Webinar Perdossi Medan Bersama PDUI Sumut: Tindakan Neurologi Intervensi Bisa Familiar di Medan

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Syaraf Indonesia (Perdossi) Cabang Medan dr. Muhammad Yusuf, Sp.S, FINS menjadi narasumber dalam Bincang-bincang Neurologi melalui media Webinar pada Sabtu (13/07/2020) kemarin.

Topik yang membahas Neurologi Intervensi disajikan dengan gaya menghibur dan mengedukasi ala Medan ini diikuti para dokter umum dan spesialis lainnya.

Kegiatan ini merupakan hasil tindaklanjut dari MoU kerjasama antara Perhimpunan Dokter Spesialis Syaraf Indonesia (Perdossi) Cabang Medan bersama dengan Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) cabang Sumut pada Jumat (10/07/2020) yang lalu dalam rangka meningkatkan kapasitas SDM di tengah wabah Covid-19.

Adapun host, yakni dr. H Rudi Rahmadsyah Sambas (Ketua PDUI Sumut), dr. Budi S Lizar, MKM (Plt Ketua PDUI Medan) dan dr. Cut Elmi MKes.

Dalam kegiatan tersebut, dr. Muhammad Yusuf, Sp.S, FINS menjelaskan tentang Neurologi Intervensi. Beliau memaparkan tentang kemajuan teknologi kedokteran dan perkembangan ilmu penyakit saraf (neurologi) kini kondisi di dalam pembuluh darah otak yang sudah dapat dievaluasi secara langsung menggunakan Digital Subtraction Angiography (DSA).

Kemudian tindakan trombolisis, trombektomi dan lainnya. Tindakan ini, katanya, bisa dilakukan di Medan.

“Pemeriksaan dengan DSA dilakukan untuk melihat pembuluh darah otak, apakah di pembuluh darah itu ada kelainan atau tidak. Nanti dengan alat akan terekam pembuluh darah di otak tersebut,” katanya.

Dia juga menyarankan, kalau ada kasus Stroke di Puskesmas maka sebaiknya dirujuk ke RS yang ada neurologi. Sebab, sarana pelayanan di Puksemsmas masih minimal. “Utamanya dikirim ke tempat yang ada tindakan untuk trombolisis sesegera mungkin,” imbuhnya.

Dia juga menjelaskan, faktor resiko yang paling besar terjadinya stroke adalah hipertensi. “Faktor resiko yang paling besar terjadinya stroke itu adalah hipertensi, sekitar 70 persen. Kemudian dengan riwayat penyakit jantung dan diabetes, 7 kali lipat resikonya dibanding orang yang tidak diabetes, hiperkolesterolmia dan merokok,” ungkapnya lagi.

Dia juga berharap, pemeriksaan DSA, tindakan trombolisis, trombektomi dan lainnya yang berkaitan dengan neurologi intervensi bisa familiar di Medan. “Diharapkan tindakan intervensi bisa familiar dilakukan di Medan, misalnya DSA bisa setiap hari dilakukan, tindakan trombolisis dan trombektomi terhadap pasien stroke setiap hari dilakukan,” tambahnya sembari berharap dokter umum terus belajar.

Sementara itu, Ketua PDUI Sumut dr. Rudi R. Sambas mengucapkan terimakasih kepada Ketua Perdossi Medan yang telah berbagi ilmu dengan para dokter umum di Medan. “Kami berharap dari rekan-rekan dokter umum, terus mendapatkan bimbingan dari perhimpunan dokter spesialis karena kami butuh bimbingan arahan dari senior untuk meningkatkan SDM,” tambahnya. Berita Medan, red

- Advertisement -

Berita Terkini