Gerai KFC Ditutup, Beban Pemerintah Semakin Besar

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Ditutupnya sejumlah gerai KFC di tanah air menjadi kabar buruk saat ini. Dikarenakan selama pandemic seperti sekarang ini, kita tengah berupaya agar ekonomi tetap berjalan dan penyerapan tenaga kerja tetap terjadi. Namun yang datang justru sebaliknya, banyak karyawan yang harus di rumahkan tanpa mendapatkan 100% hak yang seharusnya mereka dapatkan saat kondisi normal.

“Penutupan gerai yang dinilai imbas dari banyaknya pusat perbelanjaan yang tutup menjadi salah satu pemicunya. Multiplier efek lainnya dari penutupan ini akan memicu terjadinya pelemahan daya beli, penambahan jumlah pengangguran, yang nanti berujung kepada beban bagi pemerintah untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat,” ujar Analis Pasar Keuangan, Gunawan Benjamin di Medan, Jumat (23/5/2020).

Benjamin menjelaskan, padahal berdasarkan hasil pantauan saya belakangan ini, pusat perbelanjaan dalam 1 minggu terakhir ini justru mengalami lonjakan pengunjung. Peningkatannya sangat signifikan. Bahkan masyarakat terlihat bebas, di lapangan seperti tidak terjadi apa-apa (wabah covid-19). Masyarakat dengan antusias melakukan belanja di pusat perbelanjaan.

“Tetapi itu hanya tangkapan dari apa yang saya lihat. Belum lebih mendalam menganalisis apakah kunjungan ini juga mendongkrak omset penjualan setiap toko yang ada di dalamnya. Karena menurut hemat saya, sekalipun ada kunjungan yang banyak di sejumlah pusat perbelanjaan. Akan tetapi, saya menilai masyarakat masih selektif dan cenderung membelanjakan uangnya untuk memenuhi kebutuhan sandang maupun kebutuhan bahan pokok,” paparnya.

Benjamin menduga belanja masyarakat untuk wisata kuliner berkurang disini. Jadi langkah yang diambil KFC saya pikir juga dilakukan oleh banyak usaha kuliner lainnya. Kesan yang muncul memang berbeda dengan apa yang terlihat. Dan kebijakan yang diambil pemerintah terkesan setengah setengah.

“Pemerintah masih belum sepenuhnya decesif dalam menentukan apakah akan membuka seluas-luasnya aktifitas ekonomi masyarakat atau memberlakukan PSBB di sejumlah wilayah. Ini memang bukan pilihan gampang. Tetapi perkembangan di lapangan belakangan ini memperlihatkan kalau pemerintah juga gamang dalam menetapkan arah kebijakannya. Memilih ekonomi atau terus berperang melawan pandemic,” jelasnya. Berita Medan, red

- Advertisement -

Berita Terkini