Kenaikan Harga Komoditas Pangan Picu Kenaikan NTP Petani

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Membaiknya sejumlah harga komoditas pangan yang dihasilkan Sumut memang memberikan dorongan bagi pemulihan nilai tukar petani. Komoditas pangan dalam dua bulan terkahir memang semuanya dalam tren naik. Jadi pasca pandemi yang sempat menekan daya beli masyarakat di semua level. Mulai membaik setelah ada pelonggaran PSBB yang menjadi pendorongnya.

Benjamin mengatakan, realisasi laju tekanan inflasi di Sumut selama bulan kemarin juga menjadi salah satu indikator nilai tukar petani mengalami pemulihan.

“Inflasi di Sumut yang naik 0.47% ini kan banyak disumbang oleh komoditas pangan dari petani kita. Belum lagi kenaikan harga CPO dari kisaran 2700 ringgit per ton menjadi 3.400-an per ton juga turut mendorong pemulihan daya beli petani kita, khususnya untuk sub sektor perkebunan,” imbuhnya, Senin (23/11/2020) di Medan, Sumatera Utara.

Belakangan ini harga cabai merah dan rawit, bawang merah, sayur-sayuran, daging ayam dan beberapa komoditas lain mengalami kenaikan. Jadi petani kita khususnya untuk sub sektor hortikultura dan sub sektor peternakan mengalami kenaikan pendapatan sehingga NTP nya juga membaik.

“Besaran NTP di angka 112,01 ini menunjukan bahwa adanya pemulihan daya beli masyarakat petani kita. Mengacu tahun dasar NTP adalah 2018. Maka bisa disimpulkan bahwa NTP petani kita ini lebih baik dibandingkan denan tahun 2018 silam. Di tengah pandemic, NTP yang mengalami pemulihan menunjukan bahwa sektor pertanian sangat kokoh dalam merespon tekanan ekonomi selama pandemic yang bermuara pada resesi sejauh ini,” paparnya.

Akan tetapi,jelas Benjamin, jangan berpuas dulu. NTP yang sebsar 112,01 tersebut juga diikuti dengan laju kenaikan inflasi pedesaan sebesar 0.55% di bulan Oktober.

“Dimana indeks nilai tukar usaha rumah tangga petani di bulan Oktober juga mengalami kenaikan sebesat 112,50. Artinya inflasi yang tercipta diatas realisasi laju pemulihan daya beli. Yang bisa disimpulkan, petani belum bisa menyisihkan sebagian penghasilannya untuk saving atau menabung,” jelasnya. Berita Medan, red

- Advertisement -

Berita Terkini