Pemko Medan, Harus Antisipai Kemungkinan Lonjakan Harga Saat Idul Fitri

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Sejumlah harga kebutuhan pokok masyarakat sejauh ini memang mengalami penurunan rata-rata harga barang. Yang  bertahan mahal masih bawang merah yang dijual dikisaran 50 ribu per Kg ke atas. Itupun dikarenakan minimnya stok bawang merah dari wilayah luar sumatera utara khususnya bawang merah dari pulau jawa dan sekitarnya.

“Selebihnya harga bertahan murah dengan potensi mengalami penurunan. Katakanlah, gula pasir yang sempat menyentuh level 21 ribu per Kg. Saat ini sudah turun dikisaran 15 hingga 16 ribu per Kg. Sementara, sejumlah harga kebutuhan pokok lainnya yang masih bertahan mahal adalah minyak goreng yang masih bertahan dikisaran angka 11 ribu hingga 13 ribu per kg nya,” ujar Analis Pasar Keuangan Gunawan Benjamin di Medan, Jumat (8/5/2020).

Lanjutnya, selebihnya harga bahan kebutuhan pokok bertahan murah. Dipicu oleh stok yang mencukupi dan diperburuk dengan daya beli masyarakat turun akibat penyebaran virus corona. Jadi semuanya bergerak dengan angka yang cenderung tertekan. Sangat potensial merugikan petani, nelayan maupun peternak, dan juga menjadi kabar baik bagi konsumen.

“Namun, pemerintah jangan berpaku tangan. Meskipun ditengah pandemic seperti yang terjadi sekarang. Bukan berarti harga kebutuhan pokok masyarakat tidak akan mengalami kenaikan. Kita justru harus was-was dengan potensi kenaikan harga akibat larangan mudik yang diberlakukan.” sambung Benjamin.

Benjamin mengungkapkan, akan ada masyarakat yang tidak akan kemana-mana. Dan sudah barang pasti kebutuhannya juga harus terpenuhi. Jangan sampai justru pedagangnya hilang dipasar, karena memilih untuk tidak berdagang karena idul fitri. Ini bisa jadi masalah dan memicu kenaikan harga. Pengalaman selalu berbicara bahwa harga kerap naik saat idul fitri. Meskipun hanya berlangsung sesaat.

“Mulai dari h-1 lebaran hingga paling lama h+7. Tetapi kali ini jangan coba-coba berasumsi sama. Karena baik pedagang dan konsumen ini kita tidak tahu berapa yang akan stay (tetap tinggal) di kota medan. Jadi baiknya pemerintah daerah khususnya kota medan memiliki opsi untuk tetap mampu menyediakan kebutuhan dasar masyarakat. Kalau bisa toko tani itu tetap hidup selama idul fitri,” ujarnya.

Menurutnya, jadi harga kebutuhan pokok maupun ketersediaan pangan benar-benar tersedia di pasar. Sehingga masyarakat yang tidak mudik tetap bisa mendapatkan sejumlah kebutuhan dasarnya. “Dan kita harapkan pedagang juga demikian. Momen lebaran ini sebaiknya dijadikan momen untuk mencari keuntungan. Larangan mudik sebaiknya juga diikuti oleh pedagang agar mampu menjaga keseimbangan barang di pasar tradisional,” harap Benjamin. Berita Medan, Fahmi

- Advertisement -

Berita Terkini