PP 98 Tepis Ajakan Skenario Rusuh Seperti Isi WA Grup KAMI

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Perhimpunan Pergerakan 98 atau PP 98 menepis anggapan aksi besar Mei 1998 di Medan terdapat skenario penjarahan toko dan rumah milik warga keturunan China di Medan.

Juru bicara PP 98 Hendra Nababan menanggapi isi percakapan Whatsapp grup Koalisi Aksi Menyelamatkam Indonesia (KAMI) yang dijadikan bukti oleh Polisi. Dalam tangkap layar yang beredar di media sosial, isi WA grup KAMI mengajak menjarah toko China dan rumah-rumahnya, kemudian preman diikutkan untuk menjarah.

“Aksi demonstrasi mahasiswa Mei 98 menggulingkan kekuasaan otoriter orde baru sangat jelas dan nyata tidak melakukan penjarahan toko dan rumah serta hasutan kebencian kepada warga keturunan China,” ujar Hendra, Senin (26/10/2020).

Hendra mengatakan, setelah membaca isi WA grup aktivis KAMI yang beredar di media sosial, seolah-olah aksi Mei 98 di Medan melakukan penjarahan toko dan rumah warga keturunan China dan mereka ingin mengulangi hal tersebut.

“Kalimat di WA grup KAMI membuat skenario seperti 98, kemudian penjarahan toko China dan rumah-rumahnya, kemudian preman diikutkan untuk menjarah sangat menyudutkan aktivis 98. Seolah-olah aktivis mahasiswa saat rusuh Mei 98 melakukan itu semua,” ujar mantan aktivis USU ini.

Polisi membuka isi percakapan grup WA aktivis KAMI Medan. Salah satu tulisan dari tersangka JG menyampaikan ajakan untuk membuat kondisi seperti demonstrasi 1998 dan melakukan penjarahan.

JG seperti diungkapkan polisi dalam WA grup KAMI menyampaikan kena satu orang bom molotov bisa kebakar 10 orang dan bensin bisa berceceran disana. Kemudian ajakan membuat skenario seperti 98  penjarahan toko China dan rumah-rumahnya, kemudian preman diikutkan untuk menjarah.

PP 98, ujar Hendra, dibentuk mantan aktivis lintas kampus di Sumut seperti Sahat Simatupang, Ikhwaluddin Simatupang, Job Purba, Nanang Sugih Suroso, Romy Prapanca, Ihutan Pane, Ade Irawan Sinik, M. Harizal, T. Afta Susilo, Marina Simanjuntak dan lainnya meneruskan cita – cita reformasi dibidang ekonomi, politik dan pemerintahan secara damai.

Sebelumnya, ujar Hendra, PP 98 bernama Perhimpunan Aktivis 98 Sumut, namun karena tidak ingin dicap elitis, kata aktivis, ujar Hendra diganti menjadi pergerakan.” PP 98 akan menurunkan sejarah gerakan 98 kepada mahasiswa agar memegang teguh prinsip perjuangan demonstrasi 98 yakni berjuang sacara damai tanpa kekerasan,” ujar Hendra.

“Kalau Mei 98 lalu kami bentrok dengan ABRI dan Polisi itu karena situasi saja, namun aktivis 98 tidak pernah menjarah toko dan rumah warga apalagi menyebarkan kebencian SARA. Kami berjuang dijalan damai,” ujar Hendra. Berita Medan, red

 

- Advertisement -

Berita Terkini