Salah Boleh, Bohong Jangan!

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Pertanyaan pembukaan saya adalah; apakah hakekat salah itu ada? Jika mengatakan bahwa salah itu ada, apakah yang membuat dia ada? Bukankah dia sebagai sebuah akibat dari sebuah ketidak-benaran kita, ketidak-becusan kita sebagai manusia. Saat kita mengatakan seseorang salah, jangan-jangan kita sedang kacau.

Tentang salah, ia adalah sebuah yang dibuat-buat, menurut saya seperti ini. Sebelum kita memberi penilaian; salah, terlebih dahulu kita sering menentukan sebuah indikator ini dan itu, yang apabila ini dan itu tidak terpenuhi maka kita hakimi dengan salah. Kadang, tidak sedikit orang baik dihakimi dengan pemikiran jahat. Tentang indikator ini dan itu pun adalah sebuah komposisi konsepsi yang kita inginkan, bukan yang seharusnya. Jadi, jika yang kita inginkan tidak terpenuhi, maka sering kita menjatuhkan hukuman; salah.

Dapatkah kita katakan bahwa salah ini relatif, seperti orang mengatakan bahwa benar itu juga relatif?

Kita kadang lupa sedang di mana kita berdiri. Kita kadang lupa seberapa banyak yang kita ketahui, tapi merasa sudah mengetahui lebih banyak daripada yang tidak kita ketahui. Kita kadang merasa paling benar, padahal kita masih kosong. Tanpa isi. Pintar tak tergurui, bodoh tak terajari. Indikator penilaian kita masih saja subjektif, bahkan kacau.

Tentang salah, kadang ini menjadi sebuah momok yang sangat menakutkan yang diajarkan sejak kecil, padahal kesalahan itu karena ketidak-inginan kita. Kita memasukkan sesuatu ke dalam sesuatu tersebut sehingga kemudian memberi penilaian salah. Misalnya, jangan begini dan begitu. Tapi kita tak pernah memberi tahu mengapa jangan. Jika pun jangan, apa yang membuat jangan. Masih karena tidak kita inginkan sesuatu itu terjadi.

Dan dalam kehidupan sehari-hari ini, tidak sedikit kesalahan hanya sebuah buatan belaka untuk kelancaran sebuah kepentingan seseorang atau sekelompok. Bahkan kita saling menuduh salah, saling menyalahkan tanpa merenungkan kesalahan pribadi. Bahkan yang lebih kacau lagi, menyalahkan orang kerena tidak satu kelompok.

Menurut saya, sebenarnya salah itu tidak ada. Ia ada karena tidak sesuai dengan indikator-indikator yang menurut kita benar, katakanlah itu sebuah aturan yang berlaku. Hal ini berbeda dengan rancau, bohong, fiktif, hoaks, buruk, dan jahat.

Jadi mengapa kita sering saling menyalahkan? Kita menyalahkan ini, itu, si fulan, si fulanah, kelompok ini, kelompok itu, menyalahkan keadaan, zaman, takdir, nasib, alam dan bahkan menyalahkan Tuhan. Pernahkah membaca diri kita? Tidakkah pernah mencari sebab-musabab yang menurut kita salah itu, terjadi. Tentu semuanya bersebab, kecuali Sang Mahatinggi.

Tentang salah ini, semuanya masih bisa relatif. Salah boleh, bohong jangan!

Penulis: Ibnu Arsib (Bukan siapa-siapa, hanya manusia biasa).

- Advertisement -

Berita Terkini