Dunia Terancam Resesi, Harga Emas Justru Meroket

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Harga emas dunia saat ini diperdagangkan dikisaran level $1.714 per ons troy. Harga emas dunia mengalami kenaikan seiring kekuatiran akan adanya kemungkinan resesi ditambah dengan langkah sejumlah Bank Sentral khususnya AS yang akan menggelontorkan stimulus. Disaat prospek ekonomi kian suram, emas berpeluang menjadi instrumen yang dipergunakan untuk sebagai alat lindung nilai.

Hal demikian dikatakan Analis Pasar Keuangan, Gunawan Benjamin di Medan, Rabu (15/4/2020).

“Dalam satu hari perdagangan harga emas dunia sempat meroket hingga menyentuh level $1.731 per ons troynya. Namun kondisi tersebut tidak bertahan lama, diduga aksi profit taking mewarbai pergerakan harga emas, setelah IMF memberikan pemaparan terkait kemungkinan proyeksi ekonomi global yang memburuk,” imbuh dia.

Tidak tanggung-tanggung, ungkap Benjamin, IMF yang diawal tahun sempat memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global sebesar 3.3%, saat ini justru merubah ekspektasinya menjadi turun 3%. Jika skenario tersebut terjadi, maka akan ada banyak negara yang membutuhkan talangan dana dari IMF sebagai jalan keluar. Dan jika dana tersebut mengalir, maka pasar keuangan dunia akan dibanjiri oleh US Dolar.

“Dan disaat itu, karena US Dolar memiliki peredaran yang besar, maka akan membuat US Dolar menjadi kurang menarik. Dan safe haven saat ini masih di pegang oleh emas dan US Dolar. Jika salah satunya mengalami penurunan, maka potensi yang lain akan mengalami kenaikan. Begitu hukum ekonominya sejauh ini,” terangnya.

Jika dikonversi ke Rupiah, pada dasarnya harga emas dunia ini tidak jauh  berbeda dari harga sepekan sebelumnya. Harga emas saat ini berada dikisaran 865 ribu per gram, Justru lebih kecil dibandingkan harga emas dalam rupiah di pekan lalu yang sempat di level 880 ribu per gram. Penguatan Rupiah saat ini menjadi pemicu menurunnya harga emas murni lokal. Rupiah yang sempat di 16 ribuan, saat ini dikisaran 15.600 an per US Dolar.

“Tetapi apakah masyarakat berani membeli emas saat ini?. Saya yakin masyarakat akan berpikir banyak sebelum memutuskannya. Perkembangan Covid-19 sejauh ini dinilai mulai mereda, sehingga berpeluang menekan harga emas. Disisi lain, IMF justru memiliki skenario terburuk kalau dunia akan seperti depresi besar 1930,” ungkapnya.

Akan tetapi, Benjamin menilai emas masih berpeluang menguat didalam kesempatan tertentu. Selama ketidakpastian masih menghantui pasar, atau kondisi sekarang justru kian  memburuk nantinya. Kebimbangan pasti tengah menyelimuti investor emas. “Ditengah hampir tidak ada instrumen investasi yang bisa memberikan keuntungan signifikan. Mulai dari bunga deposito yang terus mengecil, hingga kinerja reksadana maupun saham yang justru memberikan imbal hasil negative,” ujarnya. Berita Medan, Fahmi

- Advertisement -

Berita Terkini