Masjid Raya Stabat, Tausiyah M Yahya Waloni Dipadati Jamaah

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Langkat – Peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW yang di laksanakan oleh Panitia Hari Besar Islam Badan Kemakmuran Masjid Raya Stabat pada Rabu (27/11/2019) di Stabat.

Antusias masyarakat cukup ramai mendatangi Masjid Raya Stabat sebelum Al Ustad DR. Muhammad Yahya Waloni hadir di atas Pentas yang telah disiapkan Panitia sekira pukul 13.30 WIB.

Saat turun Al Ustad Muhammad Yahya Waloni langsung di sambut oleh ketua BKM Masjid Raya Stabat Tengku Muhammad Benyamin, Kejuruan Stabat Tengku Chandra beserta Panitia Pelaksana Peringatan Nabi Besar Muhammad SAW.

“Melalui momentum Maulid Nabi Besar Muhammad SAW mari kita tingkatkan akidah ukwuwah Islamiyah ditengah-tengah masyarakat Langkat pada khususnya,” ujar Tengku Muhammad Benyamin selaku ketua BKM Masjid Raya Stabat.

“Tak lupa pula ucapan terima kasih saya ucapkan kepada seluruh pihak yang mendukung terselenggaranya kegiatan ini sehingga dapat terselenggara sesuai harapan, lancar, tertib dan aman,” harap Tengku Aben.

Dalam ceramahnya, Al Ustad M Yahya Waloni membuka dengan mengingatkan tentang pesan kematian dan tentang gonjang ganjingnya kondisi bangsa hari ini serta menghimbau kepada umat Islam agar jangan mau di adu domba. “Tidak ada perang agama, yang ada hanya perang politik kekuasaan. Nasrani dan Islam dijadikan kuda tunggangan,” ucap Al Ustad M Yahya Waloni kepada para jama’ah yang hadir.

Masjid Raya Stabat, Tausiyah M Yahya Waloni Dipadati Jamaah
Seluruh Jamaah berdiri saat pembacaan barzanji

“Hancurkan Islam dengan orang Islam, orang Islam yang mana, orang Islam abangan, orang Islam yang tak mau belajar Islam, orang Islam KTP. selalu ribut karena tidak ada pemahaman. Dan ini orang Islam yang munafik, gila pangkat, gila jabatan, gila harta,” tegasnya.

“Umat Islam umat yang paling toleran, orang kafir jika dikalangan mayoritas Muslim aman dan dihormati, sedangkan orang Muslim yang minoritas dikalangan orang non Muslim, dipaksa keluar dari Islam seperti Muslim di Uighur dipaksa masuk Komunis,” lanjutnya menjelaskan.

Acara peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW ditutup dengan do’a. Belia berharap agar Langkat, Sumatera Utara dan bangsa Indonesia menjadi negeri yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. Berita Langkat, Gus

- Advertisement -

Berita Terkini