuskan sejumlah agenda strategis, seperti pengembangan koperasi, pendidikan kader, dan konsolidasi struktur organisasi di tingkat desa.
SPI Asahan menyatakan akan terus berada di garis depan perjuangan agraria di Sumatera Utara, dengan semangat gotong royong dan visi kedaulatan petani yang berpijak pada keadilan sosial.
Penulis: ned.