Geopark Toba Terancam Dicoret dari UNESCO, Gubernur Sumut Optimis Status Tetap Dipertahankan

Breaking News

- Advertisement -

Mudanews.com – MEDAN | Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Bobby Nasution, menyatakan optimisme bahwa Geopark Kaldera Toba akan tetap menjadi bagian dari UNESCO Global Geopark (UGGp), meskipun saat ini tengah berada dalam status peringatan atau “kartu kuning” dari UNESCO.

“Optimis, mudah-mudahan ya (tetap menjadi UGGp),” ujar Bobby kepada wartawan di Kantor Gubernur Sumut, Senin (26/5/2025).

Ia mengakui bahwa status Geopark Toba turun dari “green card” ke “yellow card”, namun menegaskan sejumlah langkah telah diambil untuk mengembalikan status tersebut.

Baca juga:Global Tourism Forum 2022, Dirut BPODT Promosikan Danau Toba Dihadapan Investor 

“Memang dari tahun lalu ke tahun sekarang kita turun dari hijau ke kuning. Tapi kita sudah ada langkah-langkah, kita sudah komunikasi dengan beberapa yang memberikan CSR,” tambahnya, tanpa merinci lebih lanjut langkah-langkah tersebut.

Ia hanya menyebut bahwa koordinasi telah dilakukan dengan seluruh kabupaten/kota yang memiliki geosite di kawasan Danau Toba.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata Sumut, Dikky Anugerah, menyampaikan bahwa pihaknya telah menyiapkan strategi komprehensif untuk mengembalikan status Geopark Toba ke kategori “green card”.

Baca juga: Aksi Toba Samosir, Anggota DPRD Sumut Minta Evaluasi BPODT

Strategi tersebut mencakup edukasi masyarakat, pelestarian budaya, serta terobosan kegiatan promosi berbasis hybrid.

“Kita juga akan menghadirkan terobosan baru melalui kegiatan hybrid untuk menggagas Danau Toba Kaldera Geopark agar semakin banyak wisatawan yang datang ke sini,” ujar Dikky, Jumat (23/5/2025) lalu.

Untuk mendukung sektor pariwisata, Pemprov Sumut juga berupaya membuka rute penerbangan langsung dari luar negeri ke kawasan Danau Toba, guna menghindari keharusan transit di Bandara Kualanamu. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat penilaian positif dalam evaluasi UNESCO mendatang.

Penilaian Ulang UNESCO Digelar Juni 2025.

UNESCO dijadwalkan melakukan evaluasi ulang terhadap status Geopark Toba pada Juni 2025. Penilaian ini akan menentukan apakah kawasan tersebut masih layak menyandang status sebagai bagian dari jaringan geopark global.

Kaldera Toba resmi menjadi anggota UGGp sejak 7 Juli 2020 dalam Sidang Ke-209 Dewan Eksekutif UNESCO di Paris. Namun, sejak menerima “kartu kuning” pada September 2023, terdapat empat rekomendasi penting yang belum diimplementasikan secara optimal, yakni:

  1. Peningkatan edukasi berbasis riset.
  2. Revitalisasi dan optimalisasi badan pengelola.
  3. Pelatihan manajemen untuk pemahaman prinsip geopark global.
  4. Peningkatan visibilitas melalui gerbang, monumen, dan panel interpretasi.

Sayangnya, Badan Pengurus Toba Caldera UNESCO Global Geopark (TCUGGp) sempat vakum selama dua tahun. Meski telah dibentuk ulang pada Februari 2025, hingga kini organisasi tersebut belum menerima alokasi anggaran operasional, sehingga baru aktif dalam dua bulan terakhir menjelang penilaian ulang.

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara berharap, dengan berbagai langkah yang tengah dilakukan, status Geopark Toba sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark dapat dipertahankan. (din)

Berita Terkini