Bapak Gubernur Edy Rahmayadi, Visi Sumut Bermartabat Diduga Menjadi Martabak

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Visi – Misi Pasangan Eramas Pada Pilgubsu 2018 menjadikan Sumut yang bermartabat hanya menjadi isapan jempol karena masih berkutat pada masalah Internal OPD dan komunikasi politik yang lemah dengan eksternal pemerintahan.

Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Semesta Rakyat Indonesia (DPP-GSRI), Ismail Marzuki mengungkapkan, banyaknya Pelaksana Tugas di OPD Pemprov Sumatera Utara menunjukkan lemahnya pemerintahan di bawah Gubernur Edy Rahmayadi karena tidak bisa membuat kebijakan-kebijakan yang strategis dan fungsi Baperjakat yang mandul, dibuktikan dengan dilantiknya Antony Sinaga lewat rekomendasi KASN serta Sekda tidak mengakui satu surat lagi dari KASN Nomor Berdasarkan Surat KASN No. B-3504 / KASN / 10/2019 tanggal 21 Oktober 2019, bersifat segera perihal Rekomendasi atas pengaduan Dugaan Pelanggaran terkait pemberhentian dari jabatan ASN di Lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara kepada Gubernur Sumut oleh Wakil Ketua KASN Tasdik Kinanto.

“Belum lagi permasalahan-permasalahan lain seperti alih fungsi kawasan hutan, lahan mangrove menjadi Sawit di Pesisir Pantai Langkat, tempat wisata di sepanjang pesisir Serdang Bedagai, yang dibiarkan tanpa ada penegakan hukum,” sambungnya, Kamis (17/7/2020) di Medan.

Lanjut Ismail, sehingga menyusah para nelayan dan masyarakat pesisir dalam mencari nafkah di tengah giatnya pemerintah pusat dalam ketahanan pangan menghadapi pandemi Covid-19.

“Saya melihat inilah efek penyakit stunting dikirim ambulance yang disampaikan oleh pak Edy Rahmayadi sewaktu debat kandidat Pilgubsu 2018, yang tidak nyambung antara program kerja dengan implementasi di lapangan yang miskin inovasi sehingga visi bermartabat diduga menjadi martabak,” ujar Ismail Marzuki, Pemuda Melayu dari Langkat. Berita Medan, red

- Advertisement -

Berita Terkini