Tadarus Wahdatul Ulum FKM UIN-SU : Puasa, Sains dan Teknologi

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Wakil Dekan I Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (FKM UIN-SU), Dr. Muhamad Furqan, S.SI., M.Comp., Sc., menjadi narasumber dalam kegitan Tadarus Wahdatul Ulum FKM UIN-SU Medan Kamis, (06/05/2021).

Acara yang berlangsung di hotel Santika Dyandra Medan ini, dihadiri secara langsung oleh Dekan FKM UIN-SU Medan, Prof. Dr. Syafaruddin, M.Pd., para Wakil Dekan, Kasubag Akdemik, Kasubag Umum dan Keuangan, serta para dosen dan tenaga kependidikan.

Dalam sambutannya, Dekan FKM UIN-SU Medan, Prof., Dr. Syafaruddin, M.Pd., mengatakan kegiatan tadarus wahdatul ulum hari ini merupakan kegiatan penutup tadarus wahdatul ulum Ramadhan 1442 H.

“Output yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah penerbitan buku dari artikel dosen–dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat UIN Sumatera Utara Medan yang menjadi narsumber pada kegiatan tadarus wahdatul ulum,” jelasnya.

Tadarus Wahdatul Ulum FKM UIN-SU
Dekan FKM UIN-SU Medan, Prof. Dr. Syafaruddin, M.Pd., para Wakil Dekan, Kasubag Akdemik, Kasubag Umum dan Keuangan, serta para dosen dan tenaga kependidikan

Tema yang diangkat dalam pertemuan ini adalah “Puasa, Sains dan Teknologi”. Dr. Muhamad Furqan, M.Comp, Sc., menyampaikan bahwa puasa adalah menahan diri dari perbuatan sia-sia, menahan diri dari nafsu dan syahwat. Di bulan Puasa ini kita harus menahan diri dari beraktivitas di media sosial.

Lebih lanjut beliau menyampaikan bahwa dalam sebuah penelitian disebutkan dampak buruk dari media sosial adalah mangalami kecanduan/adiksi media sosial. Saat kita kecanduan/adiksi sosial media bagian otak kita mengalami hal yang sama seperti kita kecanduan obat-obatan terlarang.

Sambungnya, orang yang mengalami kecanduan media sosial, jika memposting sesuatu cenderung akan melihat kembali media sosial dengan frekwensi yang berulang-ulang dengan tujuan untuk melihat apakah sudah ada orang yang memberi respon (like, komentar, dll). Jika ini dilakukan terus-menerus tentu akan mengganggu pekerjaan.

“Jika seseorang sudah mengalami adiksi/kecanduan bermedia sosial, perlu untuk melakukan detoksifikasi digital dengan banyak melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga, banyak berkomunikasi atau berinteraksi langsung dengan orang lain serta lakukan pekerjaan lainnya yang lebih produktif,” ungkapnya.

Dr. Muhammad Furqan, S.Si., M.Comp., Sc., menegaskan agar kita selalu menggunakan internet sehat. Teknolgi yang hadir dan terus berkembang ibarat mata pisau yang dapat memberikan banyak manfaat positif dalam kehidupan, namun disisi lain juga memberikan dampak negatif .

“Hati-hati bila kita mengunggah suatu data ke media sosial dalam bentuk fhoto atau lainnya, karena apa yang kita unggah ke media sosial jika sudah disimpan oleh orang lain, data tersebut tetap ada walapun kita sudah menghapusnya,” pungkas. (red)

 

- Advertisement -

Berita Terkini