Kuartal Keempat 2020, Pertumbuhan Ekonomi Masih Berpeluang Negatif

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Presiden memastikan kalau Indonesia resesi di kuartal ketiga. Lantas bagaimana dengan kuartal keempat tahun ini?.

“Kalau dikuartal ketiga kita sudah resesi, hanya saja kita menanti data pada tanggal 5 ini dari BPS. Maka apakah kita berarati sudah melewati resesi tersebut?. Pada dasarnya masa sulit dua kuartal pertumbuhan ekonomi minus di kuartal kedua dan ketiga memang benar telah kita lewati,” jelas Analis Pasar Keuangan Gunawan Benjamin di Medan, Sumatera Utara, Selasa (3/11/2020).

Akan tetapi dampak dari resesi tersebut masih akan sangat terasa bagi kita semua. Resesi lantas belum tentu hilang, meskipun di kuartal keempat ini setidaknya kita boleh berharap bahwa kinerja ekonomi akan mengalami pemulihan. Akan tetapi ingat itu masih sebatas harapan.

“Resesi ini belum tentu akan berkahir di kuartal keempat. Presiden menyatakan bahwa di kuartal ketiga pertumbuhan ekonomi akan negatif 3%. Angka yang masih cukup besar, jika kita mengharapkan adanya pemulihan di kuartal keempat, atau ekonomi diharapkan tumbuh di atas 0%. Dengan realisasi angka -3%, maka kita tidak bisa berharap banyak di kuartal keempat ini kita akan tumbuh positif,” imbuhnya.

Benjamin mengungkapkan, sebelumnya saya memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional akan -2.6% di kuartal ketiga ini. Namun, harapan itu pupus seiring terus direvisinya ekepsktasi pertumbuhan ekonomi oleh pemerintah, yang semakin kebelakang angkanya semakin buruk. Nah di kuartal keempat ini, saya justru melihat pertumbuhan ekonomi nasional berpeluang akan tetap merealisasikan angka yang negative.

“Ada beberapa catatan penting saya, pertama pertumbuhan negative 3% dikuartal ketiga ini sangat tidak memungkinkan bagi kita untuk segera lompat dan tumbuh di atas 0%. Kedua kondisi ekonomi global masih dalam tekanan pandemic covid 19, ditambah dengan memburuknya langkah beberapa negara besar yang memberlakukan lockdown,” papar Benjamin.

Ketiga, akselerasi pertumbuhan ekonomi dari konsumsi domestik diyakini masih akan melambat. Pemerintah masih akan mengandalkan bantuan sosial atau BANSOS sebagai salah satu motor penggerak roda perekonomian. Meskipun secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi kita tidak akan seburuk negara lainnya.

Sumut Juga Masih Terancam Pertumbuhan Minus di Kuartal Keempat

“Jika berkaca kepada kinerja ekonomi nasional yang diperkirakan akan negatif 3%, maka Sumut di kuartal ketiga juga berpeluang untuk negative di atas 1%. Sebelumnya saya memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi di wilayah Sumut akan tumbuh -0.8% pada kuartal ketiga. Dan bisa saja tumbuh positif 0.3% di kuartal keempat,” jelasnya.

Akan tetapi, lanjut Benjamin, jika nantinya pertumbuhan ekonomi Sumut lebih besar dari -1%, maka dikuatirkan di kuartal keempat Sumut berpeluang untuk tetap tumbuh negatif. Meskipun masih terlalu dini untuk menyimpulkannya. Akan tetapi saya sangat yakin kalau Sumut akan lebih baik dalam capaian pertumbuhan ekonomi maupun realisasi kinerja laju tekanan inflasi.

“Tentunya kita berharap Sumut bisa keluar dari resesi di kuartal keempat ini. Akan tetapi, ini bukanlah perkara mudah. Akan ada banyak tekanan ekonomi di kuartal keempat ini. Dan saya sangat meyakini kalau di kuartal keempat ini nantinya kita akan berhadapan dengan sejumlah tekanan pada harga kebutuhan pokok yang berpeluang menekan daya beli,” ujarnya. Berita Medan, red

- Advertisement -

Berita Terkini