Mudanews.com, Samosir – PT Energi Mega Persada Blok Tonga dan Blok Gebang Wilayah Sumut mengadakan Media Gathering Satuan Khusus (SKK) Migas di Kabupaten Samosir, Selasa-Kamis (22, 23, 24/10/2024)
Perusahaan itu peduli terhadap wisata Samosir yang disebut-sebut sebagai “Negeri Indah Kepingan Surga” sejak dimekarkan dari Kabupaten Toba Samosir Tahun 2003, terus berbenah dalam berbagai sektor, termasuk dalam hal pariwisata.
SKK Migas Wilayah Sumbagut yang dihadiri oleh koordinator formalitas dan komunikasi SKK migas, Muhammad Rochaddy, Friska Annisa dari PT APG West, Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagut, Rizky Rahmat Firdaus dan sejumlah pejabat dan profesional di bidang Migas, Iman Soerjasantosa dari Empat group, Radig Wisnu Yuwono dari Empat Gebang dan Nurseno Dwi Putranto dari PHR Zona I.
*Pentingnya menjaga kearifan lokal demi terciptanya sektor pariwisata sebagai prioritas budaya lokal pemerintah daerah setempat, tentunya sudah berdasarkan pertimbangan yang cukup matang. Tentu saja panorama keindahan Danau Toba menjadi andalan utamanya untuk menarik kunjungan wisatawan,” pungkas mereka.
Kabupaten Samosir memang terletak di tengah-tengah Danau Toba. Dari tahun ke tahun pembenahan di sektor pariwisata memang menjadi prioritas, desa-desa wisata juga terus di tumbuh yang tak lain tentunya diimbangi dengan pembenahan sumber daya manusia (SDM) nya.
Berbagai event kepariwisataan juga terus secara berkesinambungan digelar, bukan saja oleh pemerintah daerah setempat, namun juga pemerintah pusat khususnya kementerian Pariwisata. Itu semua tentunya sangat tepat dalam mendukung cita-cita Samosir sebagai tujuan wisata.
Rombongan Peserta Satuan Khusus Kerja (SKK) Migas, Blok Tonga, Blok Gebang dan para media Gathering sekitar 40 orang menyempat diri berziarah ke makam Raja Desa Ambarita menjadi satu tempat wisata sejarah yang wajib dikunjungi karena kaya akan peninggalan sejarah di masa kepemimpinan Raja Sidabutar, tokoh yang dipercaya menjadi manusia pertama yang menginjakkan kaki di Pulau Samosir.
Di sana rombongan bisa melihat dari dekat makam Raja Sidabutar, sang penguasa Pulau Samosir.
Rombongan juga ikuti Tarian Patung Sigale-gale berada di berada di Desa Tomok, Pulau Samosir.
Pasti para peserta bertanya-tanya, bagaimana patung ini bisa menari? Patung ini tentu bisa menari karena memang digerakkan oleh orang lewat tali-tali di belakangnya. Uniknya, orang yang menggerakkan patung ini biasanya tidak kelihatan, sehingga seperti bergerak sendiri.
Mengutip dari laman resmi Indonesia, Sigale-gale berasal dari kata gale yang dalam bahasa Batak Toba memiliki arti lemah gemulai. Diketahui pula, Sigale-gale bisa berdiri tegak karena diletakkan pada sebuah podium kayu persegi panjang.
Podium kayu tersebut berfungsi sebagai lorong tempat lintasan jalinan tali agar tidak terlihat, sehingga seolah-olah menari. Tali-tali tadi akan menghubungkan tiap bagian badang Sigale-gale mulai kepala, leher, lengan dan telapak tangannya.
Rombongan SKK Migas, blok Tonga, blok gebang dan para Media Gathering Wilayah Sumut juga berantusias menikmati kuliner dan membeli souvenir untuk oleh-oleh yang akan mereka bawa pulang.
“Terima kasih kami ucapkan kepada SKK Migas, Blok Tonga, Blok Gebang dan para peserta media gathering yang telah peduli dengan kearifan lokal di kabupaten Samosir,” ucap Petrus sebagai pemandu wisata Pulau Samosir.(Muhammad Ramlan)