Insan Muda Yang Ber-Fastabiqul Khairat

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Menarik untuk kita pahami dalam memaknai dan meng-implentasikan spirit insan muda yang berfastabiqul khairat. Untuk memaknai judul tulisan yang diatas harus kita dudukkan dulu pemahaman kita dalam ber-Islam. Ber Islam bukan hanya sekedar menyatakan dua kalimat syahadat sehingga memiliki (to have) identitas diri sebagai Muslim, tetapi juga mengehendaki proses dinamis untuk menjadi (to be) Muslim yang saleh : bervisi,berpikir, berkarakter dan yang utama dan paling utama adalah ber-akhlakul karimah.

Dari situ penulis mengambil kesimpulan, bahwasanya untuk menjadi insan beruntung didunia dan akhirat khususnya dikalangan muda tidak bisa instant atau karbitan, dibutuhkan proses yang terencana dan matang, usaha yang sungguh-sungguh, konsisten dalam bertindak dan kesabaran dalam meng-implementasikan setiap apa yang focus kita kerjakan. “Jika kita memiliki keinginan yang kuat dari dalam hati, maka seluruh alam semesta akan bahu membahu mewujudkannya” (ucap bung karno didalam bukunya : Revolusi belum selesai). Karena cukuplah mie aja yang instant, usahamu jangan.

Salah satu kunci sukses umat terbaik ialah spirit FastabiquL Khairat (berlomba lomba dalam membuat kebaikan). Penulis ingin menguatkan spirit ini dengan mengutip salah satu ayat dari Al Qur’an sebagai landasan yang kuat untuk tulisan ini,“ Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba lombalah kamu dalam membuat kebaikan. Dimana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS.AL- Baqarah [2] : 148).

Penulis melihat ada peluang dalam meng-implementasikan spirit “Fastabiqul Khairat” dalam menyikapi tantangan yang sedang dialami bangsa ini, penulis ambil contoh kasus ; Bonus Demografi yang sedang dialami oleh bangsa ini. Seperti yang sudah kita ketahui sendiri Bonus Demografi merupakan suatu kondisi dimana angka jumlah penduduk atau angkatan kerja (usia 15-64 tahun) lebih besar dibandingkan penduduk yang tidak produktif (dibawah 5 tahun dan diatas 64 tahun). Pada rentan waktu tersebut, diperkirakan penduduk usia produktif Indonesia akan mencapai 70 %.

Melihat Fenomena tersebut, Bonus Demografi bisa menjadi peluang atau senjata bagi bangsa ini untuk bisa bersaing dengan negara-negara yang sudah maju, maka dari itu spirit “FastabiquL Khairat” perlu dipahami dan di-implementasikan dikalangan insan muda yang usianya masih dalam kategori produktif. Karena sejarah telah membuktikan bahwa spirit “Fastabiqul Khairat” telah memacu motivasi dalam meraih kemajuan peradaban yang gemilang. Kalau itu sudah dipahami dan diamalkan Insyaallah berkah buat dirinya dan bermanfaat bagi lingkungan disekitarnya.

Jika sebaliknya Bonus Demografi tersebut tidak dimanfaatkan atau tidak dipahami secara menyeluruh maka akan ada potensi besar Bonus Demografi bisa menjadi bencana buat bangsa ini. Oleh karena itu, spirit “Fastabiqul Khairat” ini sangat penting dimiliki setiap insan muda, karena perjalanan hidup ini tidak datar, tetapi mendaki dan terjal. Semangat berkompetensi dalam berbuat kebaikan merupakan energy positif untuk meraih prestasi tinggi untuk kita memiliki spirit tersebut.

Memang diperlukan mental dan ke-konsistenan dalam melakukan segala tindakan-tindakan yang baik menurut hati dan akal kita, jika itu dipenuhi maka segala tindakan yang kita buat berpotensi bermanfaat bagi orang banyak.Ikuti kata hati dan akal untuk melakukan tindakan itu, jangan mengikuti dan menunggu orang lain untuk berbuat, karna kita semua diberikan Allah bakat yang unik dan berbeda. Tapi perlu diketahui keunggulan kita atas orang lain tidak ditentukan oleh kenyataan bahwa kita lebih berkuasa, lebih pandai atau lebih kaya, melainkan ditentukan oleh tingkat manfaat kita atas orang banyak atas tindakan yang kita buat.

Maka dari itu jangan pernah takut gagal melakukan sesuatu yang kita yakini baik bagi kita dan berdampak positif bagi orang banyak. Memang setiap apa yang kita kerjakan memiliki tantangan dan resiko tersendiri tapi itu lebih baik daripada tidak melakukan apapun diusia muda. Seperti pesan dari sastrawan dan filsuf modern yang memiliki andil besar dalam menyumbangkan ilmu pengetahuannya, sehingga masih relevan dalam menjawab tantangan dimasa sekarang, kita sebut saja panggilannya Buya Hamka, beliau menguraikan pesan dalam bukunya Falsafah Hidup, “Jangan takut gagal, karena yang tidak pernah gagal hanyalah orang-orang yang tidak pernah melangkah. Jangan takut salah, karena dengan kesalahan yang pertama kita dapat menambah pengetahuan untuk mencari jalan yang benar pada langkah yang kedua.”

Penulis mencoba menafsirkan pesan hamka tersebut, bahwasanya proses dalam ketekunan menjalankan segala perbuatan secara alamiah mengajarkan kita tentang tigal hal penting dalam perjuangan : tekad yang kuat, strategi yang terarah dan kedekatan kepada Allah. Dan itu semua tidak bisa diperoleh dengan instant dan karbitan, seperti yang penulis sampaikan tadi cukup mie aja yang instant, usaha mu jangan. Karena sejatinya kesuksesan yang diraih dengan jalan pintas tak akan pernah bertahan lama, tidak ada kepuasan dalam dirinya dikarenakan kosongnya perjuangan hakiki yang ditekuni.

Jika kita mau berhasil dalam melakukan segala tindakan yang dibuat, maka kita  harus bersedia menerima resikonya apa yang kita buat. Seperti kata Napoleon, “Kemenangan adalah milik mereka yang tekun”. Kita juga masih ingat kisah Muhammad Al Fatih (sang penakluk Konstatinopel) yang tak pernah lelah dalam belajar segala bidang ilmu pengetahuan dan Khatam akan taktik perang, Kita juga tidak akan melupakan kontribusi Ibnu Sina (Bapak Kedokteran Modern) yang tidak pernah mengeluh dan lelah dalam menemukan pemikiran pemikiran baru dalam bidang kedokteran modern. Kita juga pasti tahu berapa kali Abraham Lincoln (Presiden Amerika Serikat yang ke-16) yang beberapa kali gagal dalam pemilihan hingga akhirnya berhasil memenangkan suara dan menjadi presiden yang termasyhur dikalangan masyarakat Amerika dan dunia.

Dari historis dari tokok-tokoh Penulis melihat ada semangat “Fastabiqul Khairat” dan menunjukkan bagaimana waktu dan ketekunan dalam setiap tindakan mampu membawanya mencapai kesuksesan sejati dan bermanfaat bagi orang banyak. Mereka juga tidak mau berputus asa, mereka juga tidak pernah membiarkan dirinya dikuasai kekecewaan.Tantangan-tantangan yang ada justru memacu mereka untuk berusaha lebih keras.

Seyogyanya kisah tokoh-tokoh tersebut bisa menjadi contoh buat insan muda untuk lebih bersemangat dalam melakukan segala tindakan yang mempunyai potensi yang bermanfaat bagi orang banyak ditambah dengan spirit “Fastabiqul Khairat”. Kalau itu bisa kita implementasikan yakinla usaha usaha yang akan kita kerjakan kedepannya akan sampai.

Terakhir yang ingin penulis sampaikan, jangan pernah takut dalam berlomba lomba membuat kebaikan, kita harus mempunyai tujuan dan focus dalam hidup ini, walaupun keadaan tidak mendukung itu, maka harus kita lawan dengan ambisi yang kita tanamkan dari awal, bukan tidak mungkin kita akan melebih kisah tokoh hebat seperti Bill Gates dan Mark Zuckerberg yang tidak menjadikan masalah dibangku kuliah sebagai alasan untuk tidak berinovasi didunia teknologi. Dan kisah Soekarno, Buya Hamka, Pramoedya Ananta Toer, Bung Hatta yang tidak menjadikan ancaman dan penjara sebagai alasan untuk menyuarakan perlawanan terhadap kesewenang-wenangan sekelompok oknum.

Intinya tidak ada alasan untuk tidak berbuat yang baik dan bermanfaat bagi orang banyak, itu tergantung kita. Apakah di waktu usia muda (produktif) kita masih terkurung di zona nyaman?, atau bangkit dan melawan dengan kurungan zona nyaman tersebut ?. Saya tidak bisa menjawab pertanyaan itu, itu kembali ke diri kita masing-masing. Spirit “Fastabiqul Khairat” merupakan salah satu senjata atau penggerak umat khususnya dikalangan kaum muda untuk bergerak berpikir kreatif, inovatif, konstruktif. Dengan meng-implementasikan itu semua kita bisa selangkah lebih maju dan lebih cepat dalam melakukan aksi-aksi kebaikan, terlepas bagaiman seni atau cara kita melakukan hal-hal yang baik itu, yang penting kita harus punya rasa kemanusiaan yang adil dan beradab,persatuan dan kesatuan bangsa dan keadilan social bagi semua.

Sebagai Insan muda Penulis belum bisa memberikan materi untuk bangsa ini, tapi Penulis berterima kasih kepada Allah SWT yang sudah memberikan akal untuk menuangkan gagasan kedalam bentuk tulisan ini. Kalaupun ada teman teman merasa ada yang kurang atau ada yang mau ditambah didalam tulisan ini, bisa penulis atur waktunya untuk berjumpa sekaligus ber-silaturaHMI di warung kopi. Semoga tulisan sederhana ini bisa bermanfaat buat para pembacan dan bisa diterapkan dikehidupan kita sehari-hari.

Diakhir tulisan saya memohon maaf kalau ada bentuk penulisan yang salah, dikarenakan penulis lagi belajar dan terus belajar untuk menjaga jarak dan ketidaktahuan, kepada Allah saya mohon ampun.

Penulis : Rizki Adha Simatupang (Penggiat Literasi di Kabupaten Labuhan Batu Utara)

- Advertisement -

Berita Terkini