Plt. Bupati Tarik Mobil Dinas, Bupati Khenoki Keberatan

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Mudanews.com, Nias Barat- Baru-baru ini, media sosial dihebohkan oleh ucapan Bupati Khenoki Waruwu yang tertulis dalam grup Kepala Perangkat Daerah. Ucapan tersebut dinilai kasar dan tidak beretika, terutama ditujukan kepada Plt. Bupati Nias Barat, Dr. Era-Era Hia. Hal ini memicu perbincangan hangat di kalangan masyarakat dan menyoroti ketegangan dalam pemerintahan daerah. Kamis 26/09/2024

 

Khenoki Waruwu, yang juga merupakan calon Bupati nomor urut dua, mengambil cuti kampanye sejak tanggal 25 September 2024. Dalam cutinya, semua fasilitas yang ada tidak lagi menjadi tanggung jawab negara, sehingga Plt. Bupati mengeluarkan instruksi agar fasilitas negara tidak digunakan untuk kepentingan kampanye.

 

Namun, pernyataan Khenoki Waruwu menunjukkan ketidakpuasan terhadap keputusan ini. Dia seolah tidak menerima perintah dari Plt. Bupati dan melontarkan kata-kata kasar yang mengundang perhatian publik. Ucapan tersebut berisi ungkapan kemarahan dan ketidakpuasan yang seharusnya tidak muncul dari seorang pejabat publik.

 

Dalam tulisannya, Khenoki menyampaikan harapan agar para kepala OPD tetap menjalankan tugas dengan baik dan bertanggung jawab. Namun, kalimat-kalimat selanjutnya justru mencerminkan sikap yang merendahkan, menciptakan kesan bahwa Khenoki menganggap Plt. Bupati tidak kompeten dalam menjalankan tugasnya.

 

Ucapan Khenoki yang menyebut “makin bodoh kau aku lihat” menunjukkan tingkat ketidakdewasaan dalam berkomunikasi. Hal ini tidak hanya merusak citra dirinya sebagai pemimpin, tetapi juga menciptakan suasana tidak kondusif dalam pemerintahan yang seharusnya kolaboratif.

 

Media sosial pun menjadi tempat banyak orang mengecam ucapan tersebut, menganggap bahwa seorang bupati seharusnya memberikan teladan yang baik. Kritik pun datang dari berbagai kalangan, termasuk netizen yang menuntut etika dan adab dalam berkomunikasi antar pejabat.

 

Situasi ini mengundang pertanyaan tentang bagaimana hubungan antar pejabat di Pemkab Nias Barat. Ketegangan yang muncul dari ucapan Khenoki menunjukkan adanya perpecahan yang dapat mengganggu kinerja pemerintahan, terutama menjelang pemilu yang semakin dekat.

 

Publik berhak menuntut sikap profesional dan etis dari para pemimpin mereka. Ketidakpuasan yang diungkapkan Khenoki seharusnya disampaikan dengan cara yang lebih konstruktif, bukan dengan kata-kata yang menyakiti dan merendahkan orang lain.

 

Kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi semua pejabat publik untuk lebih berhati-hati dalam berucap dan berkomunikasi. Dalam era digital, setiap pernyataan dapat tersebar luas dan menimbulkan dampak yang signifikan bagi reputasi dan integritas seorang pemimpin. (*)

Berita Terkini