Gunung Sinabung Erupsi, Mari Terapkan Adaptasi Kebiasaan Baru Dalam Penanggulangan Bencana

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Bencana alam dan krisis kesehatan dapat terjadi kapan saja di tengah masa pandemi Covid-19, sedangkan belum ada ahli yang bisa menentukan kapan waktu pandemi Covid-19 ini akan berakhir. Kesiapsiagaan masyarakat khususnya dalam mencegah dan menanggulangi penyakit Covid-19 harus menjadi perhatian bersama. Hal ini juga dianggap penting mengingat kerawanan dan tingginya resiko ancaman bencana alam Indonesia.

Seperti halnya baru-baru ini terjadi erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, pada Sabtu (8/8) dini hari sekitar pukul 01.58 WIB. Erupsi dengan tinggi kolom abu terpantau kurang lebih 2.000 meter di atas puncak atau kurang lebih 4.460 meter di atas permukaan laut. Pos Pengamatan Gunung Api Sinabung Badan Geologi dan PVMBG menyebutkan erupsi kali ini merupakan yang pertama di masa pandemi Covid-19 sejak 9 Juni 2019 dengan melontarkan abu vulkanik kurang lebih 7.000 meter di atas puncak atau kurang lebih 9.460 meter di atas permukaan laut.

Ditengah pandemi Covid ini masyarakat diharapkan tidak panik dan tetap tenang pada erupsi ini. Erupsi merupakan peristiwa yang terjadi saat adanya pergerakan magma dari dalam perut bumi yang baru saja keluar ke permukaan bumi.

Saat ini Gunung Sinabung berada pada Status Level III (Siaga) dengan rekomendasi masyarakat dan pengunjung/wisatawan agar tidak melakukan aktivitas di desa-desa yang sudah direlokasi. Pemerintah sekarang sudah menetapkan adaptasi kebiasaan baru (New Normal), yang artinya perubahan cara beraktivitas dan perilaku, baik oleh individu maupun komunitas sebagai strategi guna mencegah terjadinya penularan Covid-19 dengan tetap menjalankan aktivitas normal dan ditambah upaya-upaya untuk pencegahan Covid-19.

Selalu waspada, disiplin menjalankan protokol kesehatan dan menjaga daya tahan tubuh, karena abu gunung api dapat membuat kita menjadi semakin rentan terhadap Covid-19. Pada saat letusan gunung api, partikel abu sangat halus sehingga dapat masuk ke paru-paru ketika kita bernafas. Apabila paparan terhadap abu cukup tinggi, maka orang yang sehat pun akan mengalami kesulitan bernafas disertai batuk dan iritasi. Kondisi gangguan pernafasan ini yang menyebabkan penderitanya lebih rentan bila terkena Covid-19.

Yang Perlu Kita Lakukan Adalah..
Pada saat erupsi gunung api pada masa Covid-19 ini ada hal-hal yang harus diperhatikan adalah pada saat sebelum erupsi Pertama, pahami arti status gunung api. Kedua, kenali lingkungan daerah tempat tinggal. Ketiga, ketahui titik kumpul, rambu-rambu, jalur evakuasi TES (Tempat Evakuasi Sementara) dan TEA (Tempat Evakuasi Akhir) yang sudah ditentukan. Keempat, menyiapkan scenario evakuasi lain jika dampak letusan meluas diluar prediksi ahli. Kelima, menyiapkan tas siaga bencana yang ditambahkan dengan kacamata pelindung untuk mengatasi debu vulkanik. Keenam, perhatikan arahan dari PVMBG dan perkembangan aktivitas gunung api memalui radio, televise, media sosial, dll.

Saat erupsi gunung api yang harus diwaspadai pertama, awan panas yang merupakan aliran material vulkanik panas yang terdiri atas batuan berat, ringan (berongga) lava mask dan butiran klastik yang pergerakkannya dipengaruhi gravitasi dan cenderung mengalir melalui lembah. Kedua, gas beracun yang merupakan gas vulkanik yang dapat mematikan seketika apabila terhirup dalam tubuh. Ketiga, lontaran material (pijar) terjadi ketika letusan magmatic berlangsung. Keempat, hujan abu yang bergerak sesuai arah angin. Kelima, lahar letusan terjadi pada saat gunung berapi yang mempunyai danau kawah meletus.

Cara menyelamatkan diri dari ancaman bahaya gunung api saat berada di sekitar lokasi pada masa Covid-19.

Yang harus kita lakukan dalam menyelamatkan diri dari ancaman bahaya gunung api saat berada disekitar lokasi pada masa Covid-19 ini adalah ketika ada tanda peringatan dini untuk evakuasi, segera pergi ke titik kumpul. Kemudiaan jauhi daerah-daerah berbahaya gunung api seperti puncak dan kawah gunung, lereng gunung, lembah dan sungai serta daerah lainnya yang rawan. Selanjutnya jangan lupa kenakan pakaian yang dapat melindungi tubuh (baju lengan panjang, celana panjang dan topi) dan juga memakai masker dan kacamata pelindung serta srung tangan. Dan pakai juga masker atau kain/sapu tangan dilembabkan dengan air untuk melindungi dari bahaya gas beracun. Selalu waspada karena sewaaktu-waktu terjadi letusan susulan.

Masa pandemic covid-19 ini walaupun terjadi bencana seperti erupsi gunung api maka selalu perhatikan protocol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak dan cuci tangan pakai sabun. Dan bila anda/keluarga sedang menjalani isolasi mandiri, maka pastikan untuk menempati lokasi khusus bagi pengungsi yang menjalani isolasi mandiri. Jangan lupa tutup sumber air/sumur dan tempat penampungan air agar tidak terkena abu vulkanik. Selalu memperhatikan arahan dari pihak berwenang selama berada di pengungsian. Dan yang terakhir yang perlu kita lakukan adalah sebelum keadaan dinyatakan aman, jangan sekalipun kembali ke rumah.

Setelah Erupsi Gunung Api pada Masa Covid-19

Setelah erupsi maka yang perlu kita lakukan adalah jauhi wilayah yang terkena hujan abu vulkanik dan daerah rawan bencana lainnya seperti aliran sungai yang berpotensi terlanda bahaya lahar pada musim hujan. Selanjunya jangan lupa periksa kondisi anda dan keluarga, jika ada yang terluka pastikan untuk mendapatkan pertolongan dari tenaga kesehatan. Ketika dikatakan aman maka anda dan keluarga boleh kembali kerumah. Dan jangan lupa selalu terapkan protocol kesehatan di tempat pengungsian dengan memakai masker, menjaga jarak aman dan mencuci tangan di air mengalir/hand sanitizer. Dan ketika sudah dirumah jangan lupa bersihkan atap dari timbunan debu vulkanik dengan menyemprotkan air, karena beratnya bisa merobohkan rumah atau bangunan.

Penulis : Sarah Fadhila Siregar
Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat, Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Peminatan Administrasi Kebijakan Kesehatan UIN Sumatera Utara, Peserta KKN-DR 27

- Advertisement -

Berita Terkini