Sebut Papua Penyempurna Indonesia, PGK Sumut: yang Kaitkan dengan Floyd itu Sesat

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK) Sumut ikut mengomentari permasalahan George Floyd di Amerika. Menurut PGK, permasalahan ini tidak ada kaitannya dengan Indonesia.

“Tak ada rumusannya jika persoalan Floyd di Amerika dengan di Indonesia. Jadi tidak perlu dicocok-cocokkan. Kasus Floyd itu murni kesalahan oknum petugas yang melanggar SOP,” ujar Ketua PGK Sumut Hendra Hidayat, Jumat (12/6/2020).

Hendra pun menyebut Papua sebagai penyempurna Indonesia. Hendra menilai Papua secara utuh menjadi bahagian dari Indonesia setelah merdeka dari Belanda.

“Papua itu penyempurna Indonesia. Papua sudah utuh menjadi Indonesia sejak dulu Belanda memutuskan angkat kaki dari sana di era pemerintahan Presiden Soekarno pada 31 Desember 1962,” kata Hendra.

Hendra menduga ada yang sengaja coba mengkaitkan persoalan Floyd dengan kejadian di Papua. Menurutnya, hal ini diakibatkan adanya kelompok-kelompok yang menginginkan Papua terpisah dari Indonesia.

“Persoalan Floyd ini kami lihat coba dikaitkan dengan kejadian-kejadian di Papua. Kami duga ini untuk mempropaganda, apalagi jika diingat adanya kelompok yang menginginkan Papua memisahkan diri dari Indonesia. Yang coba mengkaitkan ini sesat,” tuturnya.

Hendra kemudian menjabarkan peranan Papua di Indonesia. Dia menilai peran warga Papua untuk Indonesia setiap tahun semakin meningkat.

“Kita lihat semakin kesini semakin banyak tokoh dari Papua yang memberikan kontribusi untuk Indonesia. Termasuk orang-orang dari Papua yang diberikan menduduki posisi strategis di Indonesia era pak Jokowi ini,” jelasnya.

Hendra menyebut pembangunan di Papua juga terus dilakukan oleh pemerintah. Hal ini menurut Hendra sebagai bukti adilnya pemerintah melakukan pembangunan di Indonesia.

“Kalau kita lihat pembangunan di Papua juga luar biasa, khususnya infrastruktur. Ini kan gambaran tidak ada pembedaan wilayah wilayah di Indonesia yang akan dibangun. Jadi pembedaan itu tidak benar, apalagi persoalan rasial,” ucap Hendra. Berita Medan, red

- Advertisement -

Berita Terkini