Data Pertumbuhan Ekonomi Sangat Jelek, Tapi Pasar Keuangan Masih Pede

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Rilis pertumbuhan ekonomi nasional telah dikeluarkan, dimana Indonesia di kuartal pertama masih mampu tumbuh 2.97% secara year on year. Hal ini mengindikasikan kemungkinan terpuruknya pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua tahun ini yang bisa saja membukukan pertumbuhan ekonomi negatif.

“Kondisi pasar keuangan domestik pada hari ini masih mengandalkan sentimen eksternal dimana terjadi peningkatan kinerja indeks saham diluar seiring dengan kembali dibukanya aktifitas ekonomi masyarakat yang sebelumnya terkena lockdown. Artinya memang sentimen dari perubahan kebijakan terkait penanganan covid-19 jauh lebih mempengaruhi dibandingkan dengan rilis data ekonomi,” ujar Analis Pasar Keuangan, Gunawan Benjamin di Medan, Selasa (5/5/2020) sore.

Benjamin mengatakan, jelas terlihat bahwa perekonomian nasional mengalami kontraksi namun pelaku pasar di pasar keuangan masih bersikap optimis. Ini tidak lebih dikarenakan Indonesia masih lebih beruntung dibandingkan dengan banyak negara besar lainnya yang tergabung dalam G20.

“Laju pertumbuhan ekonomi yang melambat di Indonesia dinilai lebih baik dibandingkan dengan negara lain yang justru pertumbuhan ekonominya minus. Hal ini sebagai gambaran bagaimana pelaku pasar masih nyaman dengan pasar keuangan domestic sekalipun ancaman pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua tengah mengintai,” beber Benjamin.

Pada hari ini, terang dia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik 0.53% di level 4.630,13. Sementara itu mata uang rupiah ditutup menguat 15.080 per US Dolar. Berita Medan, Fahmi

- Advertisement -

Berita Terkini