Aktivis Mesjid: Pemuda Mesjid Harus Memilih Pemimpin yang Menjalankan Hukum Islam

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Pemuda dan Remaja Mesjid se kota Medan harusnya memilih calon kepala daerah yang menerapkan hukum Islam dalam kehidupannya.

“Agar kelak ketika memimpin nanti dapat menegakkan hukum Islam dalam pemerintahan. Jika pemimpin yang terpilih nanti tidak mau menjalankan hukum Islam dalam hidupnya, maka dapat dipastikan dia akan menjadi pemimpin yang tidak takut pada Allah SWT. Dan mungkin saja Allah SWT kembali menghinakan pemimpin kota Medan kembali,” tegas Tokoh Pemuda dan Remaja Mesjid Sumatera Utara, Amri Fahrizal, Minggu (1/11/2020).

Ia mengatakan, para Pemuda Pemudi mesjid yang saat ini menjadi tiang tegak dan harapan ummat harus mengerti dan memahami calon pemimpin mana yang sangat memahami dan menjalankan hukum Islam dalam kehidupannya selama ini.

Menurut Amri, sebagai contoh kecil yaitu seorang pemimpin atau kepala daerah di kota Medan harus tahu membedakan mana kegiatan pribadinya dan mana kegiatan pemerintahan.

“Dan memahami untuk tidak menggunakan fasilitas pemerintah untuk urusan dan kegiatan pribadi dan keluarganya,” ungkapnya saat diwawancarai awak media Mudanews.com.

Lanjutnya, hal tersebut berkaitan dengan tanggung jawab dan wewenang yang ada dalam hukum Islam agar tidak salah dalam peyalahgunaan kekuasaan pada saat memimpin,” terangnya.

“Kita ingin pemimpin kota Medan kedepan adalah pemimpin yang memahami dan siap menjalankan hukum Islam dalam khidupannya, dengan begitu Insya Allah akan  mendapatkan Ridho dari Allah dalam menjalankan roda kepemimpinannya,” ujarnya.

Dengan demikian dapat dipastikan  menguntungkan rakyat dalam keberkahan dan karunia Allah SWT.

“Kita tidak ingin mendengar atau melihat pemimpin kota Medan yang kita cintai ini terjerembak dalam kasus sama yaitu korupsi,” ujarnya.

Dia membeberkan, contoh terakhir kepala daerah kita yang tersandung kasus korupsi, yaitu Tengku Dzulmi Eldin.

Dijelaskannya, karena  dalam kepemimpinannya menggunakan kekuasaan untuk kepentingan pribadi maka beliau tidak di Ridhoi Allah, pada akhirnya beliau ditangkap atas kasus korupsi yang berakibat dan berimbas ke pada rasa malu pada masyarakat yang dipimpinnya.

“Harapan kita kedepan para pemuda/i mesjid harus tanggap dalam memandang dan melihat mana calon kepala daerah yang benar benar menerapkan hukum Islam dalam kehidupannya sehari-hari, agar kedepannya rakyat yang dipimpinnya mendapat keberkahan dan tidak mendapatkan azab,” tutup Amri. Berita Medan, Fahmi

 

- Advertisement -

Berita Terkini