Rupiah Turun dan IHSG Terpuruk, Sebaiknya Wait And See

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Lagi, Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG ditutup turun tajam pada perdagangan hari ini. IHSG ditutup minus 1.89% di level 6.140,17. Kinerja IHSG memburuk seirama dengan penurunan pada kinerja indeks bursa saham di Asia. Sementara itu, mata uang Rupiah ditutup melemah di level 14.065 per US Dolar. Tekanan pada pasar keuangan kita kian membesar saat memasuki sesi kedua.

Hal itu dijelaskan Analis Pasar Keuangan Gunawan Benjamin di Medan, Sumatera Utara, Selasa (26/1/2021).

Dari perkembangan terkini, lanjutnya, penurunan kinerja pasar keuangan tidak terlepas dari buruknya sentimen global akibat pandemi Covid-19. Kinerja pasar keuangan benar-benar dalam tekanan berat saat ini. Potensi tekanan lanjutan masih terlihat. “Saya melihat ada potensi technical rebound, tetapi meskipun terjadi pembalikan, pasar tetap saja membutuhkan sentimen yang bisa menggerakkannya,” ujarnya.

Sayangnya, ungkap Benjamin,  sampai saat ini sentimen tersebut belum terlihat jelas. Kamis atau Jumat nanti memang akan ada potensi bagi IHSG dan Rupiah untuk bergerak atraktif. Hanya saja sentimen yang berpengaruh nanti adalah keputusan mengenai kebijakan suku bunga acuan di Bank Sentral AS, serta pemaparannya dihadapan media.

“Namun, kondisi bisa semakin buruk seandainya pemaparan yang disampaikan oleh The FED justru memberikan indikasi buruk bagi pasar keuangan. Jadi sekalipun ada harapan, namun resikonmya juga tak kalah besar. Kalau hitung-hitungan teknikal, maka IHSG nantinya akan sangat berpeluang untuk berkonsolidasi di level 6.000,” imbuhnya.

Benjamin menjelaskan, artinya memang ekspektasinya IHSG turun lagi. Nah, melihat pola yang terbentuk nantinya. Bukan tidak mungkin kabar yang berkembang besok atau selanjutya justru bisa mengarahkan IHSG ke level 6.000.

“Rupiah bisa saja berkonsolidasi di kisaran 14.100. Jadi sebaiknya wait and see terlebih dahulu. Untuk menghindari kemungkinan kerugian yang besar. Namun, jika ada kabar baik yang muncul secara tiba tiba, maka sebaiknya dimanfaatkan untuk trading jangka pendek,” pungkasnya. (red)

- Advertisement -

Berita Terkini